Rabu, 29 Mei 2013

PAMIT...

Dear all, ini adalah posting terakhir saya di blog ini..  

Karena alasan yang ngga bisa saya ungkapkan di sini, blog ini sdh ngga bs saya kelola lagi.. :(

Tapi semua posting yg pernah saya buat, akan tetap ada di sini. 

Ada bbrp topik yang saya pikir lumayan bagus utk pembelajaran bagi investor pemula :  



1. http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2013/05/9-thn-perjalanan-saya-mengenal.html

2. http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2013/04/menganalisa-saham-berdasarkan-laporan.html

3. http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2013/03/asii-q42012.html

4. http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2012/11/contoh-hitungan-metode-valuasi-di-blog.html


Di sini, untuk terakhir kali saya akan tulis beberapa hal yang saya pikir penting juga untuk diketahui investor pemula :


1. Ilmu investasi saham itu seperti menyetir mobil. Keahlian kita berinvestasi akan semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya jam terbang. Jadi, semua harus dengan proses. Ngga bisa buru-buru pengen jadi ahli, nanti malah jadi nabrak-nabrak ngga karuan..

2. Jangan takut untuk mengalami kerugian krn harus menjual saham-saham yang sudah memburuk fundamentalnya. Karena investasi saham ini memang mengandung resiko, dan resiko rugi adalah resiko yang harus dihadapi oleh semua investor saham. Tapi sejalan dengan ilmu yang semakin bertambah, lama-lama kita akan semakin mampu untuk mengelola resiko ini. 

3. Tidak ada metode valuasi saham yang terbaik. Semua valuasi ada resiko salahnya. At the end, market is always right. Belajar berbagai macam ilmu valuasi itu bagus, tapi pada akhirnya pilih saja 1 metode yang paling cocok dengan kita. Kuasai metode itu, sehingga pada akhirnya kita bisa mengerti di mana kelemahan dr metode valuasi yang kita gunakan, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan dr metode tsb.

4. Jangan pernah takut untuk valuasi sendiri. Believe me, even seorang analis dr sekuritas asing yang sangat ternama, bisa jg salah dalam valuasi. Saya adalah salah seorang korban dr analis terkenal di sekuritas asing, yang waktu thn 2008 bilang kalo harga wajar BUMI di Rp 10.000. Saya beli di Rp 8300, dan akhirnya BUMI meluncur sampai ke Rp 385...
So, lebih baik analisa sendiri, percaya dengan kemampuan diri sendiri, krn analis pun juga bisa salah...

5. Jangan gunakan PER rendah untuk membeli saham yang labanya sedang turun banyak atau malah merugi. Ini berbahaya, krn kita ngga pernah bs tau sampai sejauh mana kerugian akan berlanjut...

6. Kalo saya sering tulis bbrp kriteria saham yang layak invest, itu adalah kriteria IDEAL. Dan sesuatu yang ideal itu susah didapatkan in the real world. Bila ada saham dgn fundamental bagus, manajemen bagus, rajin bagi deviden, biasanya saham-saham ini sdh dijual dengan PER yang tinggi. Saya pribadi suka meng-ignore DER dan ROE (selama angkanya ngga jelek banget), karena saya lebih fokus ke GROWTH tinggi dan PER murah.


Ok, itu saja tulisan terakhir dr saya di blog ini.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila ada tulisan saya yang ngga berkenan di hati pembaca, atau juga untuk email2 yang belum sempat saya jawab.. Mohon maaf sekali.. :(

Semoga semua yang membaca blog ini bisa mendapatkan manfaat dr apa yang saya tulis. Semoga bs mengembangkan kekayaan dr berinvestasi di saham-saham bagus di BEI.

Mohon maaf juga apabila saya ngga bs memberikan jawaban lagi thd comment2 yang mungkin nanti akan ada di sini... :(


Kind regards,
- V3 -



Rabu, 22 Mei 2013

WINS, LK Q1/2013

Untuk WINS, ini saya liat krn kemarin ada yang menanyakan tentang saham ini.


Lihat sekilas, sepertinya menarik.. :)

Q1/2013 WINS :

sales growth = 44,91%

equity growth = 5,38%

operating profit growth = 16,6%

EPS growth = 17,24%

ROE = 15,85%

DER = 0,87x

EPS = $ 7,411,875 : 3.609.823.948 lembar saham = $ 0,00205

asumsi $1 = Rp 9600 ---> EPS = 0,00205 x Rp 9600 = Rp 19,7

note : untuk EPS, saya hitung sendiri, krn EPS dari LK sepertinya salah (terlalu besar)

Harga sekarang = Rp 510 ---> PER = 6,47x

valuasi (asumsi yield SUN = 9%) = Rp 935 ---> MOS = 45%

Disclaimer is ON.. 

Bukan rekomendasi BUY.

Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang tanggung sendiri.. :)


Regards,
- V3 -



Selasa, 21 Mei 2013

DKFT, LK Q1/2013

Sekilas LK Q1/2013 DKFT :


sales growth = 65,97%

operating profit growth = 24,55%

EPS growth = 28,57%

EPS skrg = Rp 18

ROE = 33,5%

DER = 0,38x

Valuasi ---> saya langsung pakai asumsi yield SUN = 9% 

valuasi = Rp 996

harga skrg = Rp 560 , PER = 7,77x ---> MOS = 43,78% ---> sepertinya masih menarik untuk invest.. :)

Disclaimer is ON. Bukan ajakan untuk BUY. 
Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang tanggung sendiri.. :)


- bukan saham syariah -

update : per 24 mei 2013, DKFT sudah masuk saham syariah.. :)




Regards,
- V3 -




Jumat, 17 Mei 2013

BBM naik, inflasi naik, valuasi saham akan berubah menjadi lebih KECIL...

Berita BBM mau naik semakin santer di mana-mana (walaupun SBY sepertinya masih maju mundur juga, seperti dulu-dulu)..

Tapi sepertinya, peluang untuk naik jauh lebih besar daripada peluang untuk harganya tetap (tidak dinaikkan).

Ngga perlu jadi ekonom pinter, kita juga tau, kalo BBM naik, harga apa pun pasti naik. Dan kalo harga-harga naik, maka terjadi INFLASI. Sekarang harga BBM belum naik aja, harga2 barang udah pada mulai naik.. :(
Apalagi nanti kalo BBM betul2 naik harganya.. :(


Saya tulis 2 link yang memuat omongan gubernur BI dan wamenkeu tentang asumsi inflasi bila BBM naik.


http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/15/2/153786/Gubernur-BI-Harga-BBM-Naik-Inflasi-Bisa-Capai-78-Persen

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/14/2/153535/Wamenkeu-Asumsi-Inflasi-72-75-

Dari 2 link di atas, kita ambil batas atas inflasi 7,8%, seperti yang dikatakan oleh gubernur BI.

Inflasi sekarang ini di Indonesia berdasarkan http://www.bi.go.id/web/id/ adalah 5,57%. BI rate 5,75%.

Selama ini, valuasi di blog ini adalah berdasarkan BI rate yang 5,75% ini.

Apabila inflasi naik, BI rate jg biasanya akan naik. 
Kalo BI rate naik, otomatis yield SUN jg akan naik. 
Kalo yield SUN naik, maka valuasi harga wajar saham akan berubah..


Sekarang , BI rate = 5,75% --> yield SUN = 5,75% + 1% = 6,75%. PER SUN = 1 : 6,75% = 14,81x


Bila inflasi menjadi 7,8% ---> kita asumsikan BI rate menjadi 8% ---> yield SUN = 8% + 1% = 9%. PER SUN = 1 : 9% = 11,11x


PER SUN menjadi lebih rendah bila BI rate naik.

Bila PER SUN mengecil, maka harga wajar saham juga akan mengecil.

Jadi hati-hati , karena potensi penurunan harga saham bisa jadi sudah di depan mata..

Tentu saja selama BBM masih belum naik, semua masih akan seperti ini...

Tapi, saya sendiri sudah prepare for the worst. Saya lebih baik siapin cash dari skrg, untuk jaga-jaga...

Makanya saya ngga nulis lagi tentang saham yang recommend buy. Hanya 2 : kija dan ctrp. Itu pun krn saya pikir masih ada MOS yg agak lumayan dan juga ditopang oleh growth mereka yang sangat bagus, sehingga relatif aman bila masuk di harga sekarang.. Disclaimer..., krn tetep aja ngeri kasih rekomen buy di masa begini.

Saya ngga mau nulis beli ini beli itu, terus nanti cuma nyemplungin orang2 ke jurang.. :)

Sekarang waktunya saya untuk melihat realisasi kenaikan harga BBM dulu, dan juga melihat bgmn efeknya ke inflasi dan BI rate.. 

Sisi baiknya, wamenkeu masih yakin ekonomi akan tumbuh.. :) 
Dan pasar saham masih menjanjikan selama ekonomi tumbuh (GDP tumbuh), BI rate dan inflasi di bawah 10%.. :)


Regards,
- V3 -



Selasa, 14 Mei 2013

9 thn perjalanan saya mengenal financial planning, produk investasi dan asuransi..



Tulisan ini pernah saya posting bbrp waktu yang lalu, kemudian saya hapus krn saya khawatir ada isinya yang ngga berkenan di hati orang lain. Sekarang tulisan ini sudah saya edit, mdh2an bisa diterima dengan baik.. J

Harapan saya cuma satu : mudah-mudahan apa yang saya tulis di sini bisa bermanfaat juga bagi orang lain, ngga cuma untuk diri saya sendiri.. J



Here it is  :



Tanggal 28 april 2013 kemarin, persis 5 thn sdh saya menjalani profesi sbg investor saham ritel di BEI.


Saya mulai terjun pertama kali di pasar modal thn 2004, dengan membeli produk investasi di suatu bank, yang tujuannya utk dana pendidikan anak saya.


Tahun 2004, saya mulai belajar tentang financial planning. 

Awalnya dari buku Safir Senduk, "Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak" dan "Mempersiapkan Dana Pensiun". 

Buku itu membuat saya sadar pentingnya menyiapkan dana pendidikan anak dan menyiapkan dana pensiun sejak dini.

Dan perlunya berinvestasi rutin tiap bulan demi mencapai tujuan investasi kita.


Karena buku itu, saya mulai menyiapkan dana pendidikan untuk anak saya, dan menyetor sekitar 25% gaji suami saya tiap bulan ke dalam produk investasi ini.



Dari buku safir senduk, akhirnya saya belajar banyak lg tentang financial planning dr buku2 yang lain, blog ligwina hananto, aidil akbar madjid, dsb.


Manfaatnya belajar financial planning sangat terasa sekali, krn saya jd jauh lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga, dan juga dalam menentukan prioritas2 keuangan apa saja yang harus didahulukan dalam keluarga...


Saya juga jadi tau, betapa pentingnya proteksi asuransi jiwa (term life) bagi keluarga dengan single income. Dan kami beli beberapa polis asuransi jiwa term life untuk memproteksi jiwa suami saya, agar bila ada apa2 dengan dia, saya dan anak2 masih bisa hidup dengan layak, tidak terlantar, krn hanya suami saya yang mencari uang di dalam keluarga kami.


Oya, back ground saya ibu rumah tangga dengan 2 anak yang masih SD.

Ibu rumah tangga biasa. 


Kegiatan utama saya setiap hari itu pasti antar jemput anak ke sekolah dan les, membantu mereka mengerjakan tugas2 sekolah, dan mempersiapkan mereka apabila mereka ada ujian sekolah. 


Kegiatan sampingan saya di luar itu,  ya mengelola portofolio saham saya,  senam, nyalon, shopping, pengajian, atau skedar hang out with my friends..



Thn 2007, saya main ke rumah sahabat saya waktu S2, dan dia waktu itu lagi buka2 grafik saham. Sahabat saya ini sedang mengambil CFA preparation. 


Dia banyak cerita sama saya tentang trading saham, dan saya merasa sangat tertarik waktu itu. 


Kebetulan di thn 2008 nanti, anak saya yang kecil akan mulai masuk KB, dan saya sdh berfikir utk mencari kerjaan sampingan, yang bisa menghasilkan uang, dan bs dilakukan di rumah, sambil mengawasi anak-anak.


Saya pulang dr rumah sahabat saya dengan membawa sebuah buku yang saya pinjam dr dia, "When to buy and sell, candlestick can tell", karangan Santo Vibby.

Sampai di rumah, saya baca dengan penasaran buku tersebut. 

Isinya betul-betul menarik, dan ilmu candlestick ini masih terasa manfaatnya buat saya, hingga saat ini.


Beberapa kali saya kontak sahabat saya dan tanya-tanya tentang saham, akhirnya saya putuskan saya mau jadi trader aja, agar bisa cari duit dr rumah.

Sahabat saya ini memberi saya banyak bahan tentang saham utk dipelajari.

Dia bilang, "Elo baca ini dulu, pelajarin dulu, baru elo boleh buka rekening saham. Kalo elo ga belajar sama sekali, cuma buang duit aja loe nanti.."


Butuh waktu skitar 6 bulan utk saya belajar sedikit tentang saham, termasuk ikut kursus2 awal tentang saham, sebelum akhirnya saya buka rekening saham.


Oya, kebetulan sejak awal 2007 itu, saya mulai banyak baca buku tentang investasi juga. Jadi saya kenal beberapa produk investasi, seperti reksadana, unit link, logam mulia, properti, dan saham.

Dan baru tahun 2007 itu saya ngerti kalo produk investasi yang saya beli di bank untuk dana pendidikan anak saya selama ini, adalah unit link. Unit link sangat tidak recommended by financial planner, karena terlalu banyak biaya2 silumannya.


Tapi jelas,  buat orang yang belum melek finansial dan cuma kenal deposito, hasil unit link selama minimal 3 thn masih jauh lebih besar daripada bunga deposito :)

Tapi saya msh teruskan top up tiap bulan ke dalam unit link ini, karena saya masih ragu utk tutup polis.


Saya juga mulai beli logam mulia (LM) untuk pengganti dana darurat. Saya beli LM mulai dr harga Rp 199.000 waktu itu.


Di thn 2007 ini juga, saya mulai masuk ke investasi reksadana. 

Saya nego dengan pihak unit link, sehingga jumlah nominal tiap bulan yang saya setor bisa jauh berkurang dari semula. 

Selisih uang investasinya, saya pindahkan ke berbagai macam reksadana.


28 April 2008, saya mulai melakukan trading pertama kali, dengan modal awal Rp 10juta, untuk buka rekening di etrading.

Dan langsung dapat cuan 9%.

Saya beli ANTM di Rp 3050, jual Rp 3350 dalam waktu 2 hari.

Beginner's luck.. :D


Tapi hasil akhirnya, hingga oktober 2008, portofolio saya menyusut banyak sekali, lebih dari 50%. 

Karena memang di oktober 2008 itu bursa turun dalam sekali. 

Berhari-hari saya liat saham-saham, termasuk saham bluechip, turun tanpa ada bid sama sekali... Serem.


Setelah 28 oktober 2008, saham-saham mulai naik. 

Tapi modal saya menyusut habis. 

Akhirnya saya cairkan 90% lebih reksadana yang saya punya, untuk menambah modal trading saya.


Setelah itu, budget investasi tiap bulan di reksadana jadi pindah masuk ke rekening saham. 


Selama 2009, bursa naik bagus sekali, dan semua kerugian saya tertutup. Balik modal lagi, plus masih dapat untung sedikit.
Oya, saya juga ikut menjadi korban Sarijaya Securities. Tapi alhamdulillah, Allah masih sayang sama saya, sehingga sehari sebelum Sarijaya ditutup, sisa cash saya di situ saya belikan saham UNTR. Cash saya cuma nyisa Rp 89.000, dan itulah uang saya yang lenyap di Sarijaya Securities.. :)  Semua saham yang ada di situ, utuh, ngga ada yang hilang 1 lot pun. Alhamdulillah... Teman saya ada yang uangnya hilang sampai puluhan juta di situ.. :(


Selama 2008-2009 itu, saya rajin sekali ikut kursus saham. 

Kursus macam2, tapi lebih banyak TA, bahkan pernah sebulan 2x. 

Dan saya juga rajin baca2 buku TA.


Tapi ternyata, trading itu memang ga gampang. Walaupun saya sering ikut kursus, baca buku, ternyata saya masih bisa rugi banyak juga. Karena jam terbang masih minim.


Di awal 2010, saya lossbanyak dari saham bakrie. Porto saya minus 40%, krn waktu itu hampir smua saham saya, saya belikan saham bakrie. Shocked. Saya sampai menangis memeluk kaki suami saya, karena uang itu adalah hasil kerja keras dia selama ini L

Saya sempat berhenti trading beberapa lama, untuk mikir ulang, apa strategi trading terbaik yang harus saya jalani. 

Saya ngga ada pikiran untuk mundur dari saham sama sekali, karena saya merasa senang sekali dengan dunia ini.


Saya mulai baca2 lagi buku2 tentang investasi, bahan2 kursus saya dulu, sampai akhirnya saya baca lagi tentang tulisan ini :  




Tulisan di atas yang membuat saya memutuskan untuk mendalami investasi, dan mulai meninggalkan trading.

Saya belajar tentang perhitungan harga wajar saham.

Saya mulai baca lagi buku2 FA.

Saya pernah tulis waktu itu tentang kisah pertama saya  investasi di saham murah dan bagus, CPIN, tapi saya lupa di posting yang mana.


Waktu itu saya beli CPIN di Rp 2700 (sebelum stock split 1:5) , juni 2010 kalo ngga salah. 

Dan saya jual di average Rp 9400-an, di desember 2010, untuk merealisasi profit saya di akhir thn itu.


Loss saya dr saham bakrie, langsung ketutup dengan CPIN ini. Alhamdulillah.. J Dan masih dapat untung lumayan juga.. J

Setelah itu, saya cairkan semua investasi saya di unitlink, dan saya pindahkan dananya ke saham.


And here I am now...


Sejak kasus CPIN, saya selalu beli saham dengan liat FA. 

Jual juga begitu, pake FA.


Awal 2011, saya mulai investasi di properti, waktu itu DP masih 10%. 

Harga rumah yang saya beli di 2011, sekarang nilainya sudah naik 2x lipat. Dan rumah saya disewa orang selama 2 tahun.. Alhamdulillah.. J

Tapi oktober 2011, saya harus jual semua saham saya, karena ada something happened.

Jadi saya mulai investasi di saham lagi dari NOL sejak november 2011.


Dan karena waktu itu saya sering ditanya teman-teman tentang saham, saya pikir kenapa ngga nulis di blog aja, jadi ilmunya bisa dimanfaatkan oleh banyak orang..


Kebetulan saya memang suka menulis, dan saya suka mengajar. Akhirnya jadilah blog ini di november 2011.


Yang tau blog ini tadinya cuma teman-teman saya, yang ngga sampai 10 orang. 

Tapi ternyata akhirnya yang dtg bisa ratusan tiap hari, dan saya banyak terima email yang nanya2 tentang saham. 

Dan saya selalu usahakan untuk jawab, karena saya tau bagaimana susahnya awal2 kita belajar saham. 

Juga, ngga semua senior mau kasih jawaban bila kita tanya suatu hal...


Ilmu saya belum hebat, tapi saya ingin ilmu ini bisa bermanfaat juga buat orang lain. Apalagi jumlah investor saham ritel Indonesia sangat sedikit, hanya skitar 300 ribu orang dari 250 juta penduduk indonesia...

Bila digabung dengan yang punya reksadana, unit link, jumlahnya cuma 1 juta orang. Hanya 0,4% dari seluruh penduduk Indonesia L

Padahal kalo saya baca-baca dari artikel investasi, malaysia saja sudah 40% penduduknya yang mengenal produk pasar modal (reksadana, saham, unitlink), jadi ngga heran kalo penduduk malaysia itu bisa lebih makmur daripada kita.. L



Setelah 5 tahun berkecimpung di dunia saham, pernah jadi trader harian dan investor valuasi, saya banyak dapat pelajaran berharga dari sini, antara lain :



1. Beli saham yang kinerjanya naik, jangan beli saham yang kinerjanya turun!


Saat ini, saya harus bayar mahal karena saya melanggar prinsip utama saya sendiri, dengan beli saham yang kinerjanya turun.


Dulu, saya paling anti untuk beli, apalagi hold saham yang kinerjanya turun.


Tapi begitu saham2 batubara, cpo, alat berat turun banyak, saya mulai beli, karena secara valuasi sudah cukup murah...


Ternyata di LK-LK berikutnya, labanya turun makin dalam.

Misalnya : KKGI, UNTR, HRUM.


walaupun saya batasi pembelian hanya di maksimal 20-25% porto total, tapi sekarang saya pikir it's very stupid. 

i won't do that anymore..


Bagaimana kalo saham-saham itu nasibnya seperti MEDC, TINS, ANTM, INCO? Glekkk...

Mereka dulu growthnya bagus2, dan sekarang, udah 3 thn lebih, masih turun semua kinerjanya.. L

Saya lagi tunggu LK Q1/2013 dari saham2 komoditas yang saya punya, untuk menentukan apakah akan saya jual semua (CL), CL sebagian atau hold. 


Untuk nambah beli, ngga akan lagi, selama LKnya masih turun... 


Saya masih sanggup CL dengan loss 25% di saham invest, karena selama ini saya masih bisa menemukan saham yang naik minimal 50% setahun..

Jadi selama CL saya pikir adalah yang terbaik, saya akan lakukan.




2. Selama GDP masih terus tumbuh, inflasi masih di bawah 10%, BI rate masih di bawah 10%, invest terbaik adalah di saham (dan mungkin juga properti), asal jangan beli yang sudah ngga masuk akal harganya.

Bila ada saham dengan fundamental bagus, kinerja naik di atas 15%, ROE di atas 15%, dan PER masih di bawah 15x (based on BI rate = 5,75%), tutup mata aja beli sahamnya.. 


It really works. Cuma tinggal butuh sabar, kalo begitu dibeli sahamnya ngga langsung naik.. 





3. Untuk mencari saham-saham yang bakal naik tinggi, biasanya :

    a. Selama 3 thn terakhir, kinerjanya terus naik

    b. EPS growth setahun terakhir > 30%

    c. PER-nya masih di bawah 10x, dan PER jauh di     bawah EPS growth

    d. ROE > 10%, lebih bagus lagi apabila ROE ini di atas PER


Beberapa kali saya berhasil dengan cara seperti itu, dan ujung-ujungnya memang harus sabar kalo sahamnya ngga langsung naik begitu kita beli.. :)





4. Resep punya portofolio saham yang bisa stabil naiknya : jangan kecepetan jual saham yang bagus dan masih murah, dan harus cepet jual begitu ada saham yang kinerjanya turun


kalo ada yang bilang bahwa ini terlalu gampang, anak kecil juga tau, tapi believe me, dalam prakteknya, mental kita kadang suka susah berkompromi dengan hal seperti ini.


liat porto diem aja, gatel, kok ngga naik2, padahal sahamnya sangat bagus utk invest.


liat porto merah (padahal sahamnya masih bagus untuk invest), pengen CL.


liat porto ijo (sahamnya masih bagus untuk invest), pengen jualan.


begitu ada saham yang LK-nya turun dan kita harus cepet jual, tapi karena masih nyangkut, didiemin aja, tunggu dia naik lagi. yang ada malah makin melorot..


hayo, siapa yang ngga begitu? hehehe...



5. Kalo ada saham bagus yang LK-nya lagi turun, jangan invest dulu. Trading-in aja. Nanti begitu LK udah bagus lagi, baru boleh beli untuk invest, selama valuasinya juga masih menarik.




6. Kalo sudah di bulan di mana LK akan keluar, sebaiknya untuk beli/jual saham invest, sabar nunggu LK terbaru keluar. Karena kadang suka ada LK yang kinerjanya meleset dari ekspektasi kita, atau malah yang kinerjanya naik sangat fantastis..





7. Jangan pernah mau beli saham investasi yang EPS-nya minus. Selama EPS minus, saham itu anggap aja ngga ada nilainya, bahkan di harga Rp 50 sekali pun. 


Silakan analis2 lain mau pakai metode macem-macem dengan TP sekian sekian, diemin aja, ngga usah ikut2an beli. 

Kecuali yang niat trading, ya silakan aja ikuti trading plan-nya. 

Investor stay away aja dulu.



8. Sometimes, metode yang simpel itu adalah yang terbaik. Untuk beli saham invest, so far aplikasi kombinasi antara EPS growth tinggi,  PER murah dan ROE > 10% sudah cukup baik. 


Untuk analisa chart, saya pakai stokastik slow, MA 20, 60, 200 (daily, weekly, monthly) dan juga candlestick.


Ngga ada metode yang terbaik di bursa, yang ngga pernah gagal.

Semua orang pernah salah , semua metode akan ada salahnya.

Pada akhirnya, hasil investasi kita akan ditentukan oleh money management dan portofolio management kita, dan bagaimana mental kita bereaksi terhadap setiap gejolak di bursa.



9. Jangan gampang panic buying atau panic selling, terutama panic selling. Untuk hal ini, saya setuju dengan Lo Kheng Hong, bahwa panik itu timbul karena kita ngga tau apa yang kita beli.



Sepertinya itu dulu ya, nanti kalo ada lagi hal penting yang saya temukan, saya akan tulis lagi di sini. 



Ini cuma sharing aja, bener atau ngga-nya, mungkin akan berbeda-beda hasilnya bagi tiap orang.. 


Saya sendiri ngga selalu benar dalam ambil keputusan.

Tapi selama ini, bila saya salah, saya selalu pelajari di mana salahnya, dan coba untuk memperbaiki, dan ngga mau mengulangi lagi kesalahan yang sama.


Saya menghargai sekali bila ada yang bisa kasih feedback ke saya tentang strategi investasi saham yang cocok menurut mereka. Pasti akan menambah wawasan saya tentang gaya investasi yang bisa dilakukan.


Mudah-mudahan tulisan ini nanti ada manfaatnya.. :)



Regards,

- V3 –



from the bottom of my heart, I really really thank you a lot, my best friend, Kreshna Dwinanta Armand, for all the teachings you taught me..

Semoga Allah membalas semua jasamu dengan sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Aamiin Yra..



New member in my portfolio : KIJA dan CTRP

Based on LK Q1/2013, saya jual semua ASII (gain 10%), AALI (loss 7%), CPIN (gain 70%), SSIA (gain 36%), SCCO (gain 20%), HRUM (loss 20%) dan sebagian besar KKGI (loss 31%) karena LK Q1/2013-nya memburuk/tdk membaik.

Ada bbrp email yang menanyakan pada saya, saham apa yang saya punya skrg?

Ok, ini smua list saham yang saya miliki saat ini, dgn harga pembeliannya (average), agar kalo ada yang mau ikutan beli ngga langsung beli di harga skrg, krn bbrp saham sdh overvalued. 
Saya masih hold krn saham2 ini masih memiliki growth di atas inflasi..


List saham yang saya punya :

1. LPCK, average Rp 4030

2. DVLA, average Rp 1305

3. MAIN, average Rp 1848

4. HEXA, average Rp 6991 ---> belum bisa ambil keputusan karena LK Q4/2012 belum keluar juga. LK Q3/2012, dia masih ada growth, shingga masih saya hold.

5. SMGR, average Rp 12100

6. INTP, average Rp 21400

7. KKGI, average Rp 2875 ---> tinggal sisa 4 lot, untuk kenang2an... :)

8. TLKM, average Rp 8950

9. GJTL, average Rp 2708

10. Member baru : KIJA, average Rp 320

11. Member baru : CTRP, average Rp 1130


Sekarang, saya masih punya cash sekitar 28%, untuk jaga2 bila nanti ada saham bagus yang lg diobral di harga murah.. :)


Untuk KIJA, thanks untuk salah seorang yang pernah comment di sini, menanyakan apa pendapat saya tentang KIJA dan BSDE? 

Terus terang, saya kemarin2 ngga minat sama KIJA krn ROEnya masih di bawah 10%, sedangkan PER-nya sudah di atas 15x.

Tapi dengan LK Q1/2013-nya, ternyata kinerja KIJA sudah mulai membaik..


Sedikit review tentang KIJA (data saya ambil dari etrading) :

EPS Q1/2010 = Rp 1
EPS Q1/2013 = Rp 10
EPS dr 2010 ke 2013, selalu naik.
Dari 2010 hingga 2013, ada pertumbuhan EPS skitar 900%.


Sales Q1/2010 = Rp 158.541.156.805
Sales Q1/2013 = Rp 753.265.403.597
Sales dari 2010 ke 2013 selalu naik.
Dari 2010 ke 2013, ada pertumbuhan sales = 375%


Laba usaha Q1/2010 = Rp 22.251.551.160
Laba usaha Q1/2013 = Rp 291.189.372.616
Laba usaha selalu naik dari 2010 ke 2013.
Dari 2010 ke 2013, ada pertumbuhan laba usaha = 1208%


Ekuitas Q1/2010 = Rp 1.631.086.380.585
Ekuitas Q1/2013 = Rp 4.082.538.903.895
Ekuitas selalu naik dari 2010 ke 2013.
Pertumbuhan ekuitas dari 2010 ke 2013 = 150%


ROE Q1/2010 = 6%
ROE Q1/2013 = 19,16%

DER Q1/2010 = 1x
DER Q1/2013 = 0,78x




Data dari Q1/2013 :

Sales growth = 198,4%

Equity growth = 5,08%

DER = 0,78x

ROE = 19,16%

Operating profit growth = 274%

EPS growth = 280,75%

EPS = Rp 10,09

Harga sekarang = Rp 320 ---> PER = 7,92x

Valuasi = Rp 671 ---> MOS = 52%

Arus kas operasi positif, dan lebih besar daripada laba bersih.

BUY untuk KIJA.. Disclaimer is ON.. :)

Rugi tanggung sendiri, ya... :)


Untuk BSDE, kinerjanya memang bagus, tapi karena BSDE akan melakukan HMETD yang akan dputuskan di harga berapa pada RUPS di 30 mei, saya belum berani beli. Lebih baik nunggu hasil RUPSnya dulu seperti apa.. :)



Untuk CTRP, sama seperti KIJA, ada peningkatan kinerja yang signifikan. ROE yang biasanya di bawah 10%, sudah menjadi 19%. PER yang biasanya di atas 15x, di Rp 1410 menjadi 11x. Masih murah untuk dibeli. Disclaimer ya..

Silakan review sendiri tentang CTRP, dengan mengikuti langkah2 yang saya tulis untuk  review KIJA di atas.. :)


So far, saya biarkan dulu cash saya yang ada, untuk beli saham kalo tiba-tiba ada penurunan dalam di BEI. BBM mau naik per 1 juni, jadi saya pikir lebih baik saya sedia cash dulu untuk jaga-jaga.. :)


Disclaimer ya.. :) 


Seperti biasa, rugi tanggung sendiri..  Your money, your responsibility:)


Selamat berinvestasi di saham-saham terbaik di BEI.. :)


Regards,
V3






Jumat, 03 Mei 2013

SELL CPIN, LK Q1/2013

LK Q1/2013 CPIN juga sangat mengecewakan:


Sales growth = 15,36%

Tapi laba usaha turun 10,45%

EPS turun 8,3%

SELL aja dulu deh.. Disclaimer is ON..

Jujur, selama 5 thn di saham, baru di kuartal ini dari saham2 fundamental bagus yang aku punya, 3 saham harus dijual karena kinerjanya turun semua. ASII, SSIA, CPIN.. :(

Dan sekarang aku punya cash dalam prosentase terbesar sejak 2010, lebih dari 50%..   :'(

Tapi life must go on.. Ngga boleh jatuh cinta sama satu saham, ya. Pakai akal sehat aja.. :)

Nanti begitu LK mereka sudah mulai ada growth, kita beli lagi selama harganya masih reasonable.. :)

Kalo di trading ada istilah stop loss, di dlm investing mungkin harus pake istilah "stop hold", ya. 
Alias kalo memang LK-nya nyuruh sell, kita harus sell. 
Disiplin sama ilmu yang  kita punya, biar selamat dari keganasan bursa saham..


Seperti biasa, rugi tanggung sndr, ngga dapat barang tanggung sndr, ya..


Your money, your responsibility.. :)


Regards,
- V3 -


Note : CPIN tgl 20 mei 2013 , walaupun di LK Q1/2013 labanya turun, tapi harganya justru membuat all time high. 
Sesuatu yang anomali, kalo melihat hasil LK-nya. 
Apakah ini krn marketnya yang terlalu bullish (very optimist) atau krn ada insider yang tau ttg info lain di saham ini? time will tell..

Tapi ini membuktikan, market is always right.. :) 
Well, CPIN is my favorite stock dlm bbrp thn belakangan ini. 
Dan kmrn krn LK-nya turun, i sold all my CPIN. 
Liat harganya break all time high, ya jelas bikin nyesek.. :D 
Tapi ya sudahlah, relakan aja.. :) Life must go on.. :) 
Masih banyak kesempatan to make money in good stocks.. :)




Kamis, 02 Mei 2013

SELL SSIA, LK Q1/2013, laba turun 9%..

LK Q1/2013 SSIA sangat mengecewakan.

Sales naik 25,36%

Laba usaha cuma naik 1,86%

Laba komprehensif turun 9%

EPS turun 8,5%

Saya sih milih out dulu ya, dr SSIA.. Masih ada saham properti lain yang kinerjanya lebih bagus, mending pindahin aja dananya ke sana.. :)

Disclaimer is ON..  :)

Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang tanggung sendiri.. :)

Your money, your responsibility.. :)


Regards,
- V3 -


Rabu, 01 Mei 2013

SELL untuk SCCO, LK Q1/2013

LK Q1/2013 SCCO sangat jelek.


Sales turun 16,7%

Laba komprehensif turun 50,7%

EPS turun 50,6%


One word : SELL !

Disclaimer ya...



Untuk saham kabel yg lain, saya akan tulis kalo sdh dpt LK-nya..



Regards,
- V3 -

Kamis, 25 April 2013

Astra grup, LK Q1 turun semua..

Yang punya saham astra grup, coba tolong diperhatikan, ini EPS growth-nya rata-rata minus semua..

1. ASII ---> EPS growth = minus 7,83%

2. AALI ---> EPS growth = minus 5,7%

3. UNTR ---> EPS growth = minus 25,92%

4. ASGR ---> EPS growth = minus 22%

It's time to leave astra grup, i think.. Disclaimer yaaaa...

Tadi saya sdh jual semua ASII yang saya punya, di Rp 7600, modal Rp 6850.

AALI soon akan saya jual juga, modal Rp 18500, bakal CL kynya. 
Tapi gpp, drpd nanti keseret turun lama..


Regards,
- V3 -




Saham dengan EPS GROWTH > 20%, LK Q1/2013

Beberapa saham dengan EPS growth > 20%, based on LK Q1/2013 :


1. PANS :  EPS growth 55,58% ;  ROE 43,23% ; EPS Rp 155,98 ---> di harga Rp 4075 saham ini sangat murah, PER hanya 6,53x... sayangnya bukan saham syariah, jadi saya ngga bisa ikutan beli :)

2. ARNA : EPS growth 117,65% ; ROE 45,75% ; DER 0,79x ; EPS Rp 37

3. BTPN : EPS growth 27,27% ; ROE 27,58%; EPS Rp 98

4. BPFI : EPS growth 48,63% ; ROE 17,9% ; EPS Rp 35,39 ---> ini saham murah banget, tapi saya belum cek lebih detil. Yang jelas bukan saham syariah :D. Di harga Rp 240, PER cuma 1,7x..... Calon naik tinggi ini .. Disclaimer yaaaa.. :)


Untuk PANS dan BPFI, tolong di-cek ulang lagi hitungan EPS-nya, karena ada yang bilang kalo datanya meragukan..



5. WIKA : EPS growth 62,9% ; ROE 23,47% ; DER 2,8x ; EPS Rp 25,69

6. BVIC : EPS growth 29,7% ; ROE 12,85% ; EPS Rp 7,16

7. ADHI : EPS growth 105,8% ; ROE 3,9% ; DER 5,94x ; EPS Rp 64

8. IDKM : EPS growth 35,16% ; ROE 60,5% ; DER 1,13x ; EPS Rp 6,92

9. ROTI : EPS growth 72,4% ; ROE 32,7% ; DER 0,92x ; EPS Rp 55,27

10. BBNI : EPS growth 33,73% ; ROE 14,77% ; EPS Rp 11

11. PANR : EPS growth 83,27% ; ROE 7,4% ; DER 2,5x ; EPS Rp 4,82

12. CASS : EPS growth 44,4% ; ROE 59,8% ; DER 1,1x ; EPS Rp 13

13. DUTI : EPS growth 59,6% ; ROE 13,25% ; DER 0,27x ; EPS Rp 80,94

14. BMRI : EPS growth 26,47% ; ROE 21,9% ; EPS Rp 184,43

15. BSDE : EPS growth 369% ; ROE 44% ; DER 0,5x ; EPS Rp 71,06

16. MYOR : EPS growth 57,7% ; ROE 27,16% ; DER 1,49x ; EPS Rp 287

17. SMGR : EPS growth 22,35% ; ROE 25,26% ; DER 0,42x ; EPS Rp 208

18. TOTL : EPS growth 47,8% ; ROE 28,19% ; DER 2,13x ; EPS Rp 14,04

19. GJTL : EPS growth 35,61% ; ROE 23,71% ; DER 1,39x ; EPS Rp 99

20. ADES : EPS growth 56,5% ; ROE 37% ; DER 0,8x ; EPS Rp 36

21. CTRA : EPS growth 158% ; ROE 16,8% ; DER 0,76x ; EPS Rp 14,2

22. CTRS : EPS growth 89% ; ROE 17,8% ; DER 1,15x ; EPS Rp 51

23. CTRP : EPS growth 167% ; ROE 18,7% ; DER 0,42x ; EPS Rp 32

24. LPKR : EPS growth 23% ; ROE 24,4% ; DER 1,24x ; EPS Rp 11,05

25. BBRI : EPS growth 20,12% ; ROE 32,65% ; EPS Rp 212,02

26. ULTJ : EPS growth 150% ; ROE 25,73% ; EPS Rp 40

27. KIJA : EPS growth 281% ; ROE 19% ; DER = 0.78x ; EPS Rp 10,09

28. INDX : EPS growth 108% ; ROE 45,9% ; DER 2,09x ; EPS Rp 18,83 ---> sepertinya ini bisa naik lumayan tinggi juga, krn PER di harga Rp 355 baru 4,71x  ---> sayangnya bukan saham syariah, jd saya ngga bisa beli.. :)

update per 24 mei 2013, INDX sudah masuk dalam daftar saham syariah (untuk Juni - Desember 2013)


29. KBLM : EPS growth 167% ; ROE 13,2% : DER 1,5x ; EPS Rp 8







Tulisan ini masih akan terus di-update..

Bukan rekomendasi BUY. Cek dulu sahamnya kalo mau beli :)


Regards,
- V3 -


Selasa, 23 April 2013

PTBA Q1/2013 dan AALI Q1/2013

Berita 23 April 2013 di etrading :

AALI ---> Laba AALI turun 5% di Q1/2013, dari Rp 377,9M jadi Rp 356,36M

PTBA ---> Laba PTBA turun 43% di Q1/2013, dari Rp 867,34M di Q1/2012 jadi Rp 493,18

Saya belum cek LK lengkapnya, krn belum ada.

Tapi dengan sekilas berita ini, saya pikir thn 2013 masih suram utk saham-saham coal dan cpo.

Mungkin akan bikin lower low dibanding 2012 kmrn.

So, hati-hati untuk yang pegang saham coal dan cpo. Ini saham LKnya masih turun, secara chart juga downtrend. Selama labanya belum bisa naik, nyaris impossible harganya bisa naik terus...

Saya pribadi masih punya saham cpo dan coal, tapi jumlahnya ngga banyak, dan saya kuat melihat porto saya merah, krn pada waktu saya beli, saya tau resiko yang saya hadapi ketika beli saham ini.

Nanti setelah LK keluar, kita review lagi tentang saham-saham ini...


Regards, 
- V3 -




Selasa, 16 April 2013

Menganalisa saham berdasarkan Laporan Tahunan, contoh : SSIA

Beberapa laporan tahunan (Annual Report) sudah keluar. Saya ingin tulis sedikit cara  utk menganalisa  suatu saham berdasarkan laporan tahunannya.

Biasanya, laporan tahunan saya pakai pd saat saya pertama kali akan masuk ke suatu saham. Laporan tahunan ini saya gunakan untuk melihat "KONSISTENSI KINERJA" suatu emiten dalam beberapa tahun terakhir.

Mungkin perlu saya tulis ulang di sini, ya, bahwa pada saat saya akan beli saham (untuk investasi), saya akan check dulu apakah saham ini ada growth dalam beberapa tahun terakhir, minimal 3 thn terakhir.

1. Saya liat bagaimana peningkatan salesnya, laba operasinya, laba bersihnya, EPS-nya, dan juga ekuitasnya.

2. Setelah itu baru saya liat ROE dan DER-nya.

3. Yang terakhir, baru hitung valuasi. 

Jadi, valuasi adalah langkah terakhir. Bila suatu saham udah ngga masuk di kriteria pertama atau kedua, ya ngga usah hitung valuasinya. 
Karena udah ngga layak beli :)


Di sini saya pakai contoh kasus pada saham SSIA.

Pada laporan tahunan SSIA, di bagian iktisar keuangan, ada beberapa data finansial dari thn 2008 - 2012.

Kita perhatikan saja beberapa data yang penting, biar ngga terlalu pusing :)


1. Data Pendapatan (Revenue/Sales), data dalam Miliar rupiah

Pendapatan SSIA 2008 = 1753
Pendapatan SSIA 2009 = 1484
Pendapatan SSIA 2010 = 1690
Pendapatan SSIA 2011 = 2879
Pendapatan SSIA 2012 = 3565

Terlihat, pendapatan di 2009 mengalami penurunan dibanding 2008 (mungkin krn efek krisis subprime).

Tapi secara konsisten, kita bisa lihat, dr 2009 - 2012, SSIA ada peningkatan pendapatan.
Dr 2009 - 2012, pendapatan SSIA meningkat ={ (3565 - 1484) : 1484 } x 100% = 140,2% 

Selain dengan cara di atas, kita dapat juga menghitung CAGR (compounded average growth rate) pendapatan SSIA untuk mengetahui berapa kenaikan pendapatan rata-rata per tahun

Menghitung CAGR bisa dengan menggunakan kalkulator CAGR (googling aja, banyak kok di internet), ngga perlu masuk2in rumus lagi.

Dengan kalkulator CAGR, kita bisa hitung, rata-rata peningkatan pendapatan per tahun SSIA = 33,93%/thn [untuk tahun 2009 - 2012, saya pakai n(tahun)= 3].

Sedangkan untuk pendapatan SSIA 1 thn terakhir, ada peningkatan (growth) = (3565 - 2879) : 2879 = 23,8%

Note : Bagi yang gemar menggunakan rumus PEG, karena growth rata-rata 3 thn terakhir lebih besar drpd growth 1 thn terakhir, saya pikir sebaiknya gunakan average growth yang lbh kecil, yaitu 23,8% ini.  Disclaimer, ya .. :)




2. Data Laba Usaha (Operating Income), data dlm miliar rupiah

Laba usaha SSIA 2008 = 121
Laba usaha SSIA 2009 =  86
Laba usaha SSIA 2010 = 161
Laba usaha SSIA 2011 = 456
Laba usaha SSIA 2012 = 922

Sama seperti pendapatan, laba usaha SSIA pada 2009 mengalami penurunan dibanding 2008. 
Tapi secara konsisten, laba usaha ini terus naik dr 2009 - 2012.

Kenaikan laba usaha dr 2009 - 2012 = {(922 - 86) : 86} x 100% = 972%

Dengan kalkulator CAGR, rata-rata kenaikan laba usaha tahunan = 120,5%/thn

Peningkatan laba usaha SSIA dalam 1 thn terakhir = {(922 - 456) : 456} x 100% = 102,2%



Dengan menggabungkan data pendapatan dan laba usaha, terlihat bahwa pendapatan SSIA dr 2009 -2012 meningkat 140,2 %, tapi laba usahanya meningkat jauh lebih tinggi, 972%.. Emiten ini sangat efisien dalam kegiatan operasionalnya :)





3. Data Laba (Rugi) Bersih dan Laba (Rugi) Komprehensif, dlm miliar rupiah

Karena SSIA menggunakan 2 data ini dalam ikhtisar laporan keuangan, saya ambil yang paling bawah saja, yaitu data Laba (Rugi) Komprehensif.

Laba (Rugi) Komprehensif SSIA 2008 = minus 20
Laba (Rugi) Komprehensif SSIA 2009 =  21
Laba (Rugi) Komprehensif SSIA 2010 = 115
Laba (Rugi) Komprehensif SSIA 2011 = 252
Laba (Rugi) Komrephensif SSIA 2012 = 708

Pertumbuhan laba komprehensif SSIA dr 2009 - 2012 = {(708 - 21) : 21)} x 100% = 3271%

CAGR laba komprehensif SSIA 2009 - 2012 = 223%/thn




4. Data Laba (Rugi) bersih per saham, dalam rupiah (EPS)

EPS 2008 = minus 11
EPS 2009 = 15
EPS 2010 = 96
EPS 2011 = 55
EPS 2012 = 150

Tidak seperti pendapatan, laba usaha dan laba bersih yang selalu naik dr 2009 - 2012, EPS SSIA masih fluktuatif. 
Tapi tetap terlihat bahwa di 2012 ini, EPS SSIA mencetak all time high :) 
Jadi faktor EPS yang fluktuatif ini masih bisa saya terima sebagai resiko investasi di saham ini..


Well, kadang memang susah ya, untuk nyari saham yang "betul2" bagus.

Biasanya suka ada aja kekurangannya, apa di growthnya, di DERnya, di ROEnya atau lainnya. Sama seperti milih pasangan hidup :D

Dan seperti milih pasangan hidup, akhirnya di antara semua kelebihan dan kekurangannya, kita harus pilih, mana yang KEKURANGANNYA (resiko) masih bisa kita terima :D, biar ngga deg-degan terus selama hold saham ini.

Peningkatan EPS SSIA 2009 - 2012 = {(150 - 15) : 15} x 100% = 900%

CAGR EPS SSIA 2009 - 2012 = 115,4%/thn




5. Total assets, dalam miliar rupiah

Total aset SSIA 2008 = 2251
Total aset SSIA 2009 = 2235
Total aset SSIA 2010 = 2383
Total aset SSIA 2011 = 2938
Total aset SSIA 2012 = 4855

Peningkatan aset SSIA 2009 - 2012 = {(4855 - 2235) : 2235 } = 117,2%

CAGR aset SSIA 2009 - 2012 = 29,5%/thn




6. Total ekuitas, dalam miliar rupiah

Total ekuitas SSIA 2008 = 737
Total ekuitas SSIA 2009 = 758
Total ekuitas SSIA 2010 = 869
Total ekuitas SSIA 2011 = 1100
Total ekuitas SSIA 2012 = 1599

Peningkatan ekuitas SSIA 2009- 2012 = {(1599 - 758) : 758 } = 110,95%

CAGR ekuitas SSIA 2009 - 2012 = 28,25%


Pertumbuhan aset SSIA lebih besar daripada pertumbuhan ekuitasnya.
Ini menunjukkan kalo emiten ini lebih seneng minjem duit dalam ekpansinya. Jadi kita harus punya batas tegas, sampai mana kita msh bs toleransi thd tingkat utang emiten ini. 
Misal : kita tetapkan DER maksimal 2. Begitu DER SSIA di atas 2, kita harus segera melepas SSIA dalam portofolio, karena resiko bisnisnya sdh semakin membesar (menurut kita).. 


Oya, krn saya penggemar saham-saham yang bagi deviden, dr data BEI, SSIA ini baru thn lalu  saja (dr EPS 2011) membagikan deviden.
Ya, at least sdh ada niat baik dr manajemen utk berbagi keuntungan dengan investor ritel  :)
Mudah-mudahan thn ini akan bagi deviden lagi... :)

Tambahan info : 16 april 2012, hasil RUPS SSIA memutuskan akan membagikan deviden Rp 30/saham dari EPS 2012, cum date tgl 15 Mei 2012 jam 16.00 WIB  


Ok, 6 kriteria itu saja yang biasanya saya liat dalam Laporan tahunan. Untuk indikator rasio keuangan, bisa lgsg dilihat, ngga perlu hitung lagi. 

Dari analisa kinerja SSIA bbrp tahun terakhir, saya dapat menyimpulkan bahwa SSIA adalah saham yang memiliki growth yang cukup menarik dalam 3 thn ini. Tahap 1 --- apakah ada growth pd sales, laba usaha, laba bersih, EPS, aset dan ekuitas dalam 3 thn terakhir --- sudah terlewati. Saham ini lulus screening awal.



Lanjut ke tahap 2.

a. Melihat ROE, Laba (Rugi) bersih terhadap total ekuitas

ROE SSIA 2008 = minus 1,6
ROE SSIA 2009 = 2,3%
ROE SSIA 2010 = 13,3%
ROE SSIA 2011 = 23,4%
ROE SSIA 2012 = 44,2%

ROE SSIA dr thn 2009 - 2012, semakin membaik. di 2012, ROE-nya malah sudah bagus, di atas 30%.


b. Melihat DER, Jumlah liabilitas terhadap total ekuitas

DER SSIA 2008 = 202,2%
DER SSIA 2009 = 178,5%
DER SSIA 2010 = 164,4%
DER SSIA 2011 = 157,9%
DER SSIA 2012 = 199,2%

Dari DER, DER SSIA selalu tinggi, di atas 150% (1,5x). Tapi krn growth SSIA dan ROEnya masih sangat bagus, jadi DER tinggi ini masih saya terima. Mungkin nanti kalo DER sudah jauh di atas 200%, saya kurangi posisi atau keluar sama sekali dr saham ini. Untuk skrg, it's ok for me...


So, tahap 2, sdh lulus. SSIA masih layak dibeli utk investasi.




Sekarang masuk tahap 3 :  Valuasi.


Setelah melihat kinerja saham bbrp thn terakhir, lihat indikator, dan setelah yakin dengan kinerjanya, baru deh hitung valuasinya, biar ngga beli di harga premium. Jadi jangan langsung hitung valuasi, ya...

Untuk apa beli saham yang very undervalued tapi kinerjanya jelek?



Dan untuk saham yang EPS minus (rugi), buat saya ngga pernah ada cerita saham itu murah. Selama EPS minus, saham itu sangat mahal, bahkan di harga Rp 50 sekali pun :)




Dari LK Q4/2012, kita dapatkan harga wajar utk SSIA = Rp 3055.

harga SSIA skrg = Rp 1590. MOS = 47,95% ---> MOS masih cukup besar, masih layak utk buy.. :)




Buat yang merasa ribet ngitung2 sales growth, EPS growth dsb, ya ngga usah diitung.. :D liat aja langsung dr website IDX : 

http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/PerformanceSummary/ssia.pdf

atau dr grafik2 di laporan tahunan, liat dari grafik2 sales, laba operasi, laba bersih, EPS dan ekuitas yang ada di situ, ada peningkatan atau ngga tiap tahunnya..


Tapi bagi saya pribadi sih, untuk langkah awal dalam membeli saham yang baru pertama kali akan saya beli, analisa laporan tahunan ini selalu saya lakukan. 
Minimal ini membuat saya ngga kejebak beli kucing dalam karung, atau ngga gampang cut loss (kaya trader aja.. hehe) begitu saham yang saya beli langsung turun harganya.. :)


Sekian sharingnya.. Mudah-mudahan bisa dimengerti ya, apa yang saya tulis.. Agak banyak soalnya, saya sampai pusing sndr milih kata2, biar ngga terlalu berat dicernanya :D


Have a good day, smoga investasinya membawa berkah dunia akhirat.. :)



Regards,
- V3 -