Rabu, 28 Desember 2022

APLN, saham properti yang masih murah -- CANCELED

 update tanggal 4 Jan 2023 : postingan ini saya cancel karena ternyata laba APLN didapat dari penjualan Mall Central Park. Saya CL juga dr APLN, dan switch ke ASII yang sudah saya masukkan watchlist dari kemarin (sekarang harga ASII Rp 5650).


Saya baru baca LK Q3/2022 APLN, dan baru nyadar kalo saham ini calon turn around. Valuasinya sekarang masih dibilang cukup murah. 

Salesnya naik 154%

laba kotor naik 332%

laba bersih naik tinggi, dari sebelumnya minus.

GPM = 59%, NPM = 35%

ROE = 30,92% 

DER = 0,82 (saya hanya masukkan utang berbunganya saja).

modal kerja/share = Rp 305,34 --- padahal harganya sekarang = Rp 154, hanya dihargai setengah dari modal kerjanya

BV = Rp 447

EPS = Rp 103,77

sales/share (annualized) = Rp 433

di harga sekarang (Rp 154), PER = 1,11 ; PBV = 0,34 ----> ini valuasi yang sangat menarik menurut saya untuk sektor yang baru turn around.  Masih ada upside untuk nantinya harga balik ke harga book valuenya, atau mengejar PER 4-5x (sekitar Rp 500 - Rp 600). 


Semoga dengan trend penurunan suku bunga di tahun depan, sektor properti akan bangkit kembali.. :)

Semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di tahun depan :)


Disclaimer ON. Rugi tanggung sendiri :)


Warm regards,


Rabu, 02 November 2022

MPMX, akan bagi deviden jumbo lagikah tahun 2023?

 Saya baru liat LK Q3/2022 MPMX. 

Hasilnya :

kas per share = Rp 445

utang berbunga sangat kecil 

sales per share disetahunkan = Rp 2558

sales turun 2,8% tapi laba bruto naik 2,5%

laba usaha naik 8,75%

laba bersih naik 41%

CFO per share disetahunkan = Rp 228

capex hanya 8,24% dari CFO, alias dari CFO yang dihasilkan, ada free cash flow (FCF) sebesar Rp 209 (disetahunkan).


Dengan FCF disetahunkan sebesar Rp 209 dan cash per share Rp 445, maka sepertinya tahun depan MPMX bisa membagikan deviden sebesar Rp 200, alias masih bisa kasih devidend yield ke kita sebesar Rp 200 : Rp 1045 (harga sekarang) = 19%

Nyaris mendekati deviden yield emiten coal :)

Saya masih punya saham MPMX di harga average Rp 413 (pembelian tahun 2020 lalu), dan sudah dapat 2x deviden : Rp 115 (thn 2021) dan Rp 180 (thn 2022). 

Jadi pembelian MPMX saya saat ini hanya average up.

Tapi buat saya, MPMX ini memang mesin uang, karena royal bagi deviden. Selama ekonomi bertumbuh, pembelian motor mungkin juga akan tumbuh, sehingga laba MPMX pun masih bisa terus tumbuh ke depannya.


Buat yang ngga mau ambil devidennya karena malas bayar pajak deviden, bisa jual nanti sebelum cum date, semoga capital gainnya sudah lumayan, minimal di atas 19%.. :)


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri ya :)


Warm Regards,

V3



Senin, 19 September 2022

Kenapa saya lebih suka dengan mengumpulkan saham2 deviden...

 Ada banyak cara untuk meningkatkan kekayaan di saham. Ada yang dengan trading, ada yang dengan investasi. Bahkan cara trading/investasinya pun bisa bermacam-macam.

Saya ngga berusaha mencari metode mana yang terbaik untuk dilakukan, tapi saya mencari metode yang paling sesuai dengan karakter saya.

Dan setelah 14,5 thn di bursa, saya tau bahwa saya lebih cocok dengan membeli saham2 yang rajin bagi deviden, terutama bila devidend payout ratio (DPR)nya di atas 50%. Kenapa bgitu? Karena dengan bagi deviden, kita tau bahwa laba perusahaan itu REAL, betul2 ada uangnya, ngga cuma di atas kertas aja. Selain itu, manajemennya juga keliatan beritikad baik dengan pemegang saham minoritasnya. 

Saya agak kurang sreg dengan perusahaan yang ngga bagi deviden dengan alasan akan ekspansi bisnis. Kenapa? Karena ekspansi bisnis ada resiko gagal. Jadi drpd semua laba dibuat ekspansi, lbh baik stengahnya diberikan sbg deviden dulu, kan duitnya bs dimanfaatkan oleh investor ritel yang menerima deviden. Tapi ini pemikiran saya, orang bisa beda2 kan.. :)

Untuk membeli saham deviden, ada beberapa kriteria yang saya gunakan, misalnya :

- labanya harus naik, saya ngga mau beli saham yang labanya lagi turun

- PER < 7

- EV/EBIT atau EF/CFO < 3

- Devidend yield (DY) di atas 10%

 dan saya kombinasikan juga dengan chartnya. 

Kriteria FA-nya ngga harus ada semua, tapi minimal ada 2 yang masuk. 

Cara yang paling saya suka untuk melihat chart adalah dengan menggabungkan indikator MA, stokastik slow dan MACD ketika akan membeli suatu saham. Paling gampangnya, ketika kriteria FA sdh terpenuhi semua, saya tunggu aja di area daily/weekly/monthly oversold utk belinya. Ngga harus tiga2nya terpenuhi, salah satunya jg oke. Yang penting kita ngga belanja di pucuk. Dan yang jelas, jangan pernah beli di area daily/ weekly/monthly overbought, apalagi yang monthly overbought, takutnya nyangkut di ketinggian dan kelamaan.

Banyak orang bilang, ngapain beli saham deviden, cuma dapet deviden segitu aja kok mau. Yang jelas, kalo saya beli saham deviden, saya harus make sure dulu bahwa dari capital gainnya aja, saya bisa dapat minimal 50% dalam setahun. Jadi misalnya saya mau jual menjelang cum date deviden, capital gain saya sdh lumayan. Tapi biasanya utk saham2 yang sudah kasih DY di atas 15%/thn, saya akan hold, udah ngga mau jual, apalagi bila labanya masih naik tinggi.

Alasan saya jual jg ada bbrp :

1. Jual stengah krn sdh mencapai 100% gain (anggap kita tarik modalnya)

2. Jual semua karena kinerja memburuk 

3. Ada saham lain yang lebih bagus utk dibeli dan saya lg ngga ada cash


Tapi untuk pasif income, saya memilih akan hold saham2 deviden, terutama yang sudah saya beli di harga murah dan DY-nya juga sdh di atas 15%/thn.

Kenapa?

Karena DY kita akan bertambah sejalan dengan kinerja perusahaannya.

Misal, bulan november thn 2020 saya beli MPMX di harga average Rp 413.

Thn 2021, saya dapat deviden Rp 115 ( DY 27,84%)

Thn 2022, saya dapat deviden Rp 180 ( DY 43,58%)

Thn 2023, apabila MPMX bagi deviden Rp 115 lagi, maka DY saya minimal 27,84% juga.


Jadi misalkan thn 2023 ada crash lg di bursa, saya masih bisa dapat fresh money 27% dari deviden saham MPMX yang saya miliki, yang bs saya gunakan untuk membeli saham lagi pada saat bursa saham sedang turun dalam.

Bayangkan bila pada suatu saat nanti MPMX sdh stabil bagi deviden di atas Rp 200, artinya tanpa saya kerja apa2, saham MPMX saya akan terus memberikan DY sekitar 50%/thn.. 

Kita ngga kerja apa2 pun, selama kita msh pegang sahamnya, uang kita akan nambah terus dari devidennya setiap thn..

Apalagi ketika bursa saham sedang crash, dan kita tetap bs dapat tambahan fresh money dari deviden yang kita terima.. bener2 terasa nikmatnya investasi saham di saat2 seperti ini.

Selain itu, bagi yang lbh seneng ambil capital gain daripada bayar pajak deviden, cara ini bisa dilakukan juga. Beli ketika sahamnya turun setelah ex date, dan jual lg nanti menjelang cum date. Biasanya cuannya lumayan juga kok.. :)

Dari keseluruhan porto saya, saya siapkan 5-10% yang tujuannya utk swing trading. Dan salah satu metode swing trading yang saya gunakan adalah beli setelah ex date  (ketika sahamnya sedang konsolidasi setelah turun dalam) , dan jual menjelang cum date. Saham2 coal seperti ITMG dan BSSR bisa memakai metode seperti ini, krn mereka bagi deviden lebih dari 1x dalam setahun.. :)

Ok, ini aja sharing saya tentang metode investasi/trading yang saya lakukan. Siapa tau bisa bermanfaat bagi yang lain.. :)


Selamat berinvestasi saham, semoga saham2 kita akan memberikan return yang bagus di thn2 mendatang.. aamiin.. :)


Warm regards,

V3






LPPF, saatnya invest di saham sektor ritel..

 Saya mulai tertarik beli LPPF saat membaca bahwa perusahaan akan membagi deviden thn depan senilai minimal Rp 525/lembar saham.

Dengan harga LPPF saat ini, Rp 4000, devidend yield yang akan kita dapatkan thn depan sekitar 13%, sudah bagus sekali menurut saya untuk sektor yang baru saja pulih sehabis dihajar pandemi.

Terus saya buka LK Q2/2022nya, ketemu PER di harga Rp 4000, sekitar 5,26 -- masih sangat murah juga untuk industri yang masih akan berpotensi mencetak growth di masa mendatang.

Revenue tumbuh 5,37%, tapi  laba operasinya tumbuh 74%. 

Deviden yang dibagikan utk thn buku 2021 = Rp 350, alias dengan laba bersihnya yang tumbuh di atas 70%, kemungkinan besar memang deviden Rp 525 sudah bisa kita dapatkan, seperti komitmen manajemen yang sudah dipublikasikan di media massa. 

Saya coba baca dan hitung sendiri juga penjelasan tentang buyback saham LPPF di CALK Q2/2022-nya.

Tahun 2021 buyback tahap 1, harga rata2 buyback saham = Rp 2338

Tahun 2021 buyback tahap 2, harga rata2 buyback saham = Rp 3794

Tahun 2022 buyback tahap 1, harga rata2 buyback saham = Rp 5026

Tahun 2022 buyback tahap 2, harga rata2 buyback saham = Rp 5436


Total harga average buyback saham = Rp 4634. Harga sekarang masih di bawah harga rata-rata buyback perusahaan, jd posisi beli kita juga relatif lebih murah.. :)


Dan perusahaan masih akan terus buyback hingga 5 desember 2023.


Biasanya selama perusahaan sedang melakukan buyback,  harga saham akan ditekan biar ngga naik banyak. Tapi di kasus LPPF ini, setidaknya kita sdh punya pengaman yaitu devidend yield yg cukup tinggi, 13% setahun. Anggap aja kita naruh deposito di atas setahun, tapi dengan bunga jauh di atas bunga deposito :)

 Kebetulan chart monthly LPPF juga masih di monthly oversold, masih di area yang enak banget untuk dibeli :)

Jadi, saya masukkan LPPF ke dalam koleksi saham-saham deviden yang saya miliki.. :)

Kalo yang ngga mau bayar pajak deviden, bisa dijual bila menjelang cum date, semoga aja nanti cuannya jg sdh lumayan.. :)

Disclaimer on ya. Rugi tanggung sendiri :)


Warm regards,

V3





Selasa, 13 September 2022

TPMA, saham kapal growth bagus dengan PBV masih di bawah 1

 Baca2 LK Q2/2022, nemu lagi saham kapal dengan growth bagus yang PBV-nya masih di bawah 1, tapi PER-nya juga masih di bawah 7, dan juga rutin bagi deviden sejak thn 2017 (mulai ipo thn 2013 di harga Rp 230).

Saya beli TPMA ngga pakai analisa ribet, cukup liat sales growthnya (46%) ,laba operasi growth (134%), dan EPS growth (187%), sedangkan PERnya cuma 5,88 (asumsi 1 usd = Rp 14500), dan PBV 0,86 di harga Rp 384. Chartnya pun sdh menarik untuk saya masuk (alias konsolidasi yang sdh cukup lama, tapi kinerja emitennya jauh membaik).

Bila asumsi deviden payout ratio = 50%, maka devidend yield utk thn depan = 8,5% di harga sekarang. Silakan hold kalo mau dapat devidennya, atau bisa saja beli dan jual sebelum cum date kalo capital gainnya sdh lumayan dan males bayar pajak deviden :)

Kalo liat saham kapal lainnya dengan growth laba yang besar, misalnya PSSI, SHIP, HAIS, pbv TPMA masih very undervalued karena masih di bawah 1. Jadi sepertinya kita masih bs dapat upside lumayan di sini, at least kenaikan harga 30-40% dari harga skrg. Disclaimer on ya, rugi tanggung sendiri.

Tapi TPMA ini jg akan buyback sahamnya, sehingga bs aja nanti harga sahamnya ngga akan ke mana2 dulu, alias bisa diuji banget kesabaran kita kalo masuk ke sini. Makanya sebaiknya belinya jangan banyak2, biar ngga stress kalo portonya ngga ke mana2.. saya beli jg hanya sedikit, krn untuk invest jg msh lumayan, DY thn depan msh bs dpt 8,5% setidaknya.. :)


Selamat berinvestasi saham, semoga saham yang kita punya akan memberikan hasil yang baik di tahun2 mendatang.. aamiin.. :)


warm regards,

V3



Senin, 29 Agustus 2022

PBSA, saham konstruksi yang PER < 7 dan royal bagi deviden

 Saya lihat LK Q2/2022 PBSA dan tertarik beli untuk invest long term (long term saya biasanya 2-3 thn ke depan) karena emiten ini sudah royal bagi deviden walaupun bergerak di bidang konstruksi. Apalagi emiten ini baru IPO di thn 2016 di harga Rp 1200 (setara dengan harga Rp 600 sekarang, karena sudah stock split 1:2 di bulan juni 2022 kemarin).

Harga PBSA skrg = Rp 302, nyaris setengah dari harga ipo-nya. 


Total EPS semenjak IPO hingga LK full year 2021 = Rp 133 (EPS sdh stocksplit adjusted)

Total deviden yang dibagikan semenjak IPO hingga LK full year 2021 = Rp 110 (deviden sdh stocksplit adjusted juga, dan disesuaikan dengan deviden tahun buku EPSnya).

Dari data 2016-2021, didapatkan devidend payout ratio (DPR)  total = 82,7% ( Rp 110 : Rp 133). Ini sangat tinggi menurut saya bila diterapkan di saham konstruksi, sehingga saya juga seperti ngga percaya tadinya. Tapi fakta dan datanya memaparkan memang begitu adanya.

Based on LK Q2/2022, EPS = Rp 23,68 ; alias EPS-nya tumbuh sekitar 681% yoy. Di harga Rp 302, ini setara dgn PER annualized = 6,37

Bila kita terapkan ini ke DPR, maka kurang lebih devidend yield yang bisa kita harapkan akan kita terima thn depan bila beli PBSA sekarang di Rp 302 =  (100 : 6,37) x 82,7% = 12,96%. Ini sdh devidend yield yang sangat besar yang bs diberikan oleh saham konstruksi di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi..

Kalo melihat deviden thn buku 2021 sebesar Rp 23,5, artinya ini sudah devidend yield setara 7,78% di harga Rp 302. Jadi bila laba thn ini tumbuh 200% aja, dan asumsi DPR sama, maka kita bs expect devidend yield thn depan = 2 x 7,78% = 15,56%.

Kalo asumsi laba tumbuh 300%, maka expected DY thn depan = 3 x 7,78% = 23,34% --- ini seperti deviden saham konstruksi rasa saham coal :)))

Bila nanti EPS full year PBSA = Rp 47, maka laba PBSA sudah break all time high, di mana kemungkinan harganya pun akan break all time jg (skrg highest PBSA = Rp 900).

 Jadi kita pantau aja terus LK di kuartal selanjutnya ya.. :)

Sekarang saya masukkan PBSA dalam keranjang investasi saham deviden tinggi koleksi saya, menemani TOTL yang kmrn sdh saya beli juga (untuk saham konstruksi). 

Kalo harganya turun lagi sementara kinerjanya masih tumbuh bagus, saya akan average down. 

Sampai kapan hold? ya terserah masing2 aja.. saya sendiri biasanya jual kalo memang ada pilihan saham yang lbh bagus lg utk dibeli. Selama blm ada penggantinya, saya hold dulu aja, toh akan dpt deviden juga. Tapi kalo kalian sendiri udah merasa cukup dgn profitnya dan mau jual, ya bisa aja. Cuma untuk membangun portofolio saham yang semakin besar dalam jangka panjang, usahakan hanya narik maksimal 50% dr profit trading dan deviden utk dikonsumsi. Sisanya diputar lagi, belikan lagi saham yang bs kasih deviden tinggi. Jadi lama kelamaan, portofolio investasi kita pasti akan tumbuh semakin besar... 

Untuk semua saham yang saya tulis di sini dengan tujuan sbg investasi jangka panjang (sekitar 2-3 thn), biasanya saya akan jual semua begitu labanya turun, atau jual stengah begitu naik 100%, ibaratnya modal sdh kita tarik, tinggal profitnya aja yang muter. 

Jadi saya bukan tipe investor yang pegang saham utk selamanya, apalagi utk saham2 komoditas. Utk saham komoditas, begitu sales dan laba turun, sebaiknya lgsg jual smua, minimal stengahnya, krn saham komoditas begitu turun suka bikin stress bantingannya... :)

Ok, ini aja sharing saya tentang PBSA. Bagi yang ikutan beli, rugi tanggung sendiri ya, because your money is your responsibility..:)

Kemarin ada yang email, nanya kenapa saya lama bgt nulis rekomendasi di sini, jawabannya ya krn nyari saham royal deviden yang harganya relatif murah dan bs disimpan sampai at least 2-3 thn ke depan itu ngga banyak, jadi wajar kalo dlm setahun paling cm bs ketemu ngga sampai 12, alias belum tentu tiap bulan ada :) itu juga kalo saya sempet nulisin di sini, karena kadang suka ngga sempet, atau pas lg dtg malesnya utk nulis2.. :)

Selamat berinvestasi saham ya, semoga investasi kita akan memberikan hasil yang bagus di masa depan.. aamiin.. :)


Warm regards,

V3


 






Kamis, 23 Juni 2022

ITMG, saham coal royal deviden yang belum break all time high..

 Harga coal masih kuat bertahan di atas 300 usd. Perang rusia-ukraina sepertinya ngga akan selesei dalam waktu cepat (saya ikuti youtube  Helmy Yahya bersama ibu Connie Rahakundini Bakrie sebagai salah satu sumber pengambilan keputusan investasi saya di coal), harga2 komoditas akan terus beranjak naik, kurs USDIDR juga semakin tinggi aja, sehingga saya memutuskan, sisa dana yang untuk timeframe investasi setahun ke depan, saya masukkan lagi ke dalam saham coal. 

Ada 3 saham coal yang menurut saya menarik untuk dibeli : BSSR, ITMG dan PTBA, tapi di sini saya hanya akan membahas tentang ITMG, karena BSSR dan PTBA sdh pernah saya tulis di sini waktu mereka di 2700..

So, saya tulis sedikit tentang alasan kenapa membeli ITMG di harga sekarang (closing Rp 32150 hari ini), menarik untuk dibeli dan disimpan, sampai setahun ke depan.

Alasannya karena PER annualized ITMG di harga sekarang = 2,74 (dengan kurs 1 USD = Rp 14500), alias bila kita berasumsi ITMG membagi labanya 80% sbg deviden, kita masih bisa dapat DY = 100/2,73 * 0,8 = 29,3% utk hold setahun ke depan.

Selain itu, ITMG all time high = 57,950. Dengan kinerja ITMG yang sekarang, sepertinya nyaris impossible kalo ITMG tidak membuat all time high yang baru... Jadi saya yakin, kita cukup menunggu dengan sabar aja sampai sahamnya break all time high. Dan enaknya, selama menunggu, tetap akan ada deviden dua kali setahun yang masuk ke kantong kita.. :)

Bila ITMG menyentuh all time highnya saja, upside dari harga beli kita sekarang sudah 57950/32150 - 1 =  80,2%... Masih merupakan upside yang sangat menarik yang bisa diberikan oleh saham yang royal bagi deviden.

Selain itu, alasan kenapa kita sebaiknya beli ITMG BSSR PTBA sekarang untuk hold sampai LK Q1/2023 keluar (dan akan kita review lagi nanti), karena ini sekalian hedging asset kita terhadap kenaikan kurs USD. Mereka ekspor dan mendapat income dlm USD, sehingga semakin kurs USD naik, laba mereka jg bs semakin naik. Dan ini adalah saham yang low debt, sehingga kita akan tenang hold-nya.

Untuk yang sekarang sedang gelisah kapan exit saham coal, saya cuma bisa bilang : saya belum melihat fenomena saham coal dikerek tinggi2 sekarang. Mungkin bisa dilihat juga di summary LK pada olt yang kita punya, berapa PER dan PBV saham2 tsb di waktu harganya peak (ITMG dan PTBA di thn 2011 : PER PTBA = 15,9 ; PBV PTBA = 5,1  , PER ITMG = 16,6 ; PBV ITMG = 8,1 --- data dari HOTS thn 2011). Jadi menurut saya, ini belum mencapak puncak dari siklus coal.. Ini menurut saya ya, dan saya ngga mau debat kusir krn perbedaan analisa. Toh duit kita, tanggung jawab kita sendiri..


Peak dari suatu siklus keliatan dari harganya yang sudah ngga masuk akal. PER dan PBV terlalu tinggi, devidend yield super mini. Sedangkan ITMG PTBA BSSR sekarang, dari PERnya aja masih termasuk mini, apalagi kalo kita bicara devidend yield..


Kapan puncak dari siklus coal? ya nanti akan keliatan dari harganya yang udah ngga masuk akal, seperti misalnya saham2 konstruksi waktu thn 2015 itu.. :))))


Sekarang, selama PER masih kecil, DY-nya gede, low debt, jualan dalam USD, wahh ini bener2 jadi senjata kita utk melawan inflasi yang sedang meninggi.. :)


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri  :)


Warm Regards,

V3




Selasa, 14 Juni 2022

BEST, saham property termurah saat ini..

 Saya baru masukin BEST dalam keranjang portfolio saya. Untuk kejar capital gain.

Saya pikir, BEST termasuk salah satu saham property termurah saat ini, dengan PBV-nya yang masih di bawah 0,3.

 Book value per share = Rp 446.

Nett value per share = Rp 253.

Revenuenya naik 103%, laba bruto naik 179%, laba usaha dan laba bersih menjadi positif dari yang sebelumnya negatif. 

GPM = 59%, OPM = 29%. 

DER = 0,28 (saya hanya hitung utang berbunganya saja).

Kasnya sekarang sekitar 40% dari market pricenya.

Saya beli BEST mulai dari harga Rp 119 dan saya average down di Rp 111.

Karena PBV masih di bawah 0,3, andaikan dia naik ke PBV 1 pun, cuan kita masih termasuk besar ( di atas 100%). 

So, saya beli BEST utk mengincar capital gain. Semoga dengan perbaikan kinerja, harga sahamnya pun jg akan semakin naik.

Disclaimer on. Rugi tanggung sndr..


Melihat chart saham properti dan perbaikan kinerjanya sekarang, saya seperti flashback ke thn 2011 dulu. Dulu thn 2011, saya beli LPCK di harga Rp 1800-an dan jual di Rp 10000-an, thn 2013. Padahal dulu saya masih bodoh, karena baru 3 tahun di market, tapi saya bisa bilang LPCK murah di harga Rp 1800 hanya krn PER-nya, padahal PBV sudah di atas 1x. 

Mungkin 1-2 thn lagi bila rally property sudah mulai lagi, saham property jg akan naik tinggi seperti dulu. Jadi mumpung dikasih kesempatan beli murah sama market, jangan dibiarkan berlalu begitu aja.. :) sekali lagi, sabar hold, karena cuan tebel baru bisa didapet kalo kita sabar hold saham yang sudah kita beli di harga murah... :)


Warm regards,

V3


Selasa, 07 Juni 2022

NRCA, TOTL, JKON, DMAS.. beli di awal mulai akan bullish.. :)

Ada 3 saham konstruksi dan 1 saham properti yang masuk keranjang investasi saya di thn 2022 ini.. Selain chartnya yang saya lihat sudah siap utk berbalik arah, LKnya juga sdh menunjukkan perubahan positif...


1. NRCA

Saya beli dengan avg harga Rp 291. Di harga ini, based on LK Q1/2022, PER = 5,7 ; PBV = 0,625. EV/EBIT = 2,1. Revenue tumbuh 84%, laba kotor tumbuh 94%, laba usaha tumbuh 127%, laba bersih tumbuh 288%.  Kebetulan NRCA saya beli sebelum bagi deviden, jadi saya masih dapat DY thn ini di sekitar 4,6% (deviden NRCA 2022 = Rp 15/lembar). NRCA menurut saya masih termasuk murah selama kita beli maksimal Rp 300.. dengan harga beli Rp 300, bila asumsi DPR thn depan 70%, kita masih bisa dapat DY sekitar 12%.. semoga sih bisa lebih dari ini.. :) Yang paling menarik lagi adalah bila kita lihat ke LK thn 2013, EPS NRCA adalah Rp 209, alias bila kita simpan saham ini dlm jangka waktu lama, bisa jadi EPSnya akan kembali ke Rp 209, alias modal beli kita cuma setara dengan PER 1,54.. dan karena NRCA adalah saham yang sangat royal bagi deviden, maka beli NRCA sekarang adalah seperti beli mesin uang yang akan terus ngasih kita deviden setiap tahun, selama perusahaannya masih bisa beroperasi dengan sehat.. Disclaimer on, rugi tanggung sendiri :)

 

2. TOTL

Saya beli TOTL baru masuk kemarin di harga Rp 322, dan dia akan bagi deviden Rp 25, alias DY sekitar 7,7% di thn ini. TOTL memang laba bersihnya masih turun. Tapi apabila kita lihat revenue, laba kotor dan laba operasi, semua sdh mulai tumbuh. Jadi saya mulai masuk di saham ini. Apalagi DY-nya juga menarik sekali untuk saham yang mulai akan membaik kinerjanya di tahun mendatang.. :) walaupun mungkin thn depan devidennya agak berkurang krn saya pikir deviden thn ini sangat besar karena utk mengkompensasi deviden thn 2020 dan 2021 yang kecil. Umumnya TOTL hanya membagi 50% laba sebagai deviden. Tahun ini dia membagi 86% laba sbg devidennya... Tapi di harga Rp 322, TOTL sangat menarik bagi saya karena EV/EBITnya hanya 1,32 , lebih kecil daripada NRCA yang saya beli di harga Rp 291 :). Disclaimer on, rugi tanggung sendiri :)


3. JKON

Terus terang alasan membeli JKON adalah krn chartnya yang sdh di bawah banget dan valuasinya yang masih di PBV 0,5 dan kinerjanya yang mulai berbalik dari rugi menjadi cetak laba. Jadi saham ini agak ngga cocok divaluasi dengan PER atau EV/EBIT saat ini, karena kinerjanya saja baru mulai cetak laba lagi. Kalo kita pakai patokan valuasi wajarnya ada di PBV 1, maka potensi cuan nyaris 100% sdh bisa kita dapat dengan membeli saham ini di harga Rp 82, dan jual di harga Rp 160. Kalo patokan valuasi wajarnya adalah revenue/share-nya yang di Rp 183 (annualized), maka cuan 123% bisa kita dapat dengan membeli sahamnya di Rp 82 dan jual di Rp 183.. Tapi untuk JKON, dengan liat chartnya, saya pikir ke Rp 200 ngga susah dalam setahun ke depan. Jadi saya beli JKON ya memang krn untuk mengejar capital gain aja.. :) Dan saya pikir JKON di Rp 100 pun masih termasuk undervalued. Disclaimer on, rugi tanggung sendiri.. :)


4. DMAS

DMAS sdh lama saya incar krn ini saham yang juga royal bagi deviden. Kebetulan ada yang kirim email saya dan mention DMAS, jadi saya  buka Lk Q1/2022-nya, lihat chartnya, dan saya putuskan untuk beli juga di Rp 174. Tapi saya ngga mengharapkan DMAS kasih deviden besar thn ini, melainkan menunggu devidennya di thn depan. Dengan harga beli sekarang di Rp 183, thn depan mungkin kita akan bisa dapat deviden yield sekitar 12% (asumsi DPR 70%, based on LK Q1/2022). Belum lagi bila harganya kembali ke all time high di 356, maka kita ada potensi cuan 94% dari capital gain. Disclaimer on, rugi tanggung sendiri :)


Ok, itu aja sharing saya kali ini. Nanti kalo ada lagi saham bagus yang menarik untuk dibeli, saya akan tulis lg di sini.

Happy investing, semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di tahun-tahun ke depan.. aamiin..


warm regards,

v3

Senin, 06 Juni 2022

BRIS, saham bank pertama yang masuk portofolio di thn 2022

 

update 14 june 2022 : berhubung BRIS mau ada right issue, saya out dulu dari BRIS. Kita belum tau RI akan di harga berapa, biasanya ditaruh di harga yang cukup murah, sehingga banyak investor yang berminat untuk menebus right-nya. Saya ngga mau terseret arus turun yang lama di BRIS, atau sahamnya lama ngga ke mana2, jadi saya pilih out dulu.


ini tulisan sebelumnya ttg BRIS :


Saya baru liat chart BRIS, dan sangat tertarik beli untuk long term invest. Minimal hold sampai harga balik ke all time high-nya.. 

BRIS di LK Q1/2022 : 

revenue growth = 3,5%

laba usaha growth = 22,8%

laba bersih growth = 33%

ROE = 15,2%

OPM = 29%

NPM = 21%

Di harga Rp 1480, PER = 15,41, PBV = 2,34 ---> sudah masuk harga wajar untuk dibeli menurut saya

So, saya masukkan BRIS ke dalam keranjang investasi saya. Tapi ngga bs ngandelin deviden di sini, kita cari capital gain aja. Kalo harganya balik ke all time high (3980), cuannya sdh di atas 100%.. :)


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri.. :)


update 22 Desember 2022 : harga RI BRIS sudah keluar, sebesar Rp 1000, dan BRIS rebound begitu menyentuh harga Rp 1095..  Jadi saya masuk lagi di BRIS di harga average Rp 1175. Di harga skrg, PBV BRIS = 1,9 dan PERnya = 12,6 (based on LK Q3/2022). So far niat masuk utk swing trading dulu, kecuali kalo nanti LK Q1/2023 labanya naik tinggi, mungkin akan saya pertimbangkan utk hold lbh lama.. :)


Warm regards,

V3

Selasa, 24 Mei 2022

MARK, saham growth yang bagus untuk investasi long term (jg DGNS dan TOTO)

 Saya mengincar MARK sdh lama, tapi baru sekarang saya pikir timing masuk yang bagus utk MARK, ngga lama stelah LK Q1/2022 keluar. Saya beli MARK dari harga Rp 1055- Rp1130.

MARK di LK Q1/2022 , sales tumbuh 66%. 

Laba usaha dan laba bersih tumbuh 80%.

Ekuitas tumbuh 16,9%.

ROE annualized = 57,7%. DER kecil. NPM = 34%

Rajin bagi deviden.

IPO thn 2017 dan kemudian stocksplit 1:5 di thn 2019.

MARK benar-benar saham growth yang fundamentalnya sangat bagus.

Di harga Rp 1130, PER = 8,58. Termasuk murah karena masih di bawah 10.

Bila kebijakan deviden MARK masih sama dengan tahun lalu (sekitar 40% laba), maka utk deviden thn ini kita bs dapat deviden yield atau DY = skitar 3,64%. 

Di saham growth, kita memang jarang banget bs dpt DY di atas 5% pada thn awal kita beli. Tapi semakin lama kita hold, labanya cenderung akan smakin naik, sehingga DY yang kita dapatkan jg akan semakin besar...


Selain MARK, saya juga mulai akumulasi DGNS. Kinerja DGNS terlihat sudah membaik dibanding kuartal sebelumnya. Tapi laba yoy masih turun. Saya nyicil masuk dulu di sini, akan average down bila harga dibawa turun, selama kinerja tidak memburuk.

Di harga 286, PER = 10,64 ; PBV = 1,7. ROE = 15,9%. NPM = 14% . DY-nya mgkin kecil, krn DGNS thn kemarin juga hanya membagi sekitar 11% laba saja sebagai deviden. Jadi di sini saya lebih mengejar capital gain dibanding deviden.. 


Saham ketiga yang saya pikir cukup bagus utk dibeli adalah TOTO. Based on LK Q1/2022, sales naik 20%, laba bersih naik sekitar 800%. ROE 17%. NPM = 16%.

Di harga Rp 270, PER = 7,7x. PBV = 1,31. Masih murah banget untuk TOTO. Setidaknya TOTO biasanya dihargai di PBV minimal 2 dan PER minimal 15. Jadi masih ada upside yang lumayan untuk buy and hold di sini.

Disclaimer on.


Rugi tanggung sendiri, ya.. :)


Semoga hasil investasi saham kita akan memberikan return yang bagus di tahun-tahun ke depan.


Warm regards,

V3


note : tahun ini saya lebih banyak akan memilih saham non komoditas untuk mengisi portfolio saya. saham komoditas (terutama coal) sudah banyak saya beli dari thn lalu, sehingga tahun ini saya akan ekspansi ke sektor lain, terutama sektor yang sahamnya bs untuk investasi long term dengan menikmati devidennya.. :)


update 10 oktober 2022 : sejak saya beli, MARK sudah turun skitar 53% (sekarang harganya Rp 540). saya cutloss MARK di june 2022, di harga Rp 1065, beli dr 1130-1055, karena ngga nyaman dengan chartnya yg turun terus, dan saya pindahkan dananya ke ITMG waktu itu (krn ITMG jg lg dibanting ke 30ribuan). sejak CL sampai skrg, saya msh pantau MARK krn niat utk buyback lg, tapi belum berani. Mungkin nanti tunggu MACD weekly-nya golden cross dulu. MARK saham bagus dengan kinerja market value terburuk yang pernah masuk portofolio saya thn ini... saham ini masih layak untuk masuk watch list menurut saya.. :) tinggal tunggu aja sampai kapan pisaunya berhenti jatuh. disclaimer on. 


update 20 oct 2022 : ternyata MARK di 540 itu sepertinya sudah bottom. besok2nya harga lgsg naik ke 770, dan saya tungguin sampai dia cooling down dulu utk beli. akhirnya saya beli MARK hari ini di 680. kita liat aja akan ke berapa MARK thn depan.. semoga minimal msh bs ke Rp 1000.. :)





















Kamis, 12 Mei 2022

TAPG, saham cpo yang masih undervalued

 Dari semua saham CPO yang sudah saya lihat LKnya di q1/2022, saya hanya tertarik dengan TAPG. salesnya naik 62%. laba bruto naik 182%. laba usaha naik 312%. laba bersih naik 527%. GPM = 37%, OPM = 35% dan NPM = 41%.

ROE = 41,65%, ROA = 27% dan mayoritas sawitnya masih usia muda.

Perusahaan IPO thn 2021 bulan April di harga Rp 200, dan sudah lgsg membagi deviden sebesar Rp 15,11 di bulan Juli 2021. 

Di harga Rp 675, PER = 3,83 dan PBV = 1,6, masih termasuk undervalued menurut saya, apalagi dengan kinerjanya yang seperti di atas.

Dengan adanya program B30, B50, saham cpo bisa dijadikan sbg investasi long term menurut saya, karena demandnya akan lebih terjamin. Umur pohon sawit yang mayoritas masih muda, bisa menjadi competitive advantage tersendiri bagi perusahaan ini dibandingkan dengan pesaingnya.. so, thn ini saya mulai memasukkan TAPG sebagai member baru dalam keranjang investasi jangka panjang saya.. :)

Disclaimer on. Rugi tanggung sendiri ya..


Semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di masa depan nanti.. :)


Warm regards,

V3

Rabu, 27 April 2022

CEKA, thn ini apakah akan cetak laba all time high?

 CEKA sudah mengeluarkan LK Q1/2022. Salesnya naik 55%, Laba naik 99%. 

EPS Q1/2022 = Rp 164,66 ---> annualized = Rp 658.

nett value per share = Rp 1937.

Di harga sekarang (Rp 2050), PER CEKA = 3,11. PBV = 0,84. ROE = 26%. ROA = 21%. Very low debt.

Sales/share CEKA = Rp 11.569 (annualized).

Apakah CEKA akan mencetak laba all time high tahun ini? I hope so, krn harga cpo dan juga minyak goreng sudah break all time high (CEKA ini produsen migor merk SANIA dan FORTUNE, btw). CEKA juga rajin bagi deviden tiap tahun, walaupun 3 thn terakhir devidennya ngga pernah lebih dari Rp 100............ Mudah-mudahan aja deviden thn depan minimal bisa 2-3x lipat.. 

asumsi devidend yield yang akan kita dapatkan thn depan, bila devidend payout ratio = 30% adalah : (0,3 x Rp 658 ) : Rp 2050 = 9,62%. Tapi ini masih asumsi ya, harus kita kawal terus LK-nya setiap kuartal, untuk bisa melihat apakah asumsi ini bisa dipakai atau ngga.. :)

Ini aja yang saya bisa bahas ttg CEKA. Semoga bisa ngasih return investasi yang baik ke depannya. Aamiin..

Rugi tanggung sendiri buat yang ikutan beli.. :)


Warm regards,

V3



Kamis, 21 April 2022

IPCC, mulai turn around, cash rich...

 IPCC di LK tahunan 2021 mulai turn around. Tahun lalu perusahaan masih rugi, tahun ini sudah cetak laba kembali.

Kas/lembar IPCC = Rp 422. Alias, kalo berdasarkan harga saat ini, kas IPCC = 76% dari market cap-nya. Dan perusahaan ini NO DEBT.

Alias kalo kita beli IPCC di harga Rp 555 (harga sekarang), sama aja artinya dengan kita beli IPCC hanya dengan membayar Rp 555 - Rp 422 = Rp 132. 

Buat saya, ini merupakan harga yang sangat menarik. Mudah-mudahan saham ini bisa menjadi sumber deviden income juga di masa depan, karena sebelum covid, IPCC termasuk royal bagi deviden..

Dan mudah-mudahan tahun ini ekonomi benar-benar sudah mulai pulih, sehingga bisnis IPCC bisa tumbuh lg ke depannya.. :)

Jangan lupa, IPCC dulu ipo di thn 2018 dengan harga Rp 1640. Jadi sekarang kita cukup membayar 33,8% dari harga ipo dan dengan PBV yang hanya 0,95... :)

Disclaimer on, rugi tanggung sendiri ya ..)


Semoga investasi saham kita akan semakin bagus nanti ke depannya :)


Warm regards,

V3



Senin, 11 April 2022

PZZA, hidden gem dari sektor consumer... CANCELED

 PZZA baru saja mengeluarkan LK Q4/2021-nya. Dan kinerjanya sudah turn around, laba PZZA sudah kembali positif.

Saya sudah agak lama mengikuti PZZA karena tertarik untuk membeli sahamnya untuk invest long term di sektor consumer. Tapi saya menunggu dulu biar  kinerjanya sudah pulih dan sudah mencetak laba lagi selama setahun penuh. Dan ternyata sepertinya momentum untuk masuk ke saham PZZA sudah di depan mata...

Berdasarkan data LK Q4/2021, sales PZZA masih turun tipis 1,15%, laba kotor juga masih turun tipis 0,61%, tapi laba operasi dan laba bersihnya sudah menjadi positif dari yang sebelumnya negatif.

Tapi yang menarik, kalau kita hitung sales per lembar sahamnya = Rp 1131, alias dua kali lipat dari harganya saat ini (Rp 600).

PBV PZZA di harga Rp 600 = 1,5x. Murah banget untuk saham consumer.

Selain itu, saya hitung EV/CFOnya, saya dapatkan angka 4,44. Menurut saya, EV/CFO < 8 untuk saham consumer ini masih termasuk murah, apalagi ini yang hanya 4,4.

Jadi menurut saya, PZZA di harga Rp 600 saat ini masih sangat menarik untuk invest long term. Disclaimer on, rugi tanggung sendiri ya.. :)

Untuk rumus EV/CFO, silakan digoogling aja ya, saya agak ribet nulisin di sini soalnya.. :))

Tapi untuk bisa mendapatkan deviden yang cukup menarik dari PZZA ini, mungkin kita harus menunggu minimal 1-2 thn lagi. Biarkan PZZA benar2 pulih dulu kinerjanya, sehingga kita bs menjadikan devidennya sbg pasif income di masa depan.. :)

Semoga investasi kita di PZZA akan memberikan hasil yang bagus ke depannya nanti.. aamiin.. :)


Warm regards,

- V3 -


update 24 may 2022 : dengan keluarnya LK Q1/2022 PZZA, saya batalkan menobatkan PZZA sbg hidden gem. Saya pribadi memutuskan utk out dr PZZA, dan pindah ke saham lain yang lebih baik.



Jumat, 08 April 2022

PRIM, saham rumah sakit yang paling undervalued saat ini?

 Saya lagi buka-buka LK untuk liat saham selain coal (karena di porto saya paling banyak saham coal saat ini), dan saya ketemu saham PRIM yang saya pikir masih very undervalued..

PRIM ini saham rumah sakit, jd untuk membandingkan apakah dia lebih murah dibanding saham rumah sakit lainnya di bursa, tentu saja saya bandingkan dengan HEAL, MIKA, SILO, BMHS, SRAJ. 

Dan dengan cara sederhana hanya dengan membandingkan PER dan PBV-nya saja, menurut saya PRIM ini very undervalued sekarang.

Tapi sejak perusahaan IPO di thn 2018, dia belum pernah membagi deviden, sehingga saya beli hanya untuk mengejar capital gainnya saja. Mungkin begitu PRIM mencapai PBV 2 atau 3, akan saya lepas..

Karena LK Q4/2021 belum keluar, saya hanya berpatokan dengan LK Q3/2021 saja. 

Dari LK Q3/2021, saya dapatkan data bahwa :

sales tumbuh 229%

laba kotor tumbuh 197%, dengan marjin laba kotor = 35,6%

laba bersih tumbuh 499%, dengan marjin laba bersih 20%

EPS saat ini = Rp 31,07, tumbuh 495%

arus kas operasi masih minus karena banyak tagihannya yang belum dibayar lunas oleh BPJS. tapi melihat data LK di akhir thn 2019-2020, pd akhirnya arus kas operasi full year semuanya menjadi positif.

tidak punya utang berbunga (zero debt, sangat menarik)

Di harga sekarang, Rp 328, PER annualized = 7,92, PBV = 1,12. Silakan cari saham rumah sakit di BEI yang valuasinya bisa semurah ini :))

Saya menemukan data bahwa perusahaan sudah 2x mengadakan buyback saham, di thn 2021 dan di 28 januari 2022 - 28 maret 2022 ini. 

Range harga PRIM di periode buyback 2022 antara Rp 334 - 454, jadi harga sekarang masih lebih rendah daripada harga buyback perusahaan. 

Ini cuma analisa sederhana aja.

Rugi tanggung sendiri buat yang ikutan beli, ya.. :)


Warm regards,

V3



update 27 april 2022 : harga PRIM sekarang Rp 306, sudah turun 7% sejak saya posting. Dan PRIM belum juga submit LK Q4/2021-nya. Hal ini bisa menambah concern kita ttg GCG perusahaan ini, sedangkan emiten lain yang usahanya sejenis sudah banyak yg submit LKnya. GCG is the most important thing for me dalam investasi saham... 


Selasa, 22 Februari 2022

BSSR, saham coal bagus, murah yang juga royal bagi deviden

 Beberapa hari terakhir ini, saya nyicil beli BSSR, dari mulai harga Rp 2920, hingga sekarang  di Rp 2700.

Based on LK q3/2021, sales BSSR naik 78%, laba bersihnya naik 321%, ROE 64,36%, dan utang berbunganya sangat minim. 

Saya sudah tertarik dengan BSSR dari harganya Rp 1600, tapi dulu sangat amat tidak likuid, sehingga saya masih belum berani beli. Dan BSSR terus naik hingga harga mencapai Rp 5000. Setelah itu BSSR terus turun dan per hari ini (tanggal 22 februari 2022), mencapai low di 2680.

Saya ngga tau, apakah BSSR masih akan turun lagi atau ngga. Tapi yang jelas, sejak harga Rp 2920, saya memandang BSSR ini sudah menarik untuk dibeli. 

Di harga Rp 2700, PER BSSR = 3,65 (dengan kurs 1 usd = Rp 14.000). Bila kita berasumsi devidend payout ratio total = 90%, maka kita bisa mendapat devidend yield = 24% utk setahun ke depan. Asumsinya, kita bisa dapatkan dari sisa deviden dr laba oktober-desember 2021 dan laba full year 2022.

Melihat perkembangan harga coal sekarang, sepertinya LK 2022 akan lebih baik daripada LK 2021, karena harga jual coal BSSR di 2022 akan lebih tinggi daripada harga jual coal di 202.  Jadi saya pikir cukup relevan menggunakan patokan PER sekarang untuk investasi di saham ini.

Tapi ya karena ini adalah saham komoditas, jd untuk lebih aman jangan untuk invest long term. Atau kalo niat untuk invest long term, jual setengah bila harga sudah naik 100%, anggap aja tarik modalnya. Sisanya biar menjadi profit yang terus bisa muter.. :)

Dan karena ini adalah saham yang ngga likuid, jangan beli terlalu banyak yang membuat kita jadi susah sendiri pada saat akan menjual sahamnya.. :)

Jika melihat di chart monthly, BSSR highest 2018 = Rp 2980, di mana EPS full year 2018 = Rp 382. Sekarang EPS Q3/2021 BSSR = Rp 555, sudah jauh lebih tinggi daripada EPS 2018, tapi harganya di bawah harga 2018... 

Sejak tahun 2021 kemarin hingga januari 2022, BSSR membagi deviden Rp 783 (yang dibagikan dalam tiga kali pembayaran, yaitu di bulan may 2021,  september 2021 dan januari 2022). Ini setara dengan 29% dari harga di 2700 saat ini. 

Asumsi saya, bila pembagian deviden akan terus berlanjut dengan skema yang sama seperti thn 2021, maka 29% lah kurang lebih devidend yield yang akan kita dapat bila kita invest di BSSR harga Rp 2700 untuk setahun ke depan.

Ini asumsi ya, namanya asumsi bisa aja terjadi, bisa aja ngga.. :)

Tapi yang jelas, dengan penjabaran hal di atas, saya jd semakin yakin bahwa BSSR di harga 2700 saat ini sudah menarik untuk dibeli. Bahkan sampai harga Rp 3100 pun masih menarik karena ekspektasi DY yang bisa kita dapat masih di atas 25%..

Disclaimer ON, rugi tanggung sendiri ya :))))


Ok, ini aja sedikit insight dari saya.


Semoga investasi kita akan tumbuh semakin baik di tahun2 ke depan.. Aamiin..


Warm Regards,

V3