Rabu, 25 Maret 2015

SMGR, how low can you go..??

SMGR turun terus hingga 3 minggu ini.. 

Sekarang harganya Rp 13,375.  MA 200 weekly SMGR ada di 13,763. Artinya sekarang SMGR sudah ada di bawah MA 200 weekly-nya.. pdhl di LK Q4/2014, SMGR masih ada kenaikan laba 4%.

SMGR masuk dlm portofolio saya, dengan harga average 13,014. Dan ini belanjaan thn 2013, terakhir kali saya beli SMGR.

Mungkin kalo SMGR jatuh di bawah harga average saya, saya mau beli sedikit utk average down.

SMGR ini leader utk industri semen. Pangsa pasarnya sekitar 44%. Dan semen, saya pikir, sampai kapan pun akan terus dibutuhkan. Renovasi rumah, gedung, perbaikan jalan, sampai kapan pun akan tetap ada, dan akan butuh semen. 

Dan katanya jokowi mau bangun infrastruktur bukan? Pembangunan infrastruktur, pasti butuh semen... :)

Ini cuma sekilas analisa SMGR ya.. Saya gatel nulis SMGR krn harganya skrg sdh di bawah MA 200 weekly.. Waktu IHSG turun dalam 2013 kmrn, SMGR ngga turun ke bawah MA 200 weekly. So, saya pikir, bagi yang mau invest di SMGR, ini sdh masuk area beli.. :) Disclaimer yahhh :)

Sales SMGR 2014 naik  10,15%

Laba thn berjalan naik 4,11%

EPS naik 3,6%

ROE 23,18%

DER 0,39x

arus kas operasi positif dan > laba thn berjalan

EPS = Rp 938 ; BV = Rp 4053,27

@ 13.375, PER = 14,26x ; PBV = 3,3x ; Yield = 7,02%  (sangat besar, ini mendekati BI rate lho, dan semen termasuk saham defensif)

Valuasi = Rp 12655 ---> MOS = minus 5,7%  (metode valuasi ini sering menghasilkan harga wajar SMGR yang jauh di atas harga pasar)

Dari chart monthly, MA 60 monthly ada di Rp 12713 (mendekati harga wajarnya di atas). Dan sekali-sekalinya MA 60 monthly ini tersentuh SMGR adalah ketika krisis 2008 kemarin (7 thn yg lalu).

Lowest SMGR terdekat ada di Rp 11.350. Tapi EPS full year 2013 = 905 , dan BV-nya = Rp 3520, ROE = 25,71%.  SMGR di 11350 thn 2013, PER = 12,54x , PBV = 3,23x.

EPS 2014, sdh naik 3,6% dan BV-nya sdh naik 15,15% daripada 2013.

Lowest SMGR hari ini = 12550, selisih 10,57% dari lowest 2013. 

Sebelumnya saya minta maaf krn kmrn sempat nulis EPS SMGR 2013 = 662. Saya kmrn salah liat data. Yg benar, EPS 2013 SMGR adalah 905. Labanya hanya naik tipis, tp ekuitasnya naik cukup tinggi.. jadi klo patokan kita adalah pertumbuhan  nilai ekuitas SMGR 2013 ke 2014, maka penurunan SMGR ke 12900 sdh terdiskon lumayan..

Jadi, menurut saya beli SMGR di bwh 12900 thn 2015 ini, secara PBV sdh lbh murah drpada beli SMGR di lowest 2013 alias 11350. Disclaimer yahh... 

So, jgn lewatkan kesempatan beli SMGR diskon gede.. :) Disclaimer lagi... :)

Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sendiri yahhh.. :))))




Regards,
V3






Selasa, 24 Maret 2015

LK Q4/2014 INDF..

LK Q4/2014 INDF (juta Rp)

1. Total aset lancar > total liabilitas jangka pendek

2. Total aset = 85.938.885

3. Total liabilitas = 44.710.509

4. Jumlah saham = 8.780.426.500 lembar

5. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 25.700.334 ---> growth = 9,7%

6. Book Value = 25.700.334.000.000 : 8.780.426.500 = Rp 2927

7. Total ekuitas = 41.228.376

8. DER = 44.710.509 : 41.228.376 = 1,08x

9. Penjualan neto = 63.594.452 ---> growth = 14,33%

10. Laba usaha = 7.208.732 ---> growth = 18%

11. Laba thn berjalan = 5.146.323 ---> growth = 50,58%

12. Total laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 3.528.115 ---> growth =  minus 6,96%

13. EPS = Rp 372 + 70 = Rp 442 ---> growth = 55,08%

14. ROE (saya pakai laba yang terkecil, untuk menghitung ROE) = 3.528.115 : 25.700.334 = 13,73%

15. Arus kas operasi = positif dan > laba usaha ---> sangat sehat secara operasional

16. @ 7425, PER = 7425 : 442 = 16,8x 
                   PBV = 7425 : 2927 = 2,36x
                   Yield = 5,82%

17. Valuasi = Rp 5471 ---> MOS = minus 35,71%  (pengalaman saya, dengan metode valuasi ini, INDF memang sering diperdagangkan dengan harga yang jauh di atas harga wajarnya, sehingga MOS hampir selalu minus).


Yield INDF di Q4 ini menurun dibanding di Q3-nya. Karena yieldnya menurun, dan sudah cukup jauh di bawah BI rate, jadi saya putuskan mengurangi posisi INDF yg saya punya. MA 100 weekly INDF ada di 6981, sehingga saya putuskan untuk menjual semua INDF saya yang modalnya di atas 6981. Untuk INDF yang modalnya di bawah 6981, semua saya hold.

Jadi, begini cara berinvestasi ala saya.. :) Dengan cara bgini, saya lbh tahan godaan untuk menjual saham-saham bagus yang saya dapatkan dengan harga cukup murah, dan membangun pasif income dari deviden saham. Kemarin cash yang saya punya dari jual INDF dengan modal atas ini, langsung saya belikan LSIP di 1835 dan menambah PTBA di 10525 . 

Tapi walaupun saya sedang belajar untuk menjadi long term investor dan membangun pasif income dari deviden, saya tidak akan mau memegang saham yang RUGI. Jadi bila nanti ada saham yang saya punya yang emitennya mengalami rugi, sdh pasti akan langsung saya jual.. :)

Oya, dr chart weekly, INDF sekarang sudah berada di atas MA 20, MA 60, dan MA 100-nya. MACD weekly juga sudah di atas 0. Alias musim harga super diskonnya udah lewat.. :) 
Kalo mau beli INDF murah, bisa dibeli bila ia berada di bawah MA 100 weekly-nya (dengan catatan : labanya masih tumbuh).

Dari chart monthly, INDF juga sudah berada di atas MA 5, MA 20 dan MA 60. Alias mulai bullish.. :) 


Bukan rekomendasi beli, apalagi rekomendasi jual.. :)

Your money, your responsibility :)

Rugi tanggung sendiri, ngga punya barang juga tanggung sendiri ya.. :)

Regards,
V3


Apakah ini waktunya beli saham komo lagi.. ?

Beberapa LK Q4-2014 sudah keluar. Beberapa saham CPO (LSIP, AALI), coal (PTBA), TINS, INCO, sudah menunjukkan pertumbuhan laba kembali, dibanding tahun sebelumnya..

Apakah ini tanda bahwa saham2 ini sudah mulai pantas untuk dibeli, minimal nyicil dikit-dikit dulu? I don't know.. tapi di luar sana, semakin banyak analis-analis yang semakin kencang menyuruh untuk menjauhi saham ini.. Jadi, bisa jadi ini adalah keputusan investasi yang cukup berbahaya :)

Tapi dengan laporan keuangan yang mulai membaik dan harga sahamnya yang sdh pd tiarap di bawah, saya malah mulai tertarik untuk membeli saham-saham ini..

Ngga tau kenapa ya, saya sekarang malah lebih senang mungutin saham-saham yang lg di bawah (asalkan LK-nya juga bagus, minimal masih mencetak laba, bukan rugi, dan ekuitasnya juga terus tumbuh), daripada beli saham yang lagi hot sekarang ini, misalnya saham konstruksi..

Tapi syarat utama saham yang saya beli, selain kinerjanya TIDAK RUGI, adalah  : manajemen mau membagi deviden. Karena tiap saya beli saham, niat saya adalah untuk investasi. Dan kalo saya investasi di suatu saham, saya selalu mengharapkan deviden dari saham tsb. Jadi saya jarang mau berinvestasi di saham yang manajemennya tidak pernah membagi deviden.. :)

Untuk CPO, saham CPO yang pertama kali saya beli di thn 2015 ini adalah BWPT. Saya beli dengan patokan LK Q3/2014. Nanti bila LK Q4/2014-nya sdh keluar, dan hasilnya tidak seperti yang saya harapkan, mungkin saya akan tukar BWPT ini dengan LSIP.

LSIP, adalah saham CPO kedua yang saya beli di thn ini. Jumlah pembeliannya belum banyak, krn LSIP saya beli dengan menjual saham INDF saya yang modalnya di atas 7000. Begitu LK Q4/2014 INDF keluar dan hasilnya ngga sebagus Q3-nya, saya putuskan jual INDF saya yang saya beli di atas 7000. Skrg modal average INDF saya ada di 6762. Sedangkan modal LSIP saya ada di 1835.

Untuk saham coal, saya baru punya PTBA, dengan modal average 11357. Dengan harga PTBA 10500, berarti sekarang posisinya minus 8%.

Untuk saham CPO, total bobotnya di portofolio saya sekitar 9,5%. saham coal 4,8%. saham pelayaran (LEAD, WINS, INDX), total bobotnya 10,5%. Saham ayam (CPIN), bobotnya 5,5%. UNTR bobotnya 6,7%.

Jadi sekitar 37% portofolio saya saat ini berisi saham-saham yang lagi downtrend.. :)

Tapi dengan penambahan investasi tiap bulan yang saya lakukan, maka proporsi seperti ini bisa bertambah besar atau bertambah kecil di thn ini. Biasanya saya akan menambah beli lagi bila LK-nya masih bagus, dan harganya semakin turun. Penjualan total hanya akan saya lakukan bila suatu saham kinerjanya merugi, atau ada pilihan untuk switching ke saham lain yang lebih baik.. :)


Kenapa saya mulai masuk ke saham CPO? Di sini, karena saya baru dapat LK Q4/2014 LSIP, jadi saya coba bahas yang LSIP aja ya..

1. Labanya mulai tumbuh (naik 19%), ekuitas terus tumbuh (naik 9%)

2. ROE 12,7% ; DER 0,2x

3. Arus kas operasinya positif, dan lebih besar daripada laba usahanya (secara operasional, ini sangat sehat)

4. @ 1795 ; PER = 13,4x ; PBV = 1,7x ; Yield = 7,47%

5. LSIP sekarang berada di MA 100 Monthly, dan sudah di bawah MA 100 dan 200 weekly.
Apakah LSIP masih bisa turun? Bisa. Dari trend line sederhana yang saya tarik, LSIP bisa berpeluang turun ke 1300. Alias ada resiko turun 1795 - 1300 = 495.

Apakah LSIP bisa naik? Bisa juga. Untuk long term, ada potensi kenaikan ke 3400, dari trendline yang saya tarik. Alias ada potensi reward = 3400 - 1795 = 1605.

Risk : reward = 495 : 1605 = 1 : 3

Ini semua disclaimer.. :) Tapi kalo LK Q1/2015 LSIP ada pertumbuhan lagi, mungkin saya akan beli lagi, atau minimal ya saya hold dulu :)

Terus, bgmn dengan prospek CPO ke depan?

Ini saya coba copas bbrp link ttg prospek CPO ke depan :

http://sawitindonesia.com/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-dunia-bergantung-kepada-cpo-indonesia

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/563435-industri-sawit-terancam-krisis--ini-ramalan-harga-cpo-2015

http://bisnis.liputan6.com/read/2131369/pengusaha-sawit-yakin-harga-cpo-bakal-membaik-tahun-depan

http://economy.okezone.com/read/2015/01/30/320/1099252/gapki-ramalkan-harga-cpo-membaik-di-kuartal-ii-2015

http://www.tempo.co/read/news/2014/09/05/090604663/Pemerintah-Optimistis-Pasar-CPO-Makin-Baik

Saya mencoba cari link berita yang lebih "serem" tentang prospek CPO ke depan, kok ngga nemu ya? ada yang bisa share link-nya di sini?  Ini beritanya (dari pelaku industri cpo), sepertinya optimis semua, tapi kenyataan di market saat ini, saham CPO dibanting sampai tiarap.. Apa bandar belum selesai ngumpulin barang? Atau market masih yakin bahwa masa depan CPO masih suram?

Mari kita liat sama-sama bagaimana LK Q1/2015 saham-saham CPO nanti.. :)


Kenapa mulai beli saham coal (PTBA)?

1. Laba naik 10%, ekuitas tumbuh 15%

2. ROE = 23,57% ; DER = 0,72x

3. Arus kas operasi positif, walaupun lebih kecil daripada laba thn berjalan

4. @ 10,500  PER = 11,33x ; PBV = 2,83x ; Yield = 8,33%

5. PTBA sekarang berada di bawah MA 100 monthly, juga di bawah MA 200 weekly. Apakah masih bisa turun? kalo di chart saya, sepertinya PTBA sekarang sedang berada di trendline supportnya, baik dari chart weekly maupun monthly. Alias butuh volume yang besar sekali untuk bisa membuat PTBA jatuh di bawah 8975, walaupun bukan berarti ngga mungkin terjadi.. Jadi kita simpulkan, resiko PTBA = 10500 - 8975 = 1525

Apakah masih bisa naik? Bisa aja. Dari trendline yang saya tarik, PTBA bisa saja ke 30.000, but don't ask me when.. I don't know.. :) Ini pun bisa aja saya salah naris garis trend-nya :))

Reward PTBA utk long term = 30.000 - 10500 = 19500

Risk : Reward = 1525 : 19500 = 1 : 12

Ini disclaimer banget juga.. :) Jangan berharap bisa dapat reward gede kalo ngga siap dengan resiko sahamnya dibawa turun, sahamnya bakal ngga naik dalam jangka waktu lama (tahunan), atau langsung gatel pengen jual bgtu PTBA udah naik lumayan gede dari harga beli.. :))

Terus, bagaimana dengan prospek coal ke depan?

Ini beberapa link berita tentang coal yang saya pikir cukup bagus.. Kalo ada yang mau nambahin, silakan.. :)

http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236

http://katadata.co.id/berita/2014/12/15/saham-emiten-sawit-dan-batubara-masih-ada-prospek-tahun-depan

http://www.teguhhidayat.com/2012/06/sektor-batubara-antara-rumor-fakta-dan_20.html


http://vibiznews.com/2015/01/09/prospek-pertambangan-batubara-tahun-2015/

http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1595-batubara-sumber-energi-indonesia-masa-depan

http://swa.co.id/business-strategy/strategi-petrosea-menghadapi-kemelut-harga-batubara (walaupun ini membahas tentang strategi Petrosea, tapi ada bahasan yang cukup penting tentang prospek batubara di sini, antara lain si CFO PTRO ini melihat bahwa batubara msh akan jadi alternatif energi dalam 50 thn ke depan)


http://www.bareksa.com/id/text/2015/04/06/harga-batubara-akan-rebound-apa-kata-kubu-bull-dan-bear/10035/analysis



Tulisan saya ini sama sekali bukan rekomendasi buy utk saham coal dan cpo ya.. :)

Saya tulis apa yang menarik buat saya tulis. Dan krn di thn 2014 LSIP dan PTBA sdh ada growth, saya pikir ngga ada salahnya saya nyicil beli saham-saham ini, mumpung harganya juga masih di bawah.. :)

Dan saya berani melakukan ini, krn tiap bulan saya selalu menyisihkan dana untuk membeli saham. Jadi kalaupun nanti saya salah dan harga LSIP serta PTBA makin turun lagi, saya masih bisa average down atau memperbesar porsi saham yang lain yg lebih bagus.. :)

Ok, sekian dulu tulisan saya ttg LSIP dan PTBA. Tadinya saya mau nulis ttg TINS/INCO juga, tapi waktunya ngga cukup nih.. :)

Mungkin nanti aja kalo LK Q1/2015 sudah pada keluar ya... :)

Oya, terus bgmn dong kalo nanti di Q1/2015, malah labanya turun lg? wahh, kalo saya sih selama floating loss-nya masih sedikit, mending lgsg jual aja.. apalagi kalo udah profit :)

Kalo udah minus banyak, biasanya saya harus cari saham lain yang lebih baik, baru berani jual rugi.. :) 

Seperti biasa, your money is your responsibility.. :) Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sendiri.. :)

Regards,
V3




Sabtu, 14 Maret 2015

Sedikit tentang asuransi..

Tulisan saya kali ini akan mencoba untuk membahas sedikit tentang asuransi yang saya tau. Terima kasih atas saran seorang teman di blog ini yang membuat saya jadi ingin menuliskan topik ttg asuransi di sini.

Ilmu asuransi saya ngga tinggi, krn saya hanya seorang konsumen, jadi apa yang saya bahas tentu saja hanya dari sisi pandang saya sebagai seorang konsumen. Dan seorang konsumen itu, fokusnya adalah selalu mencari harga yang termurah untuk suatu produk, dengan benefit yang sama untuk dirinya.

Almarhum ayah saya adalah seorang mantan direksi dari suatu perusahaan reasuransi, dan beliau sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun di bidang per-asuransian ini..

Jadi, dari saya kecil, saya tidak asing lagi dengan yang namanya asuransi jiwa (untuk meng-cover jiwa ayah saya sebagai satu-satunya pencari nafkah di keluarga kami), asuransi rumah (untuk memproteksi rumah kami dari kebakaran, banjir, gempa bumi dan huru hara), dan juga asuransi kendaraan. Tapi ayah saya tidak pernah beli asuransi pendidikan, dan beliau tidak pernah menjelaskan kepada kami, mengapa beliau tidak pernah membelinya..

Ketika saya SMP kelas 2, rumah saya kebakaran hebat. Dan lantai 2 rumah saya habis semua, ngga tersisa sama sekali. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Dan begitu ayah saya tau kami semua selamat, beliau lega dan tidak panik, karena beliau sudah mengasuransikan rumah tersebut. Dan sekitar 2 atau 3 bulan setelah kejadian itu, rumah kami dibangun kembali, bahkan dalam keadaan yang jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Jadi, saya menyaksikan sendiri betapa pentingnya mengasuransikan rumah kita dari resiko kebakaran.

Setelah saya menikah, saya dan suami membeli rumah kecil di Bintaro untuk kami tinggali. Kami membeli rumah dengan KPR, dengan jangka waktu 16thn.

Karena membeli rumah dengan KPR, suami saya dapat asuransi jiwa dari bank sebesar jumlah utang KPR yang diambil dari bank. Selain itu, ada asuransi kebakaran juga dari bank senilai bangunan yang ditaksir oleh bank.

Tapi saya dan suami tetap mengasuransikan lagi rumah kami, krn kami juga butuh proteksi yang lebih luas, seperti proteksi dari banjir, gempa bumi, dan juga huru hara. Premi asuransi rumah dengan bermacam-macam proteksi ini sangat murah, sepertinya sekitar 5/1000 x nilai bangunan rumah kita beserta isinya (premi dibayar tiap tahun).

Selain itu, karena suami saya adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga, dan kami tidak punya bisnis atau aset lainnya yang memadai yang bisa dimanfaatkan dalam memenuhi biaya hidup, maka kami harus mengambil asuransi jiwa untuk suami saya. Saat itu saya sudah mulai belajar sedikit tentang financial planning, sehingga kami memutuskan untuk mengambil asuransi jiwa TERM LIFE untuk suami saya, yang ditambahkan dengan asuransi kecelakaan di dalamnya (untuk memproteksi jiwa suami saya dari cacat atau kematian yang disebabkan krn kecelakaan). Kebetulan, saya juga tau bahwa ayah saya selalu membeli asuransi jiwa term life dan kecelakaan untuk dirinya saat anak-anaknya masih kecil-kecil.

Waktu itu, karena gaji suami juga masih kecil, dan anak kami 2 orang juga masih di bawah 3 thn, maka kami harus pintar-pintar membagi gaji suami saya untuk berbagai keperluan. Akhirnya pilihan yang kami ambil, ok, kami harus hidup super hemat, karena kami harus bayar cicilan KPR (30% gaji tiap bulan), investasi pendidikan anak (25% tiap bulan), asuransi jiwa + rumah + mobil (5%/bulan), sehingga kami harus mencoba bertahan hidup hanya dengan 40% gaji tiap bulan... hikss.. Jadi, memang masa-masa awal pernikahan saya tuh ngga penuh kemewahan hidup seperti pengantin lainnya.. :)))) betul-betul penuh perjuangan.. dan suami saya pun rela naik motor ke kantor selama 7 thn demi untuk berhemat.. :) karena kami cuma punya 1 mobil, dan suami saya ngga rela melihat saya dan anak-anak naik angkot ke mana-mana.. :)

Oya, waktu mau ambil Uang Pertanggungan (UP) asuransi jiwa itu, saya sempet bingung juga, mau ambil berapa. Tapi karena ada keterbatasan dana, kami awalnya cuma ambil sekitar 63x dari gaji suami tiap bulan. Kecil banget ya.. tapi di tahun-tahun berikutnya, UP asuransi jiwa ini selalu kami tambah (ambil asuransi baru lagi), dan saya baru berhenti untuk menambah UP sekitar 5 thn kemudian. 

Cara saya menghitung UP yang saya butuhkan untuk diambil  (ada beberapa cara menghitung UP, ini hanya salah satunya saja) :

A. Saya hitung berapa kebutuhan hidup saya sekeluarga (saya, suami dan anak-anak) dalam sebulan, kemudian dibuat setahun. misal : sebulan Rp 10jt, berarti setahun Rp 120juta.
Saya hitung, dengan return 10%/thn, kira-kira berapa total dana yang saya butuhkan, sehingga tiap tahun saya tetap mendapatkan dana sebesar ini sebagai penutup biaya hidup.
Dana yang saya harus punya = 100 : 10 x Rp 120juta = Rp 1,2 milyar.


B. Saya hitung berapa total hutang yang kami punya. misal : total Rp 150juta.


C. Saya liat apakah ada aset kami yang bisa kami cairkan sehingga apabila ada apa-apa terjadi pada diri suami saya, saya mendapatkan tambahan uang dari pencairan aset ini. misal : 1 mobil bisa saya jual, dengan harga Rp 100juta. 

D. Saya hitung total UP yang saya butuhkan = A + B - C + 1 thn biaya hidup = Rp 1,2 milyar + Rp 150 juta - Rp 100juta + Rp 120juta = Rp 1,37 milyar

Perkiraan premi per tahun = 3,5/1000 x Rp 1,37 milyar = Rp 4.795.000 ,-



Ini ada beberapa artikel bagus tentang cara menentukan UP asuransi jiwa :


 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/01/14/12514719/Hitung.Kebutuhan.Asuransi.Kita.Yuk.

http://personalfinance.kontan.co.id/news/hitunglah-dengan-cermat-agar-ahli-waris-terjamin

http://pandjiharsanto.com/2011/12/19/tips-menentukan-uang-pertanggungan-asuransi-jiwa-dan-jangka-waktu-asuransi-jiwa/


Pengalaman saya ketika membeli asuransi jiwa, kita harus NGOMONG TERUS TERANG ke agen asuransinya, bahwa kita hanya mau beli asuransi jiwa MURNI (TERM LIFE). Kalo ngga ngomong bgtu, nyaris semua agen asuransi nyodorinnya malah unit link (asuransi + investasi). Dan itu mahal banget nanti preminya, dibanding term life.. Bedanya bisa di atas 3x lipat lbh mahal lho... 

Terakhir suami saya mengambil asuransi jiwa term life dan asuransi kecelakaan, premi totalnya sekitar 3,5/1000 x UP yang diambil. 

Untuk asuransi kesehatan, alhamdulillah kesehatan kami 100% dicover oleh perusahaan suami saya. Jadi kami tidak perlu mengambil asuransi ini. Alhamdulillah..

Asuransi rumah, mobil dan motor, kebetulan suami saya kenal dengan bbrp orang marketing dari asuransi ini. Dan mrk jg dr perusahaan asuransi bonafid. Jadi tiap thn kami selalu memperpanjang asuransi-asuransi ini dengan mrk. Untuk klaim juga ngga repot, krn sudah ada kenalannya di asuransi ini. Dari sejak beli, hanya asuransi mobil aja sih yang selalu ada klaim. Asuransi rumah, belum pernah, dan mudah-mudahan tdk akan pernah klaim selamanya.. :) aamiin.. :)

Asuransi mobil, kami mengambil yang ALL RISK. Karena mobil itu selalu ada resikonya. Mau masuk rumah, bisa nyenggol pagar, nyenggol tembok. Di luar rumah, bisa dipepet motor, ditabrak mobil lain, dibeset orang, dsb. Jadi kami selalu ambil asuransi all risk untuk mobil, ngga pernah mau TLO (total loss only, alias hanya memproteksi resiko rusak berat di atas 80% atau hilang).

Asuransi pendidikan... karena ayah saya ngga pernah ambil asuransi ini, saya juga ngga kepikiran untuk ambil asuransi ini. Dan kemudian terjawablah pertanyaan saya mengapa ayah saya tidak pernah mau mengambil asuransi pendidikan. 

Waktu itu saya lagi ke gramedia cari2 buku investasi, dan saya nemu buku Safir Senduk " Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak". Buku ini sampai sekarang saya anggap sebagai buku terbaik yang membuka mata saya tentang financial planning. Saya akhirnya telfon langsung ke penerbitnya, untuk memesan buku2 Safir Senduk yang lain, yang tidak dijual lagi di toko buku, dan saya dikirimkan semua bukunya. Ada yang tentang Mempersiapkan Program Pensiun, Mengantisipasi resiko (belajar ttg asuransi), Siapa bilang jadi karyawan ngga bisa kaya, dll..

Kenapa Safir, seperti juga ayah saya yang orang asuransi tidak pernah mau membeli asuransi pendidikan...?

Karena pada umumnya, uang jaminan yang diberikan oleh asuransi pendidikan itu hampir selalu tidak mencukupi biaya yang dibutuhkan.. sedangkan preminya termasuk mahal. Itulah kenapa akhirnya ayah saya lebih suka menginvestasikan uangnya di tanah, sawah, rumah, untuk  biaya pendidikan daripada beli asuransi pendidikan untuk anak-anaknya...

Sedangkan financial planner, mereka lebih merekomendasikan untuk membeli reksadana dan membeli asuransi jiwa term life sebagai ganti membeli asuransi pendidikan..

Sekarang di bank, banyak produk unit link pendidikan ini (asuransi jiwa + investasi), dan saya termasuk salah satu "korbannya", ketika masih belum melek finansial dulu :)))) Memang sih kalau dibandingkan dengan menaruh uang di deposito, ya memang masih lebih baik beli produk ini (berdasarkan ilustrasi yang mereka taruh di brosur). Tapi bila kita sudah mengenal produk2 investasi dan asuransi, ya sebaiknya beli terpisah aja, soalnya lebih murah jatuhnya.. :)

Pengalaman saya, dulu waktu beli produk ini, untuk penambahan unit aja, ada biaya 5% dari jumlah pembelian kita. Jadi misalnya kita top up dana 1juta, 5% itu dipotong sebagai biaya pembelian. 5% gede banget yahh.. kita beli saham  aja cuma 0,15%.. kalo beli reksadana, cuma 2% kalo ngga salah.. 

Terus untuk proteksi asuransinya, premi yang kita bayar bisa 10x lipat lebih mahal daripada membeli asuransi term life. Tadi saya tulis, suami saya kena premi skitar 3,5/1000 dari UP ketika membeli asuransi term life dan asuransi kecelakaan. Tapi di produk ini, kami harus membayar 5/100 dari UP sebagai preminya (hanya untuk asuransi jiwanya saja, tanpa kecelakaan... oh nooo... )

Itulah kenapa akhirnya saya pun sepakat dengan financial planner yang menyarankan untuk tidak membeli unit link. Bagi yang tidak sependapat dengan saya, saya ngga mau membahas tentang ini, ya. Saya bicara hanya berdasarkan pengalaman saya. Kalo ngga setuju, silakan, tapi saya ngga mau membahas ini lebih jauh lagi.. :)

Ini beberapa artikel yang mungkin bermanfaat tentang unit link :


http://priyadi.net/archives/2007/10/18/hitung-hitung-asuransi-unit-link-vs-terpisah/


http://priyadi.net/archives/2007/06/10/asuransi-unit-link-vs-reksadana/


http://www.aidilakbar.com/2015/02/kesalahan-ketika-beli-asuransi/

http://www.qmfinancial.com/catet-saya-ligwina-hananto-saya-tidak-membeli-asuransi-unitlink-p/

Ok, saya pikir ini aja tulisan saya ttg asuransi. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi orang yang awam. Karena kalo udah canggih ilmu finance-nya, saya yakin ga akan mau baca blog saya.. :) mohon maaf kalo tulisannya agak berantakan, soalnya saya lg agak sakit kepala pas nulis ini. kebanyakan tidur kynya, krn hari ini weekend ngga ke mana-mana.. hehe..


Regards,
V3









Kamis, 12 Maret 2015

LK Q4/2014 WINS

Kinerja WINS di Q4/2014 lebih jelek daripada Q3/2014. Dan perusahaan sepertinya melihat, keadaan belum akan membaik hingga semester pertama 2015..

WINS saya coba tulis di sini, karena sekarang saya lagi nyicil ngumpulin saham pelayaran. Kok saham pelayaran? Karena lagi dibanting harganya, dan hobby saya tuh mungut2in barang yang lg pd dibanting.. :)

Saya punya LEAD dan WINS, dgn porsi total 6% di portofolio saya. Belum berani banyak, karena belum pede, namanya juga nangkap pisau yang lagi jatuh.. :)

Karena LK-nya turun, saya tulis hitungannya aja ya.. Untuk angka lengkap, silakan cari ke www.idx.co.id :)

1. Pendapatan = turun 9,5%

2. Laba usaha = turun 11,4%

3. laba tahun berjalan = turun 22,78%

4. Jumlah saham = 4,031,298,340 lembar

5. Ekuitas tanpa kepentingan pengendali =217,038,935 , growth = 18,51%
Walaupun WINS labanya turun, tapi perusahaan ini masih mencetak laba, sehingga nilai ekuitasnya meningkat. Nilai ekuitas meningkat, jumlah saham tetap, maka Book Value akan meningkat. Karena itulah banyak investor tetap menahan saham yang mereka punya walaupun labanya turun, karena mereka tau bahwa Book Value saham yang mrk hold itu tetap naik.. :) Ini ya, rahasianya kenapa ngga semua saham yang labanya turun langsung dijual oleh investor.. :)

6. Book Value = ( 217,038,935 x Rp 12000) : 4,031,298,340 = Rp 646
    Book Value = ( 217,038,935 x Rp 13000) : 4,031,298,340 = Rp 699,9
    Sengaja saya masukkan nilai BV 2x di sini, di kurs Rp 12000 dan Rp 13000, krn kurs Rupiah sekarang sdh di atas Rp 13.000. Setidaknya saya jadi punya bayangan, BV WINS ada di antara range berapa..

7. EPS = 0,55 sen USD = 0,55 x Rp 12000 : 100 = Rp 66
    EPS = 0,55 x Rp 13000 : 100 = Rp 71,5

8. ROE = 10%

9. DER = 0,9x

10. Arus kas operasi = positif dan lebih besar daripada laba usaha

11. @ 620, PER = 620 : { (66 + 71,5) : 2 } = 9,01x
                 PBV = 620 : { (646 + 699,9) : 2 } = 0,92x
                 Yield = ROE : PBV = 10,87%

12. Valuasi = Rp 821 ---> MOS = 24,48%


Kalau dilihat dari MOS, sepertinya ngga besar2 amat.. dan perusahaan sendiri ngga yakin kinerjanya akan membaik hingga semester pertama 2015 ini.

Jadi kalo untuk nyuruh orang beli di harga skrg, kayanya saya ngga deh.. :)

Tapi saya punya WINS, dengan modal average di 658. 
Sekarang sih saya hold dulu, karena belum ketemu saham lain dgn yield yang lebih bagus lg untuk gantiin WINS dan LEAD ini.. :)


Oya, untuk hitungan valuasinya, saya tuliskan sekilas ya, karena bbrp kirim email menanyakan metode valuasi yang saya pakai. Saya dapat metode ini dr milis obrolan bandar, skitar thn 2010, yang dikirimkan oleh Pak TOM DS. 

1. ROE = 10%

2. BI rate = 7,5% ---> asumsi yield SUN = 1% + BI rate = 1% + 7,5% = 8,5%

3. PER SUN = 1 : 8,5% = 11,7647 x

4. ROE - Yield SUN = 10% - 8,5% = 1,5%

5. 1,5% x 11,7647 = 0,17647

6. PER wajar WINS = 11,7647 + 0,17647 = 11,94117

7. Harga wajar WINS = 11,94117 x EPS WINS = 11,94117 x  {(66+71,5):2} = Rp 821

8. Margin of safety = { 1 - (620 : 821)  } x 100% = 24,48%

Tapi metode ini biasanya ngga bisa digunakan untuk saham2 konsumer, infrastruktur, farmasi, ritel, karena PER mereka tinggi2. Kalo untuk saham2 tsb, patokan saya biasanya hanya MA 60 weekly atau MA 100 weekly. Selama kinerjanya masih ada growth, dan saham2 tsb berada di area MA 60 weekly atau MA 100 weekly, biasanya sih itu bagus bgt untuk dibeli.. :)


Regards,
V3


Kumpulan artikel tentang Lo Kheng Hong (LKH)

LKH, ini salah satu investor yang saya pelajari ilmunya, dan berharap, mdh-mudahan saya jg nanti bs seperti dia, mencapai kebebasan finansial dengan berinvestasi saham.. :)


Saya cantumkan di sini bbrp link berita yang memuat tentang LKH, siapa tau bs berguna bagi investor pemula.. 

1. http://swa.co.id/portfolio/lo-kheng-hong-sang-value-investor-yang-bebas-finansial


2. http://www.ciputraentrepreneurship.com/personal-advice/simak-tips-berinvestasi-dari-lo-kheng-hong


3. http://market.bisnis.com/read/20130701/7/147796/resep-memilih-saham-yang-menguntungkan-ala-lo-kheng-hong


4. http://id.beritasatu.com/home/lo-kheng-hong-menjadi-kaya-sambil-tidur/23199


5. http://bisnis.liputan6.com/read/759870/apa-yang-bikin-giring-nidji-dan-lo-kheng-hong-rugi-main-saham


 6. http://lipsus.kontan.co.id/v2/warren_buffett/read/59/Lo-Khenghong-Perusahaan-yang-untung-itu-seperti-mesin-uang


7. Ini ada tulisan bagus yang bisa membuat kita belajar, bgmn LKH menganalisa suatu saham untuk dibeli :
 a.  http://www.mangamsi.com/investasi/napak-tilas-lo-kheng-hong-di-mbai-1.html 
 b. http://www.mangamsi.com/investasi/napak-tilas-lo-kheng-hong-di-mbai-2.html
 c.  http://www.mangamsi.com/investasi/napak-tilas-lo-kheng-hong-di-mbai-3.html


8. http://www.teguhhidayat.com/2014/01/lo-kheng-hong-dan-bumi-resources.html

9. http://bei5000.com/2011/11/09/i-vs-lo-kheng-hong/

10. http://nofieiman.com/warren-buffett-ala-indonesia/

11. http://rencanatrading.com/2011/11/20/lo-keng-hong-yang-saya-kenal/

12. http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1935931/petani-tua-warren-buffett-dan-lo-kheng-hong

13. http://id.beritasatu.com/home/kaya-dari-pasar-modal/49794


Ok, selamat membaca dan belajar.. :) oya, kalo ada pertanyaan, silakan lgsg ke yang nulis artikel aja ya, saya cuma copas doang.. :))

Regards,
V3




Kok cuma BUY BUY aja, ngga pernah SELL SELL..?? :)))

Hari ini saya terima email yang nanya, kenapa isi blog saya cuma BELI BELI aja, kok ngga ada JUAl nya..? Dan saya ngga pernah bikin target di harga berapa saya akan jual.

Saya langsung ngga enak hati nerima emailnya, bukan krn sakit hati (jangan kapok ya, nulis email ke saya.. :D ), tapi krn saya takut yang berfikiran seperti ini bukan pengirim email ini aja.. :( 
Emailnya lgsg saya bales saat itu juga. Cuma karena waktu balesnya saya lg di mobil, dan saya lg buru2 mau ketemu orang, jd mungkin balesannya ngga bs panjang lebar. 
Jadi saya coba bikin posting lg ttg hal ini, biar bs lbh detil nulisnya.. 


Kenapa hanya BUY BUY, dan jarang bgt SELL SELL..??

Jawaban saya :


1. Tujuan investasi saya di saham adalah untuk biaya kuliah anak2 saya, yang masih skitar 7 thn lagi) dan juga untuk dana pensiun (skitar 15 thn lagi). Jadi kalo pernah denger istilah "berkebun emas", saya ini "berkebun saham".. :)))) 
Cuma bedanya kalo kebun emas itu ngumpulin emas dgn uang minjem ke bank atau orang tua atau mertua, kalo saya beli saham tanpa utang. Semua saham saya, saya beli dengan uang yang ada (mayoritas dari gaji dan bonus yang dihasilkan oleh suami saya), dan saya kumpulin terus sampai banyak.. :)


2. Karena investasi ini sangat penting buat masa depan saya sekeluarga, jadi tiap bulan saya selalu menyisihkan gaji suami saya, minimal 15%, untuk ditambahkan ke rekening saham. Inget ya, menyisihkan, bukan menyisakan.. :))))) 
Dalam financial planning, dana untuk bayar zakat, utang, asuransi dan investasi harus kita sisihkan di awal gajian (selintas belajar financial planning nih, hehe..), biar uangnya selalu ada, ngga dipakai untuk hal-hal lain.
Jadi YES, hampir tiap bulan saya selalu ada dana cash untuk dibelikan saham, walaupun belum tentu tiap bulan saya akan beli saham...


3. Karena saya melakukan investasi di saham, maka patokan utama saya adalah Laporan Keuangan dalam membeli dan menjual saham. Kalo untuk membeli, saya bisa pakai TA jg sbg patokan untuk melengkapi FA. 
Tapi dalam menjual saham, patokan saya hampir selalu FA! 
Karena itulah saya jarang banget posting tentang JUAL. Jarang ya, bukan berarti ngga pernah. Coba cek di posting2 saya yang lama, ada kok beberapa kali saya posting SELL ASII, SELL CPIN, SELL KKGI (ini yang saya ingat, mungkin thn 2013 ya.. ) Dan semua saya sell karena ada penurunan laba di LKnya yg terbaru.. :)


4. Karena saya investor, saya ngga pernah bikin target harga jual. Karena apa? Karena prinsip saya, selama emitennya masih terus bagus kinerjanya, ya saya akan terus hold sahamnya.. 


5. Kalo patokannya ke laporan keuangan, bisa telat jual dong mba..? bisa jadi harga sudah turun banyak, terus baru deh laporan keuangannya keluar dan kita harus jual di harga yang lbh rendah. 
Saya jawab : ya itu namanya resiko investasi. 
Mau jadi investor/trader, resiko jual di harga murah itu akan selalu ada... :) , karena tidak selamanya orang bisa jual di highest dan beli di lowest... :) 
Sekarang harus kita sendiri yang mencoba untuk mengenal diri kita, kita lebih cocok dengan metode yang seperti apa... :) Kalo udah cocok, tinggal dijalani aja dengan segala resiko dlm bisnis saham ini... :)


Ok, saya pikir posting ini sdh cukup memberikan gambaran kenapa saya di sini banyaknya nulis BUY BUY BUY terus, dan jarang SELL SELL SELL... :))


Oya, saya mau cerita dikit tentang DUKAnya jadi investor ala saya.. :)


Thn 2013 (kalo ngga salah), IHSG turun dalam. Dari highest 5250 ke lowest 3800. Dan saham-saham semua turun gila-gilaan..

Waktu itu saya beli BSDE di harga 2000. LK-nya masih bagus bgt thn 2013 itu. Terus BSDE turun terus, dari 2000 sampai ke 1100..  serem yahh.. Tapi msh mending deh dibanding 2008, saya beli BUMI di 8300 dan ngeliat BUMI turun sampai 2100.. :))) 

Karena waktu itu saya pegang bbrp saham gorengan (saya biasanya selalu beli saham2 seperti ini, tapi porsi total mereka biasanya ngga banyak dlm porto saya), saya jual smua saham gorengan saya (beberapa jual untung, bbrp jual rugi), dan saya pindahkan ke BSDE. Jadi percaya ngga, saya tuh punya semua harga BSDE dari 2000 sampai 1100.. :))))
Average down terusssss, krn LKnya msh bagus dan harganya turun terus.. :))))

Di Q1/ 2014, laba BSDE turun (seperti yang sdh diduga, krn laba dia naik banyak di 2013 krn jual tanah dlm jumlah gede). Begitu laba BSDE turun, smua BSDE yang sudah untung, saya jual dulu. Sehingga yang nyisa di porto saya itu BSDE harga 1800-an ke atas kalo ngga salah.. Dan ngga saya CL lho. Krn saya senang dgn saham ini, dan saya pikir, ga mampu beli rumah di BSD, ya minimal saya punya sahamnya :)))))))
Sekarang average BSDE saya di 1854, dan itu semua belanjaan bulan juni-juli 2013.
Kalo diitung-itung, rugi banget saya pegang BSDE mau 2 thn cuma naik dikit. Tapi ya selama saya msh bs tidur nyenyak, kenapa ngga? :))) 
Saya mau liat Q1/2015 BSDE dulu, untuk nanti memutuskan, apakah BSDE ini mau saya jual aja atau ngga.. :)

Ok, cukup sekian dulu ya, tulisan saya. Investasi saham ini ada resikonya, jadi kenali dulu resikonya dengan baik. Kalo ngga siap rugi, jangan pernah beli saham.. :) beneran ini, daripada pikiran jd stress ngga karuan.. :)

Saya sendiri, kalo saham lg pd turun, saya lebih baik ngga liat saham sm skali. Mendingan saya latihan line dance aja drpd mantengin laptop.. hehe.. dan kalo ada temen yang bbm nanya saham, saya jwb jujur aja : wahh maaf, aku lg ngga mantau saham yahhh.. :))))


Happy cuan, all.. :)

Regards,
V3




Senin, 02 Maret 2015

ANTM, LK Q4/2014, jual dulu bagi yang punya..!!

Saya lihat berita di internet, ANTM LK Q4/2014 mencatatkan rugi bersih.

Simple advice dari saya buat yang punya saham ini : JUAL kalo punya. Di harga berapa pun, di rugi berapa pun sekarang. Bahaya bgt kalo kita megang saham yang lagi rugi.

Buat yang belum punya : jangan pernah beli saham ini untuk investasi, selama kinerjanya masih rugi. 

Ok, sgini aja ya.. :)

Be smart in investing, keep learning, dan coba belajar untuk percaya sama insting kita sendiri.. :)

Regards,
V3

Minggu, 01 Maret 2015

Member baru di portofolio saya : ASGR :)

LK Q4/2014 ASII sudah keluar, dan EPSnya turun 1,25%.. Widiihh, saya paling sebel nih kalo ada saham saya yang salah satu salesnya, atau labanya atau EPS-nya turun. Artinya saya harus bersihin barangnya dari portofolio saya, atau minimal ya mengurangi posisi..

Dan karena ASII adalah salah satu saham bluechip yang saya suka (karena manajemennya bagus, royal bagi deviden dan dia punya berbagai macam anak perusahaan yang bagus2 juga), akhirnya saya memutuskan untuk hanya menjual ASII yang modalnya di atas 6600. Sisanya masih saya hold semua..

Jual ASII, saya jadi ada cash kan. Terus saya mulai liat2 lagi. Ketemu deh dengan si ASGR ini. Begitu analisa LKnya, kok saya jadi pengen beli agak banyakan, tapi cash saya cuma dikit nih. Akhirnya saya liat2 lagi, saham mana yang saya punya sekarang, yang Yieldnya paling kecil. Eehhhh, keluar deh si LPKR. Akhirnya dengan tanpa ragu, semua LPKR saya, saya jual (dengan untung yg mini karena saya nyangkut di saham ini lumayan lama, dan ngga pengen mindahin ke saham lain), dan saya belikan ASGR. Sekarang modal average saya di ASGR 1974.


Kita mulai ya, ubek2 dikit LK-nya ASGR..


LK Q4/2014 ASGR (juta Rp)


1. aset lancar > liabilitas jangka pendek


2. jumlah saham = 1.348.780.500 lembar


3. jumlah liabilitas = 731,033


3. Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 902,303
    pertumbuhan ekuitas = ( 902,303 - 736,458 ) : 736,458 = 22.52%


4. Book Value (BV) = 902,303,000,000 : 1.348.780.500 = Rp 668.98


5. Jumlah liabilitas dan ekuitas (aset) = 1,633,339 


6. DER = 731,033 : 902,303 = 0.81x


7. Pendapatan bersih = 2,282,232
    pertumbuhan pendapatan = ( 2,282,232 - 2,261,253 ) : 2,261,253 = 0.93%


8. laba komprehensif yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 258,911
    pertumbuhan laba komprehensif = ( 258,911 - 210,004 ) : 210,004 = 23.29%


9. ROE = 258,911 : 902,303 = 28.69% (saya pakai laba yang terkecil di antara laba tahun berjalan atau laba komprehensif untuk menghitung ROE)


10. Laba per saham dasar dan dilusian (EPS) = Rp 192.9
      pertumbuhan EPS = ( 192.9 - 154.93 ) : 154.93 = 24,5%


11. Arus kas operasi positif (+), tapi lebih kecil daripada laba komprehensif.


12. @ 2005, PER = 2005 : 192.9 = 10.39x
                  PBV = 2005 : 668.98 = 2.997x
                  Yield = ROE : PBV = 28.69% : 2.997 = 9.57%

13. Valuasi = Rp 2727.6 ---> MOS = 1 - (2005 : 2727.6) = 26.49%


Sekarang liat chart ASGR, ya.. 

Maaf banget saya ngga bisa masukin chart saya di sini, karena ngga ngerti caranya.. maklum gatek.. :)))))

Chart weekly : candle minggu ini, lowest-nya ada di MA 100 weekly (1843) dan highest-nya ada di 2050. candle close di 2005, yang masih di bawah MA 60 weekly (2017). MACD weekly sudah dekat golden cross, tapi belum golden cross. Resiko : bila MACD malah slip (ngga jadi golden cross dan malah berbalik ke bawah lagi, ASGR bisa turun semakin parah).

Chart monthly : ASGR sudah turun terus selama 5 candle berturut-turut, dan tertahan di  MA 20 monthly dan sekarang candle-nya sudah berbalik arah, malah sudah membentuk higher high dibanding candle sebelumnya. Sepertinya sih ASGR most probable, akan naik dulu untuk beberapa candle ke depan.

Disclaimer ya.. :)

Seperti biasa, rugi tanggung sendiri, ngga punya barang juga tanggung sendiri.

Your money, your responsibility.. :)

Good luck... :)

Regards,
V3