Senin, 01 November 2021

HEXA, saham bagus murah untuk devidend stock

 HEXA based on LK Q2-2021, kinerjanya jg bagus. Penjualannya naik 75%, Laba bruto naik 66%, laba usaha naik 96%, dan laba bersihnya naik 102%.

GPM = 27%. Ngga punya utang bank. ROE = 36%.


Di harga sekarang (Rp 4150), PER = 5,4. PBV = 1,89.


Estimasi devidend yield thn depan = sekitar 15% (asumsi devidend payout ratio = 80%). devidend yield bisa lbh tinggi bila DPR jg semakin tinggi.

Sdh 2 kali dalam 5 thn terakhir ini, hexa juga membagi deviden jumbo krn cashnya sangat banyak. Thn 2016, bagi deviden 1600. thn 2021, bagi deviden 1200.

Ekonomi yang mulai booming memicu kenaikan penjualan alat berat, sehingga laba hexa beberapa tahun ke depan jg mungkin akan naik.

Karena ini saham yang berhubungan dengan komoditas, paling enak jual setengah dulu kalo sdh cuan 100%, anggap aja tarik modalnya. Yang nyisa di portfolio adalah profit yang terus memberikan arus kas berupa deviden ke kita di masa depan.. :)


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri ya.


Sekarang saya sdh punya beberapa devidend stock dlm porto : ada BJTM, BJBR, BNGA, MPMX, BYAN, HEXA, PTBA, PRDA  dan EPMT. Dulu ada POWR dan SPTO, tapi akhirnya saya jual mereka untuk nambah HEXA dan PTBA.


Semoga investasi kita akan memberikan hasil yang baik di tahun2 mendatang, ya.. :)


Warm regards,

V3



Jumat, 29 Oktober 2021

saham batubara murah dan bagus : PTBA

 PTBA sudah mengeluarkan LK Q3/2021-nya. Hasilnya : pendapatan naik 50%, laba kotor naik 134%, laba bersih naik 178%.

Di harga sekarang, Rp 2640, PTBA dihargai di PER annualized = 4,8x dan PBV = 1,46 !!

ROE annualized = 30,59% 

PTBA di harga sekarang menurut saya sangat menarik untuk investasi 1-2 thn ke depan. Kita bs dapat deviden besar (minimal setara 7% deviden yield) dan juga capital gain (ada potensi harga akan bisa menembus all time high di 5025).

saya kemarin masuk BYAN ketika harganya di bawah 14000, dan sdh saya jual setengah ketika cuan 100%. Sisanya akan saya jadikan devidend stock. hal yang sama jg saya akan lakukan di PTBA nanti. Ketika sdh cuan 100%, akan saya jual setengah, dan sisanya sbg devidend stock juga.

Kemarin di hexa juga begitu,. saya beli di harga di bawah 3500, dan sdh dpt deviden Rp 1200 perak thn ini. Nanti kalo hexa naik 100%, akan saya jual stengah juga, utk sisanya saya jadikan sbg devidend stock.


Jadi, saham komoditas yang selalu bagi deviden besar pun bisa kita jadikan sebagai devidend stock, asalkan ketika sdh cuan 100%, lgsg kita jual stengah. Anggap kita sdh tarik modalnya, sehingga hanya profitnya aja yang muter dan profit itu nanti akan trs memberikan kita deviden setiap thn. 


PTBA dan HEXA selalu bagi deviden selama 12 tahun terakhir, jadi lebih menjanjikan kepastian devidennya.

BYAN thn 2013 - 2015 mengalami rugi ketika harga coal sedang di bottom, tapi mereka banyak melakukan perbaikan dalam bisnisnya, sehingga sekarang mereka mengalami perbaikan kinerja yang luar biasa. Datuk Low Tuck Kwong, owner yang menguasai 54,67% saham BYAN, terus menambah sahamnya sejak 2019. Bahkan di harga Rp 28,000 pun Datuk masih beli. Pemegang saham besar biasanya lbh mengetahui ttg perusahaannya daripada orang luar. Tapi saya sendiri sudah stop beli BYAN di harga Rp 14000. Sekarang saya lg fokus ngumpulin PTBA selama harganya masih di bawah 2750.


Ok, ini saja tulisan saya tentang PTBA. Di harga di bawah 2750, kita bisa dapat saham coal bagus dgn PER di bawah 5x.. Beli dan simpan, sampai mungkin akhir 2022-awal 2023.. 


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri :)


Semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di masa depan.. Aamiin..


Warm regards,

V3


Jumat, 22 Oktober 2021

IHSG otw break all time high..

 Sekarang hari Jumat tgl 22 oktober 2021. Ihsg closed di 6643,738 minggu ini.

Sepertinya minggu depan ihsg sdh akan memulai perjalanan untuk mencetak rekor baru tertinggi (all time high). LK Q3/2021 akan banyak yang bagus hasilnya, terutama LK saham komoditas seperti coal, cpo, baja, timah, nikel, oil atau komoditi related, sperti alat berat, pelayaran, dll.

Karena ihsg sdh dekat dengan highestnya dan malah akan cetak all time high yang baru, mungkin saya akan berhenti dulu mencari saham utk invest long term. Di  area ketinggian seperti ini, akan lebih aman bila kita lbh banyak swing trading. Selain itu, mencari saham bagus dgn diskon besar utk invest long term, susah diterapkan di kondisi sekarang. Mungkin nanti awal 2023 kesempatan itu mulai akan datang kembali.. :)

So, enjoy the bull market, everyone.. :) semoga kita semua bs memperoleh banyak cuan dr portofolio saham yang kita miliki.

Aamiin.. :)


Warm regards,

V3

Selasa, 31 Agustus 2021

WEGE dan PTPP, dua saham konstruksi yang mulai masuk portfolio saya

 Melihat LK Q2/2021 WEGE dan PTPP (dan juga chart monthly mereka), saya mulai memasukkan saham konstruksi ke dalam portfolio saya. Ini tentu juga bukan untuk invest long term, cuma sekedar mencari capital gain juga, karena saya melihat kinerja mereka mulai membaik.


LK Q2/2021 WEGE

Pendapatan masih turun 20%, tapi laba bersih sudah mulai naik 4%.

EPS = Rp 10,54 ; book value per share = Rp 234

Di harga Rp 180, PER = 8,53 dan PBV = 0,77.

WEGE ipo di harga 290 tahun 2017, jadi harga sekarang hanya 62% dari harga IPOnya. 

Untuk WEGE, saya lihat dia sbg saham konstruksi dengan PER yang mungkin paling murah ya, masih di bawah 10. selain itu macd weekly-nya sudah golden cross, jadi saya beli. Ini termasuk salah satu cara swing trading saya, dengan masuk menggunakan macd weekly.. tapi keluarnya ngga usah nunggu dead cross, bgtu sudah cukup dengan cuannya, ya dijual aja :)


LK Q2/2021 PTPP

Pendapatan masih turun 4,3%, tapi laba bersih sudah naik 210% akibat divestasi aset.

EPS = Rp 13,87 ; book value per share = Rp 1728

Di harga Rp 900, PER = 32,42 dan PBV = 0,52

PTPP saya liat menarik karena PBV sudah sekitar 0,5. selain itu kas/share-nya = Rp 882, jadi masih dekat dengan harga sekarang :)


Ok, ini sharing saya tentang salah satu metode trading yang saya lakukan (waktu itu ada yang nanya di sini tentang metode trading saya). jadi selain liat chart, saya pake data LK juga untuk menguatkan analisa saya :)


mudah-mudahan bener, bahwa saham kontruksi sudah bottoming, ngga akan bikin lower low lagi :)


semua disclaimer on juga. rugi tanggung sendiri, ya :)


warm regard,

V3

SMDR dan INDR, saham siklikal yang kinerjanya mulai membaik

 Sebenarnya, SMDR dan INDR sudah niat saya posting di sini sejak LK Q1/2021-nya keluar. Tapi krn ini saham siklus, saya pikir sebaiknya menunggu LK Q2/2021-nya keluar, untuk lebih yakin lagi dlm menghitung valuasinya. Selain itu, SMDR sejak LK Q1-nya keluar (harga waktu itu sekitar Rp 500), terus naik, sehingga saya sendiri ngeri untuk beli. Sekarang, LK Q2 sdh keluar, dan harganya malah turun, dan sdh masuk buy area saya lg, sehingga saya berani untuk posting di sini.


SMDR LK Q2/2021, asumsi 1 USD = Rp 14000

Pendapatan naik 10,93%

Laba bruto naik 87%, dengan Gross profit margin = 22%

Laba bersih naik 387%, dengan nett profit margin = 13%

Kas/share = Rp 630 (sama dengan harganya saat ini)

EPS = Rp 101, Book Value per share = Rp 797, ROE = 25%, ROA = 12%

Di harga 635, PER = 3,14; PBV = 0,79

asumsi Devidend yield 2022 = 6,36% (bila devidend payout ratio = 20%) atau 9,55% (bila devidend payout ratio = 30%)

tapi karena ini emiten siklikal, ngga bisa untuk investasi long term. jadi begitu kinerjanya sdh memburuk, atau cuannya sudah cukup, sebaiknya segera dijual sebelum dibawa turun lagi nanti. 

Tapi saya punya keyakinan, harga masih bisa naik ke PER 7-9 dulu. Disclaimer on ya :)



INDR LK Q2/2021, asumsi 1 USD = Rp 14000

Ini saham yang saat ini sangat tidak likuid, tapi kinerjanya meningkat bagus sekali, dan harga sekarang masih sangat murah.

Pendapatan naik 44%

Laba bruto naik 392%, dengan GPM 14%

Laba bersih naik 3582%, dengan NPM 9,7%

EPS = Rp 854, Book value per share = Rp 8891

Di harga Rp 4090, PER = 2,39 ; PBV = 0,46

Tapi beda dengan SMDR yang selalu rajin bagi deviden (walaupun devidend payout ratio-nya kecil), INDR agak jarang. Data yang saya dapat, thn 2019 dia bagi deviden Rp 340. Tahun lainnya ngga ada datanya. Selain itu, ini juga termasuk saham siklus, jadi ngga bs untuk invest long term. 

Tapi karena harganya sekarang msh termasuk murah, jadi INDR masih ada potensi naik lagi, setidaknya mengejar nilai book valuenya.


Semua disclaimer on ya. Rugi tanggung sendiri :)


Selamat berinvestasi saham, semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang baik nanti ke depannya :)


Warm regards,

V3


Rabu, 07 Juli 2021

EPMT dan SPTO, saham cukup bagus, murah, dan royal deviden

Saya nemu dua saham bagus yang harganya relatif masih murah dan royal bagi deviden, yaitu EPMT dan SPTO.


EPMT

EPMT adalah anak KLBF, yang bergerak di bidang distribusi dan juga pemasok produk obat-obatan, barang konsumsi, alat kedokteran, kosmetik dll. Untuk lebih jelasnya silakan baca di laporan tahunan perusahaan :)

EPMT ipo di tahun 1994, dan selalu rajin bagi deviden. Dari data stockbit, EPMT hanya absen bagi deviden di thn 2004, dengan data dari thn 2009 - 2021. Devidend payout ratio EPMT di pembagian deviden terakhir (thn 2021), sekitar 80%.

Dari data stockbitpro juga, saya hitung pendapatan EPMT (2010-2020) selalu tumbuh dengan CAGR 8,78%.

Laba kotor tumbuh dengan CAGR 8,69%.

Laba usaha tumbuh dengan CAGR 8,94%.

EPS tumbuh dengan CAGR 8,33%.

Perusahaan terlihat mulai membagikan deviden dalam jumlah besar sejak thn 2019. Semoga saja akan berlanjut ke depannya.

Data LK q1/2021 menunjukkan kenaikan penjualan 3,6% ; kenaikan laba bruto 12% dan kenaikan laba bersih 30%.

Di harga sekarang (Rp 2330), EMPT memiliki PER annualized 6,81 ; PBV 0,93 dan devidend yield utk thn 2022 sekitar 11,75% (asumsi DPR 80%).

Untuk deviden hunter, ini entry point yang cukup menarik :)


Disclaimer ON. Rugi tanggung sendiri...



SPTO

SPTO merupakan distributor eksklusif untuk produk saniter merk TOTO. 

SPTO IPO di thn 2018 dengan harga Rp 1160, dan sekarang harganya di pasar Rp 460 (tinggal 39,6% dari harga IPOnya). Based on LK q1/2021, PER SPTO di harga sekarang = 6,05, dengan PBV 0,99x. 

Tahun 2019 dan 2020, SPTO dua kali bagi deviden, yaitu di bulan Juni dan November. Thn 2021 dia sdh bagi deviden di bulan Juni. Kita berharap aja semoga deviden interim di november nanti jg ada :)

Pertumbuhan pendapatan dan laba SPTO msh fluktuatif sejak 2017, imbas sektor properti yang memang masih downtrend sejak 2015. 

Tapi di LK q1/2021, pendapatan SPTO tumbuh 2,6% , dan laba usahanya tumbuh 10%, dengan ROE 16%.

Di harga sekarang (Rp 460), seandainya DPR SPTO tetap 80%, maka devidend yield utk thn buku 2021 yang kita dapatkan akan setara 11%. Dan ini sangat menarik untuk saya.


Disclaimer on. Rugi tanggung sendiri.. :)


Semakin ke sini saya semakin senang ngumpulin saham2 yang royal kasih devidend. Karena deviden itu jelas ngasih uang masuk ke rekening kita :) dan biasanya hanya perusahaan sehat yang kuat cash flownya yang bisa kasih DPR besar.. 


Selamat berinvestasi, semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di thn-thn ke depan.. aamiin.. :)


warm regards,

V3


hihihi, ini ada satu lagi saham yang menurut saya super undervalued (tapi sayangnya sangat tidak likuid). DPNS.

Harganya sekarang Rp 322. Tapi cash per share-nya = Rp 335. Jadi ibarat kita beli saham, bayar 322 perak tp dpt cashback 335 perak. 

Nett valuenya = Rp 870. Alias masih ada upside di atas 100% utk saham ini bs naik ke nett valuenya.

DER sangat kecil. Tapi kalo bagi deviden paling hanya sekitar 20% laba aja. 

Saya beli sdh lama, di harga Rp 276, tapi baru sempat nulis sekarang di blog. Tapi karena saya liat upsidenya masih besar, jadi sayang kalo dilewatkan. 

Disclaimer ON. Rugi tanggung sendiri. Saya beli hanya utk ngejar capital gain aja. Jadi rencana jual kalo DPNS sdh di sekitar nett valuenya :) Dan belinya juga ngga bs banyak2, krn ngga begitu likuid dan ngga pengen hold utk long term :)




Kamis, 06 Mei 2021

TSPC, saham consumer yang masih murah dan rajin bagi deviden

 Satu lagi saham consumer yang saya bilang menarik harganya utk dimasukkan dalam keranjang investasi long term saat ini : TSPC. Sebenernya kalo dalam klasifikasi saham BEI, TSPC ini masuknya ke dalam sektor farmasi. Tapi buat saya, mgkin TSPC ini lbh mirip saham consumer drpd farmasi, krn produknya sdh menjadi konsumsi sehari hari rakyat indonesia dari jaman dulu kala.. 

Ini perusahaan yang sudah eksis selama puluhan tahun lalu, dengan produknya seperti hemaviton, bodrex, enervon C dll. Dan dalam sepuluh thn terakhir, selalu rutin bagi deviden. 

Di harga sekarang, Rp 1500-an, PER TSPC sekitar 5,88 dan PBV 1,06. ROE 18,09%, DER 0,45.

Dari LK Q1/2021, salesnya turun 0,8% tapi dengan efisiensi di bidang beban penjualan, umum dan administrasi, laba bersihnya masih bisa tumbuh 1,53%.

Pertumbuhan laba TSPC dalam sepuluh tahun terakhir ngga masuk kategori bagus banget, tapi dengan harganya saat ini, di mana PER masih di bawah 6x, menurut saya ini sudah menarik untuk dibeli. Apalagi dengan estimasi deviden yield thn ini yang bisa sekitar 4,67% (dengan asumsi perusahaan membagikan DPR 40% dari laba 2020), TSPC sangat menarik sbg sumber pasif income dr deviden untuk saya.

Dan bbrp bulan ini, pemegang saham pengendali TSPC, PT bogamulia nagadi (yang sudah menguasai 81% saham TSPC), masih aktif nambah beli sahamnya di market di harga Rp 1500-an. Bila PSP sdh rajin nambah beli, ini juga bs jadi salah satu indikator bahwa sahamnya sdh sangat menarik... :)

Valuasi TSPC yang saya dapatkan = Rp 5220. Alias masih ada diskon 71,74% dr harga wajarnya, dengan patokan harga sekarang Rp 1500 :)


Disclaimer ON ya. Rugi tanggung sendiri :)))


Selamat berinvestasi, semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di tahun2 mendatang.. aamiin.. aamiin..


Warm regards,

V3

PRDA, saham bagus dengan kinerja bagus dan diskon menarik

 Saya baru buka LK Q1/2021 PRDA, dan saya amazed dengan kinerjanya. Kemudian saya coba liat laporan tahunannya, dan amati pertumbuhan ekuitas, sales dan labanya sejak tahun 2016.

PRDA atau yang biasa kita kenal dengan Prodia Lab, go public thn 2016. PRDA ini sudah berdiri dari thn 1973, lebih tua daripada usia saya :)

Untuk sejarahnya, bisa dibaca langsung dr laporan tahunan, saya males nulis panjang2 :)))

Data yang saya ambil dr laporan tahunan 2016 dan 2020 (data dalam milyar Rupiah):

1. Ekuitas 2016 = 1267,27

    Ekuitas 2020 = 1788,3

    CAGR ekuitas selama 4 tahun ini = 8,99%


2. Pendapatan bersih 2016 = 1358,66

    Pendapatan bersih 2020 = 1873,38

    CAGR pendapatan bersih selama 4 thn ini = 8,36%


3. laba bersih 2016 = 88,13

    laba bersih 2020 = 1873,38

    CAGR laba bersih selama 4 thn ini = 32,15%


4. Gross profit margin 2016 = 58,4%

     Gross profit margin 2020 = 55,85%


5. Nett profit margin 2016 = 6,5%

    Nett profit margin 2020 = 14,35%


Walapun gross profit margin menurun dr 2016 ke 2020, tapi nett profit marginnya semakin naik, alias pada akhirnya perusahaan semakin membaik kinerjanya.


Dari data LK Q1/2021, saya dapatkan data sbb :

1. Pertumbuhan pendapatan = 59,83%

2. Pertumbuhan laba kotor = 74,11%

3. Pertumbuhan laba bersih = 356% ---> akibat tingginya biaya depresiasi, sehingga pertumbuhan pendapatan yang tinggi akan signifikan efeknya ke pertumbuhan laba bersih perusahaan.

4. ROE = 32,5%

5. Debt to Equity ratio (DER) = 0,23


Di harga sekarang (Rp 4400), PER annualized perusahaan sekitar 6,5x. Ini sangat bagus untuk perusahaan yang bertumbuh seperti PRDA, ditambah dengan ROE yang tinggi dan DER yang kecil.

PRDA ini bisa untuk invest long term menurut saya, krn sektornya masih growing. Nilai plus lagi krn perusahaan juga royal bagi deviden. Trakhir mereka bagi deviden, DPRnya mencapai 60%. Di harga sekarang, dengan DPR yang sama, devidend yield yang kita dapatkan bisa sekitar 9%....... woww..

Jadi buat ritel investor seperti kita yang niat invest long term di saham yang growing dan rajin bagi deviden, PRDA amat sangat layak untuk dimasukkan ke dalam keranjang investasi.

Disclaimer ON. Rugi tanggung sendiri :))

Tapi saya pribadi, akan tetap akumulasi saham ini selama harganya masih menarik buat saya. Kendalanya memang krn kurang likuid, jadi belinya harus sabar banget :)

Oya, valuasi yg saya dapatkan untuk saham ini, sekitar Rp 15.600, alias diskonnya masih 71,79% dr harga wajarnya. Masih sangat murah :)) Kalo dia turun lg, saya pasti akan nambah beli terus......


Ok, semoga bermanfaat ya.. Selamat berinvestasi, semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di tahun-tahun ke depannya .. aamiin.. aamiin...


Warm regards,

V3





Kamis, 18 Maret 2021

KEJU, saham consumer yang murah dan bagus

 Saya liat LK Q3/2020 KEJU, dan seneng, ternyata masih ada saham consumer yang murah dan bagus juga prospeknya ke depan.

Di harga skrg, Rp 1355, PER KEJU = 12,8x dengan ROE 36,7% dan gross profit margin = 33%.

DER = 0,42. 

Saya hitung valuasinya, dapat Rp 2527, alias dr harga saat ini msh ada diskon 46% dr harga wajarnya.

Ini cocoknya untuk invest long term, alias menjadi saham yang akan di-hold selamanya, tipikal saham ICBP, UNVR dan ULTJ, biar profitnya bs lebih maksimal, karena yang kita kejar adalah pertumbuhan capital gain dalam jangka panjang. 


Sekedar info, saya coba tuliskan di sini pertumbuhan harga beberapa saham yang cocok untuk dihold sebagai investasi long term. 

Data diambil dari awal januari 2010, hingga closing 17 maret 2021. 

Tujuannya untuk memotivasi kita untuk berinvestasi jangka panjang di saham perusahaan bagus..


Harga awal januari 2010 (harga sdh diadjust dengan stocksplit) :

1. UNVR = 2210

2. ULTJ = 145

3. ACES = 151

4. CPIN = 450

5. ICBP = 3000 (oktober 2010)

6. MIDI = 330 (november 2010)

7. AMRT = 52

8. KLBF = 260

9. BBRI = 765

10. BMRI = 2200

11. BBCA = 4825

12. MYOR = 179


Closing 17 maret 2021 :

1. UNVR = 6475

2. ULTJ = 1530

3. ACES = 1515

4. CPIN = 6700

5. ICBP = 8625

6. MIDI = 2500

7. AMRT = 970

8. KLBF = 1590

9. BBRI = 4670

10. BMRI = 6525

11. BBCA = 33.050

12. MYOR = 2720


Pertumbuhan harga saham dr awal januari 2010 hingga saat ini =

1. UNVR = 192,9%

2. ULTJ = 955,17%

3. ACES = 903,31%

4. CPIN = 1388,88%

5. ICBP = 187,5% (dr awal oktober 2010)

6. MIDI = 657,57%

7. AMRT = 1765,38%

8. KLBF = 511,53%

9. BBRI = 510,45%

10. BMRI = 196,59%

11. BBCA = 584,97%

12. MYOR = 1419,55%


Itu hanya pertumbuhan harganya saja, belum termasuk deviden yang kita terima dari saham tsb setiap tahunnya.


Apa yang bisa dipelajari dr data di atas?


Ternyata, untuk investasi long term di saham yang bagus, jangan hanya berkutat di PER dan PBV yang rendah. Karena saham bagus dengan PER/PBV yang tinggi pun, bila pertumbuhan labanya bagus, akan tetap memberikan hasil yang baik untuk investasi jangka panjang.


Dari contoh saham di atas, BBCA, UNVR, MIDI, ACES misalnya, terkenal dengan PER dan PBV-nya tinggi2. Tapi ternyata investor yang hold sahamnya dalam jangka waktu lama, bisa mendapatkan capital gain yang tinggi.


Jadi, mulai tahun ini, saya juga mulai memasukkan saham2 bagus dengan PER, PBV tinggi ke dalam porto saya, untuk investasi long term. Saat ini saya punya ICBP, ULTJ, KEJU dan UNVR dalam porto saya. 


Ok, ini aja sharing dr saya, semoga bermanfaat, dan semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus di masa depan nanti. 


Warm regards,

V3


update : di thn 2021 ini, KEJU memutuskan utk ngga bagi deviden, sehingga saya langsung jual dan CL, krn saya ngga seneng pegang saham yang ngga bagi deviden, apalagi kalo labanya sedang naik tinggi. 


Rabu, 17 Februari 2021

Mencoba menghitung harga wajar UNVR ..

UNVR, ICBP dan INDF sedang dibanting. 
Chart monthly UNVR, sdh berada di stokastik oversold, dan MACD monthly juga sdh di bwh Nol.
Harga UNVR sekarang (Rp 7000), sudah turun 40% dr highestnya di Rp 11.600

Apakah UNVR sudah masuk area menarik dibeli untuk investasi jangka panjang?

Kita coba gunakan valuasi untuk menghitung harga wajarnya. 

Saham UNVR ini saham spesial, krn selalu diperjual belikan di PER dan PBV yang tinggi, sama seperti ICBP , MYOR, ULTJ. 

Saya memakai metode valuasi yang sempat saya gunakan di blog ini juga, di posting antara thn 2011-2015.

Metode valuasi ini cocok digunakan utk saham2 yang sangat capital efisien sperti ICBP, UNVR dan ULTJ.

Mungkin penyesuaian mahal-murahnya hanya di Margin of safety yang kita gunakan.

Dengan metode valuasi itu, dpt saham2 ICBP, UNVR, MYOR di harga wajarnya saja sdh bagus, apalagi kalo dpt di harga diskon.

Tapi walaupun sekarang harganya sdh harga diskon, bukan berarti sahamnya tdk akan turun lagi setelah kita beli. Karena naik turun saham di market itu ngga ada yg bs prediksi.

Yang jelas, kalo kita mau sabar hold dlm jangka waktu agak lama, katakanlah minimal 1-2 thn ke depan, insyaa Allah saham2 ini akan memberikan hasil investasi yang baik.

Kita coba valuasi dengan menggunakan data di LK full year UNVR 2020.

Cara valuasinya :

1. Cari angka BI rate sekarang. Bi 7day rate sekarang = 3,75%


2. Tentukan yield SUN yang akan kita pakai.
Dulu saya menggunakan yield SUN = 1% + Bi rate.
Sekarang saya menggunakan yield SUN = 2% + Bi rate.
Kenapa? agar hasil valuasinya bisa lebih konservatif lagi.
Yield SUN = 2% + 3,75% = 5,75%


3. Cari berapa PER wajar saham yang akan kita valuasi
Caranya : ROE saham - yield SUN = 145% - 5,75% = 139,25% (A)

Hitung PER SUN ---> PER SUN = 1 : yield SUN = 1 : 5,75% = 17,39 (B)

A x B = 139,25% x 17,39 = 24,21 (C)

PER wajar saham = PER SUN + C = 17,39 + 24,21 = 41,6



4. Hitung harga wajar saham = PER wajar saham x EPS saham annualized
                            = 41,6 x Rp 187,7 = Rp 7809


Harga wajar saham UNVR = Rp 7809
Harga sekarang = Rp 7000
Margin of safety (diskon) = {1 - (harga sekarang : harga wajar) } x 100%
                                     = { 1 - (7000 : 7809) } x 100% = 10,35%

Jadi, UNVR sekarang diperdagangan dengan diskon 10,35% dari harga wajarnya.



saya coba hitung valuasi ICBP dan juga ULTJ dengan metode ini, tapi dengan menggunakan data dr LK Q3/2020, maka didapatkan harga wajar sbb :

ICBP = Rp 8950
ULTJ = Rp 3190
CPIN = 3482
MYOR = 1936
KLBF = 1098
TLKM = 4524

Untuk ULTJ, krn sahamnya tidak likuid, maka sebaiknya kasih diskon yang tinggi utk beli sahamnya, minimal diskon 35% dr harga wajarnya.
Jadi menurut saya, ULTJ menarik dibeli di harga di bwh 65% x 3190 = Rp 2073.
Sedangkan sekarang harga ULTJ = Rp 1575... :)
oya, kemarin emiten buyback saham ULTJ di harga Rp 1600.
Dan sejak buyback, saya perhatikan harga ULTJ ngga pernah bs turun di bwh Rp 1500 :)))

Ok, saya pikir UNVR dan ULTJ sdh bisa dicicil beli utk bs masuk keranjang investasi saham dr sektor consumer :)

Disclaimer on ya. Rugi tanggung sendiri :)


Warm regards,
V3

Update terbaru : saya sdh CL UNVR krn LK Q1/2021, labanya msh turun. Valuasi yg saya dapatkan rp 6400, dan harga saat itu 6025. Spertinya UNVR msh akan lanjut turun lg. Jadi saya CL di 6025, dgn harga beli 6575.
Sekarang untuk saham consumer, saya cm pegang ICBP ULTJ KEJU dan TSPC. Porsi terbanyak saat ini ada di TSPC, krn based on LK Q1/2021, TSPC memiliki kinerja yg bagus dan diskon yang sangat menarik (harga closing kemarin di rp 1520). Disclaimer on. 

Notes : metode ini agak risky utk diterapkan ke saham komoditas dan saham siklus (misalnya properti, perkapalan dll), terutama ketika harga komoditasnya sedang mahal. Utk valuasi saham komoditas/saham siklus, saya lbh senang pakai PBV saja sbg patokan harga beli. Bgtu jg utk saham perbankan, saya lbh senang dgn PBV. PBV di bwh 1, area bagus utk beli saham bank . Sedangkan utk saham komoditas, bs mulai beli di PBV 0,7 ke bawah (atau di bwh 1 utk emiten komoditas bluechip sperti PTBA).