Jumat, 31 Agustus 2018

PGAS, kinerja yang mulai kelihatan membaik..

PGAS di LK Q2/2018-nya sudah menunjukkan kenaikan laba kembali.

Penjualannya mengalami kenaikan 15%, dan laba operasinya naik 45%.

Sebetulnya PGAS sudah masuk watchlist saya sejak PBV-nya sudah masuk di bawah 1x, sekitar harga 1800-an waktu itu.

Tapi karena LK-nya belum menunjukkan kenaikan laba, saya masih sabar untuk ngga beli dulu. Dan harganya sempat turun hingga ke 1365, yang menunjukkan PBV sekitar 0,8x. Sejak itu, PGAS membikin higher low di 1500, dan akhirnya di LK Q2/2018, barulah PGAS mencetak kenaikan laba kembali..

Bahkan di harganya yang sekarang, 2140, PBV PGAS = 1,13x (saya pakai kurs 1 USD = Rp 14.200), PER = 12,52x. PER x PBV = 14,16x.

PGAS menarik untuk dibeli menurut saya, karena PBV-nya masih di sekitar 1x, dan sudah mencetak kenaikan laba lagi... Mudah-mudahan ke depannya, kinerja PGAS akan membaik kembali, karena sejak 2014, labanya selalu turun. Semoga kenaikan kinerja ini memang menandakan bahwa PGAS sudah mulai balik arah, sehingga trend harga sahamnya pun akan kembali membalik ke uptrend lagi.

Melihat data PBV PGAS di aplikasi HOTS mirae assets sejak 2006,baru di 2017 dan 2018 ini lah PGAS diperdagangkan dengan PBV di bawah 1x. Jadi bisa jadi, ini adalah kesempatan emas untuk membeli saham bluechip ini... Terutama dengan keluarnya LK terbaru yang menunjukkan kenaikan laba, kenaikan harga sahamnya nanti berarti sudah didukung juga dengan fundamentalnya, sehingga akan lebih kuat.

Tapi saya pribadi sih tetap akan menjual saham ini bila nanti di LK terbaru, PGAS menunjukkan penurunan laba lagi... :)

Jadi investasi saham dalam jangka panjang versi saya itu bukan buy and hold forever seperti Warren Buffet, melainkan saya menaruh dana di saham dalam jangka panjang. Sahamnya bisa berganti menjadi saham apa saja yang memang bagus dibeli menurut saya, tapi yang jelas, dana yang ada di saham sebisa mungkin saya hold, ngga saya tarik, dan selalu saya usahakan untuk menambah deposit dana setiap bulan.

Dan untuk beli sahamnya, bulan favorit saya untuk belanja saham itu adalah bulan Agustus, September dan Oktober, karena biasanya banyak saham bagus yang turun dalam di bulan-bulan itu...

Kemarin saya sudah posting tentang ADHI, sekarang tentang PGAS, karena saya pikir memang sekarang moment yang bagus banget untuk belanja saham2 ini.

Saya juga ada beli sedikit SOCI dan LPCK, walaupun laba mereka masih turun. Kenapa? Karena saya lihat, PBV mereka sudah di 0,2x. Jadi saya sekarang mulai mengembangkan diri menjadi investor yang mengejar saham-saham yang saya pikir sudah sangat undervalue.....
Tapi untuk membeli dengan cara seperti ini, dibutuhkan mental yang kuat (untuk melihat harga sahamnya masih bisa turun lagi) dan juga dana yang ngga akan dipakai dalam jangka waktu pendek...

Intinya, dengan kurs usd yang menguat sekarang ini, dengan issue krisis Turki, Argentina, Venezuela dll, yang kebetulan terjadi di bulan2 di mana IHSG ini sering turun dalam (minimal ada saham2 tertentu yang turun dalam), ya saya mencoba untuk belanja saham bagus dan murah semaksimal mungkin... 

Dan makin ke sini, saya semakin seneng belanja dengan patokan PBV. Bandingkan antara PBV sekarang dengan tahun2 sebelumnya. Dan coba dibandingkan dengan kinerja emitennya. Bila labanya naik terus tapi sahamnya turun terus, berarti ada anomali, dan di sanalah kesempatan value investor bisa masuk...

Bila selama ini labanya turun terus, dan di LK terbaru dia sudah mencatat kenaikan laba dan kebetulan juga PBV-nya masih di kisaran 1x untuk saham bluechip, jangan ragu untuk beli..

Sekali lagi saya mau mengingatkan, biasanya waktu belanja saham paling bagus itu adalah di bulan Agustus, September, Oktober.. Jadi kalo sekarang di bulan-bulan ini banyak berita jelek, harga saham pd turun, jangan ragu untuk beli... Nanti kalo sudah bulan Desember, biasanya saham-saham akan mulai naik lagi..

Oya, saya mau tuliskan beberapa kenaikan harga saham dalam 10 thn terakhir, ya. Harga saham yang saya bandingkan, mulai awal Januari 2007 - sekarang. Dan ini hanya kenaikan harganya saja, tidak termasuk devidennya. Mudah-mudahan bisa menjadi penyemangat untuk semakin giat berinvestasi saham, dan hanya memasukkan saham-saham yang bagus kinerjanya dalam keranjang investasi kita ya ... :)

1. BBCA ---> 376,92% ( dari Rp 52.00 ke Rp 24.800)

2. BBRI ---> 511,53% ( dari Rp 520 ke Rp 3180)

3. BMRI ---> 375,86% ( dari Rp 1450 ke Rp 6900)

4. BBNI ---> 314,89% ( dari Rp 1880 ke Rp 7800)

5. BNGA ---> minus 1,08% ( dari Rp 930 ke Rp 920)

6. UNVR ---> 549,63% ( dari 6750 ke 43.850)

7. MYOR ---> 4330,77% ( dari Rp 65 ke Rp 2880)

8. CPIN ---> 4193,10% ( dari Rp 116 ke Rp 4980)

9. MAIN ---> 675,86% ( dari Rp 174 ke Rp 1350)

10. JPFA ---> 2794,73% ( dari Rp 76 ke Rp 2200)

11. ASII ---> 353,12% ( dari Rp 1600 ke Rp 7250)

12. PTBA ---> 470,42% ( dari Rp 710 ke Rp 4050)

13. UNTR ---> 417,29% ( dari Rp 6650 ke Rp 34.400)

14. INDF ---> 365,32% ( dari Rp 1370 ke Rp 6375)

15. LSIP ---> 5,68% ( dari Rp 1320 ke Rp 1395)

16. AALI ---> 3,84% ( dari Rp 13.000 ke Rp 13.500)

17. ADHI ---> 83,95% ( dari Rp 810 ke Rp 1490)

18. KLBF ---> 460,41% ( dari Rp 240 ke Rp 1345)

19. PGAS ---> minus 7,76% ( dari Rp 2320 ke Rp 2140)

20. SMGR ---> 28,22% ( dari Rp 7370 ke Rp 9450)

21. LPKR ---> minus 16,82% ( dari Rp 428 ke Rp 356)

22. LPCK ---> 564,91% ( dari Rp 285 ke Rp 1895)

23. CTRA ---> 119,48% ( dari Rp 385 ke Rp 845)

24. SCMA ---> 1212,5% ( dari Rp 160 ke Rp 2100)

25. ANTM ---> minus 46,29% ( dari Rp 1620 ke Rp 870)

26. TINS ---> 73,33% ( dari Rp 450 ke Rp 780 )


Regards,
V3


update per 4 Maret 2019,
saya sudah jual semua PGAS yang saya punya, krn Book Value per sharenya  turun dr $0,136 di Q3/2018 menjadi $0,1062.
Saya ngga seneng banget megang saham yang BV-nya atau EPS-nya turun, jadi 
saya pindahkan ke PSSI, RIGS, PBID dan INDR yang menurut saya upsidenya akan lebih tinggi drpd PGAS..

Selasa, 28 Agustus 2018

ADHI, kesempatan beli saham kontruksi dengan PBV di bawah 1x..

Waktu saya menulis topik ini, ADHI belum keluar LK Q2/2018-nya. Katanya sedang diaudit, jadi kita lamaaa banget nungguinnya....

Akhirnya  saya hanya berpatokan dengan LK Q1/2018-nya saja dalam membahas ADHI ini.

Sudah beberapa bulan ini, harga ADHI terus turun, dan kemarin sempat mencapai 1460.

Sebenernya bukan ADHI saja yang turun terus sahamnya bbrp bulan ini, tapi juga saham2 konstruksi yang lain, seperti WSKT, WIKA, PTPP dll.

Dan buat saya, ini anomali, karena di LK mereka semua, labanya naik terus, bahkan naiknya juga tinggi2. Tapi harga sahamnya dibanting sampai ngga masuk akal. Tapi sekali lagi, saya melihat ini sebagai kesempatan bagi kita value investor untuk membeli saham konstruksi di harga yang murah..

Kemarin saya sempet memperhatikan ADHI dan WIKA, karena PBV-nya sudah di bwh 1, dan juga sudah di bawah modal kerja per lembar sahamnya. Ditambah lagi, ADHI tahun 2015 sempat Right Issue di harga Rp 1560, dan WIKA Right Issue di harga 2160 pada tahun 2016.

Tapi karena WIKA sudah berada di atas harga Book Valuenya, jadi kita bahas ADHI saja sekilas, ya.

Ngga pakai hitungan rumit, karena saya ingin menyebarkan ide bahwa investasi saham, terutama value investing, ngga harus penuh dengan hitungan rumit, cukup dengan sedikit matematika dan sabar saja tunggu barang murah.. :)



Data ADHI based on LK Q1/2018 = 
EPS = Rp 20,58
Book Value = Rp 1666,04
Modal kerja per lembar saham = Rp 1931,88
ROE = 4,94%

Dari LK Q1/2018, ADHI di harga sekarang (Rp 1530), PER-nya = 18,6x ; PBV = 0,92x.
PER x PBV = 17,09x 

Kalau kita hanya berpatokan dengan PER ADHI sekarang, maka akan terlihat bahwa secara PER, ADHI kok masih mahal, ya..?

Tapi coba kita lihat LK ADHI beberapa tahun trakhir..

Saya coba tuliskan saja data yang saya dapat dari aplikasi HOTS (mirae asset)  :

EPS ADHI Q1/2017 = Rp 5
EPS ADHI Q2/2017 = Rp 36
EPS ADHI Q3/2017 = Rp 57
EPS ADHI Q4/2017 = Rp 144

ROE ADHI Q1/2017 = 1,4%
ROE ADHI Q2/2017 = 4,8%
ROE ADHI Q3/2017 = 5%
ROE ADHI Q4/2017 = 8,8%


Dari data di atas, terlihat bahwa EPS ADHI di Q1 itu memang sangat kecil, apabila dibandingkan dengan EPSnya di Q4-nya nanti. Saya sudah membandingkan EPS ADHI dari Q1-Q4, dari 2007 - 2017, dan saya menemukan pola yang sama sepert ini, hampir 100%. Bahkan di saham2 konstruksi yang lain juga begitu...

Artinya apa?

Artinya, bisa jadi, PER ADHI yang sekarang 18x itu mungkin hanya akan menjadi 4x, ketika LK Q4/2018-nya keluar. Apalagi ADHI sekarang PBV-nya sudah di bawah 1.. 

Artinya, bisa jadi ADHI di harga sekarang ini adalah harga yang sangat bagus untuk kita masuk sebagai value investor...

Apalagi saya lihat di data HOTS, dr 2007 - 2018, hanya di tahun 2009, awal 2010 dan akhir 2011 saja ADHI diperdagangkan dengan PBV di bwh 1.. 

Jadi, menurut saya, ADHI di harga skrg ini sudah dijual dengan harga yang murah..  :)

Ok, ini saja sharing saya tentang ADHI.

Kalau ikutan beli dan rugi, tanggung sendiri ya.. :)

Oya, seperti biasa, kalau ada saham saya yang labanya turun di LK terbaru, pasti saya langsung jual sahamnya.. begitu juga dengan ADHI nanti. kalo LK Q2-nya sudah keluar dan ternyata labanya turun, ya pasti akan saya jual dulu nanti.. Kita ganti dengan saham lain yang lbh bagus kinerjanya... :)


Regards,
V3




Update 30 Oktober 2018

LK Q3/2018 ADHI sudah keluar. Walaupun tidak seindah yang saya bayangkan, tapi tetap ada pertumbuhan. Labanya tumbuh 63%, ROE 7,34% (masih lebih baik daripada ROE di Q1 dan Q2-nya), dan PBV-nya sudah 0,65x (di harga Rp 1130). Tapiiii.. harganya sekarang Rp 1130, sudah turun 26% dari harga waktu saya posting di blog ini.. Dan sebagai value investor, kinerja yang masih baik, ada pertumbuhan dan harganya semakin murah, tentu saja yang saya lakukan adalah average down.. Dan sepertinya ini terakhir kali saya belanja ADHI di tahun ini, karena masa great sale di BEI sudah mau berakhir (biasanya musim bagus belanja saham di BEI itu bulan Agustus - Oktober).. 
Saya akan hold terus sahamnya selama laba ADHI masih naik. Tapi nanti begitu labanya turun, saya akan lgsg jual sahamnya, ngga pakai pikir panjang lagi..

Sekarang portofolio saya 36% diisi oleh saham konstruksi, ADHI dan WSKT. Kemarin sempat punya WEGE. Tapi begitu LK Q3 ADHI keluar, dan PBV-nya sudah 0,65, maka saya jual WEGE untuk diaverage down ke ADHI dan WSKT. Alhamdulillah WEGE dijual dengan cuan tipis, jadi ngga mikir panjang utk average down ke adhi dan wskt..

Oya, saya juga kmrn sempat CL LPCK karena hingga mau akhir Oktober LK Q2-nya belum keluar juga, sehingga saya rugi 14%, di harga Rp 1650. Tapi besoknya, ada kasus tangkap tangan walikota bekasi krn kasus Meikarta, sehingga saham LPCK terjun hingga 1125. Sekarang LPCK di 1450.. Alhamdulillah, masih bisa CL di 1650...

Buat para investor pemula, yang sabar ya. Ini lagi masa bearish diam2. IHSG turunnya ngga begitu dalam, dr highestnya. Tapi saham2 konstruksi dan properti malah dibanting gila-gilaan.. Lebih parah lagi saham konstruksi, labanya masih tumbuh tinggi, tapi harganya dibanting hingga di bawah book value-nya.. Tapi bagi value investor, ini adalah kesempatan emas.. Jadi jangan sampai lewatkan masa2 great sale ini untuk menambah koleksi saham bagus dan murah, ya.. :)







Kamis, 02 Agustus 2018

BNGA, apakah saham ini sedang salah harga?

Sudah sejak Q4/2017 keluar, saya memperhatikan BNGA.

Ketika itu, di Q4/2017, saya perhatikan EPS-nya naik 43%, tapi PBV hanya 0,79x..

Waktu itu harga BNGA 1170.. 

Terus begitu LK Q1/2018-nya keluar, labanya tumbuh 37% lagi, tapi harganya saat itu Rp 975.. 
Di harga 975, PER BNGA = 6,96x dan PBV = 0,64x. 
PER x PBV = 4,48x. 
Memang ROE-nya agak kecil, cuma 9,31% , tapi ya liat juga lah, PER dan PBV-nya juga kecil lho.. 
Jadi ada trade off yang kita dapatkan di sini.. :)

Kalau liat data di online trading (saya pakai mirae asset), laba BNGA :

Q1/2015 =82,717,000,000
Q1/2016 = 268,676,000,000
Q1/2017 = 639,545,000,000
Q1/2018 = 876,703,000,000

Terlihat labanya terus naik dr Q1/2015 sampai Q1/2018.. Dan perusahaan juga rajin bagi deviden. 
Mei 2018, BNGA membagi deviden Rp 23,89/lembar saham atau sekitar 20% dr laba bersihnya.

Tapi yang sedihnya, saham bank ini seperti ngga dihargai dengan layak. 
Eh ini bukan sedih deh ya, malah mestinya heppinya, karena kalo ngga begini, value investor ngga bisa beli saham ini di harga murah :)

Akhirnya saya putuskan untuk beli saham ini sbg salah satu saham cantik untuk investasi di 2018 ini.. 

Kemarin saya juga beli MAIN di 730 untuk investasi, karena labanya tumbuh tinggi di Q1/2018 sedangkan PBV-nya masih di bawah 1.. 

Jadi ada 3 saham dengan PBV di bawah 1 yang saya incar kmrn, tapi krn yang 1 belum saya beli, jadi saya tulis 2 ini saja ya.. :)

LK Q2/2018 BNGA belum keluar.. 
Saya sih berharap, semoga kinerjanya tetap bagus di Q2 ini, jd msh bisa saya hold.. 
Rasanya sayang utk jual saham bank swasta no 2 terbesar di Indonesia yang labanya bs tumbuh di atas 15% tapi PBV-nya masih di bwh 1... 
Takutnya kesempatan seperti ini ngga akan terulang lg kedua kali... 

Saya di sini ngga bikin hitung2an ala investor kalo bahas LK ya.

Saya cukup memperhatikan pertumbuhan laba BNGA dr tahun ke tahun, dan melihat saham ini skrg diperdagangkan di pasar dengan PER di bwh 8x dan PBV di bawah 0,7x nya..
Silakan kita pikirkan masing2, apakah saham ini layak dibeli sebagai salah satu pilihan dalam keranjang value investing kita... ?

Regards,
V3


Note : your money, your responsibility.. Rugi tanggung sendiri ya :)


Update 2 november 2018

Dr hasil LK Q3 BNGA, saya memutuskan out dulu dr saham ini, karena laba dr q2 ke q3, anjlok drastis. Eps q2 = rp 63,19 tapi eps q3 = 32,78. Ngga ada growth, malah penurunan laba jadinya.. Roe yg tadinya 8% turun jadi hanya 2%.. Saya out dr BNGA dgn loss 11%.. Uangnya saya belikan saham MYOH... 😊