Jumat, 29 Mei 2015

Mengapa saya ngga pernah mau beli saham IPO..

Beberapa kali saya ditanya by email, tentang pendapat saya ketika ada saham mau IPO. Apakah saya beli atau ngga, bgmn valuasinya, mahal/murah.

Jujur, saya belum pernah beli saham yang IPO. Untuk trading ngga, apalagi untuk investasi. Biasanya saya baru liat saham tsb setelah LK terbarunya keluar, stelah perush tsb listing di bursa. 

Kenapa ngga beli? Karena saya ngga punya data yang cukup untuk menganalisa saham tsb. Laporan keuangannya belum tau. Chartnya juga ngga tau. Jadi kaya beli kucing dalam karung. 

Selain itu, biasanya kalo sahamnya bagus (bakal naik tinggi stelah listed), investor cuma dikasih sedikit. Tapi kalo sahamnya jelek dan bakal turun banyak, investor dapatnya banyak. Walaupun ngga pasti seperti ini, tapi story kaya begini lumayan banyak setau saya.

Tapi yang paling menyebalkan, beberapa saham IPO itu seperti mempraktekkan exit strategy. Beberapa kasus yang saya temui, laba perusahaannya malah justru turun stelah IPO. Jadi investor publik seperti cuma kebagian mencuci piring kotor aja.. 

Saham IPO yang kinerjanya membaik stelah IPO, itu contohnya seperti ROTI. 
Sales dan labanya naik terus. Beruntung sekali investor publik yang membeli ROTI ketika IPO dulu. Tapi saham IPO seperti ROTI ini malah jarang ada.. :((

Saya akan tulis beberapa laba dan sales emiten yang IPO di 2012 dan 2013. Awal saya tergelitik menulis ini karena waktu itu saya sempat baca artikel tentang rencana IPO tambang Merdeka Copper Gold.


Beberapa artikel tentang Merdeka Copper Gold :

http://finance.detik.com/read/2015/05/12/142759/2912999/6/tambang-emas-merdeka-perusahaan-rugi-pertama-yang-masuk-bursa

http://bisnis.liputan6.com/read/2230760/meski-rugi-saat-ipo-merdeka-yakin-bisa-cetak-untung-besar

http://finance.detik.com/read/2015/05/12/145916/2913071/6/ini-para-pemilik-merdeka-copper-tambang-terbesar-kedua-setelah-freeport

Walaupun menurut saya aneh, perusahaan rugi kok dikasih ijin utk IPO, tapi mungkin BEI dan investor2 lain yang mau membeli sahamnya punya perhitungan lain tentang hal ini. 

Saya bikin posting ini biar investor pemula bisa mendapat pandangan yang berbeda tentang IPO, dari kacamata ibu rumah tangga yang berinvestasi saham. 
Untuk investasi, saya tipikal orang yang "show me the money". 
Kalo saya ngga liat uangnya, labanya, saya ngga akan mau beli sahamnya. 
Jadi saya bukan tipikal investor yang gampang digombalin sama janji-janji manajemen. Karena di bursa saham banyak penjahat yang suka ngambil duit investor. 
Dan tugas kita sebagai investor saham adalah memilih perusahaan dengan manajemen yang bagus yang bisa bekerja maksimal mengembangkan uang kita.

Saya tulis sedikit tentang kinerja bbrp saham yang kemarin2 IPO ya.. 
Tadinya ini saya tulis di grup whatsapp dengan teman2 saya sesama ladies investor. 
Terus saya pikir kok sayang ya, kalo ngga di-share di blog. 
Siapa tau bs bermanfaat buat yang lain juga.. 
Emitennya ngga bs banyak, krn keterbatasan waktu yang saya miliki.


1. IPO MBTO thn 2012, di harga Rp 800

sales 2012 = 717.788
sales 2013 = 641.285
sales 2014 = 671.399
sales q1/2015 , growth = 24,73%

laba 2012 = 45.523
laba 2013 = 16.163
laba 2014 = 7.945
laba q1/2015, growth = 3,42%

ROE 2012 = 10,48%
ROE 2013 = 3,58%
ROE 2014 = 0,64%
ROE q1/2015 = 2,26%

Sekarang harga MBTO = Rp 149



2. IPO SRTG thn 2013, harga Rp 5500

sales 2012 = 2358
sales 2013 = 3659
sales 2014 = 6124
sales q1/2015, growth = minus 31,7%

laba 2012 = 1911
laba 2013 = 349
laba 2014 = 1065
laba q1/2015, growth = minus 77%

ROE 2012 = 23%
ROE 2013 = 3%
ROE 2014 = 10%
ROE q1/2015 = 0,32%

Sekarang harga SRTG = Rp 4900



3. IPO DYAN thn 2013, harga Rp 350

sales 2012 = 624.190
sales 2013 = 908.141
sales 2014 = 920.878
sales q1/2015, growth = minus 24,9%

laba 2012 = 64.952
laba 2013 = 57.313
laba 2014 = minus 12.338
laba q1/2015 = ruginya jadi bertambah naik 161% daripada rugi di q1/2014

ROE 2012 = 11,74%
ROE 2013 = 5,71%
ROE 2014 = minus 1,29%
ROE q1/2015 = minus 9,2% 

harga DYAN sekarang = Rp 98


Saya cukup ngeri melihat data-data di atas. 
Dan jadi makin mengerti pentingnya manajemen yang baik dalam suatu perusahaan. Manajemen yang jujur dan bisa bekerja dengan baik dalam mengembangkan modal pemegang saham. 

Dulu saya senang berburu saham-saham murah. PBV di bawah 1x, PER di bawah 5x. 
Tapi sekarang, saya lebih melihat ke manajemennya dulu. 
Valuasi belakangan, stelah kredibilitas manajemen.


Bagaimana melihat apakah manajemen kredibel atau ngga?

1. ngga ada berita-berita jelek tentang manajemen perusahaan tersebut
2. perusahaan selalu mengeluarkan laporan keuangan tepat waktu, jangan sampai telat lama2, apalagi selalu telat berbulan-bulan
3. perusahaan mau membagi deviden
4. manajemen banyak mendapatkan penghargaan2 dari lembaga2 yang kompeten krn prestasinya dalam mengelola perusahaan
5. manajemen yang bagus, harus bisa meningkatkan nilai ekuitas perusahaan setiap tahun, begitu juga dengan sales dan laba perusahaan

Ok, ini saya pikir sudah mencakup semua pikiran saya yang mau saya tulis tentang saham IPO dan tentang manajemen di perusahaan. 

Sore ini, cash saya sdh habis. 3 hari ini saya bisa dibilang mantau pasar trs. 
Dan saya sudah mulai letih. 
Besok-besok kalo ihsg masih turun lagi, saya mau tutup laptop aja... :) 

Semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus sampai akhir thn nanti. Aamiin.. :)

Regards,
V3







Kamis, 28 Mei 2015

IHSG 5234..

Sekitar sebulan yang lalu, saya pernah nulis ini :
 http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2015/04/ihsg-5057.html

Sehabis saya memposting itu, ihsg cenderung naik terus dari lowest 5015 hingga highest di 5347.

Sekarang, pada saat nulis topik yang ini, ihsg sudah 2 hari turun ke lowestnya (sekarang di 5234). 

Kalo liat dengan candle monthly (yang baru valid setelah closing jumat sore besok), IHSG sudah membuat higher low. 
Low april 5015. 
Low mei 5089. 
Ihsg April ditutup di angka 5086. 
Bila IHSG mei ditutup di atas 5086 dan ngga bikin lower low lagi, maka besar kemungkinan koreksinya sudah selesai. 

Ihsg weekly terhalang di resisten MA 20 weekly di 5347, tapi masih berada di atas MA 5 weekly (5209). 
Selama ihsg masih di atas MA 5 weekly, biasanya arahnya cenderung naik. 

Kalo liat dengan candle daily, MA 20 dan MA 200 daily sama-sama ketemu di angka 5224. 
Ini disebut juga dengan dobel support. 
MA 200 daily bisa jadi support dan resisten yang cukup kuat untuk ditembus. 
Apalagi bila itu merupakan dobel support atau dobel resisten. 
Jadi selama ihsg masih bisa terus di atas MA 200 ini, maka kecenderungannya dia akan naik. 

Saya ngga tau apakah ihsg akan jebol 5224 dan turun lagi atau malah rebound dan mulai naik lagi. 
Kalo turun, mungkin aja dia uji support MA 60 weekly di 5141. 
Kalo turun lagi, ya uji support lagi di 5015. 

Saya masih ada cash 7%. Kemarin cash saya sempat 30% waktu awal mei. Tapi dlm beberapa hari ini saya nyicil2 belanja, sehingga tinggal 7%. Saya cuma beli aisa, lpck sm nrca aja. 

NRCA kemarin saya sempet baca, katanya laba naik 7%. 
Tapi saya cari LKnya di website idx, belum ada. 
Cuma karena saya memang lg pengen banget punya saham konstruksi, dan NRCA ini termasuk salah satu saham konstruksi yang masuk watchlist saya, jadi saya langsung beli aja, dengan menggunakan data di LK Q4/2014. 
Di harga 1055, saya pikir NRCA sdh menarik untuk dibeli. 

Ok, kita liat sama-sama ya, sejauh mana koreksi ihsg kali ini. Tapi koreksi ini memang saya tunggu sejak awal bulan lalu, untuk ngisi barang lagi.

Pada saat saya memposting tentang IHSG 5021, data GDP Q1/2015 Indonesia belum keluar.

Sekarang datanya sudah kita ketahui bersama.

GDP Indonesia di Q1/2015 masih ada growth di 4,71%. 
Memang melambat. Tapi masih ada growth kan? 
Dan perlambatan terjadi karena dana APBN yang belum banyak digelontorkan untuk pembangunan. 
Dan saya yakin sih di q2, q3, q4, growth Indonesia akan bisa lebih baik daripada di q1. Jadi memang saya menunggu koreksi ini untuk beli saham lagi :) 
Tapi ya cuma saham yang ada growthnya juga, biar tenang megangnya.. :)

Mudah-mudahan tulisan saya ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk ngga terlalu pesimis dengan keadaan negara sekarang. 
Kalo baca di berita, memang suka serem2 terus isinya. 
Tapi bukan belakangan ini aja saya baca berita serem. 
Dari thn 2008 saya pertama kali beli saham, berita serem udah banyak banget. 
Tapi ihsg masih aja bisa naik dari highest 2800 di tahun 2007 menjadi highest 5500 di 2015. Dan saya yakin ihsg ke depan jg bisa naik lebih tinggi lagi.. :)

Apalagi di thn ini subsidi utk BBM sudah banyak yang dihapus dan dipindahkan untuk pembangunan ekonomi. Jadi saya optimis banget Indonesia ke depan akan semakin baik lagi. Kalo ada yang ngga setuju ya ngga apa2, namanya juga orang, mikir beda-beda kan wajar. Tapi karena saya investor saham, ya pasti lah saya berharap Indonesia ke depan akan semakin membaik.. Apalagi kalo tahun depan Indonesia naik level menjadi investment grade oleh S & P. Nah, sebelum asing masuk duluan ke sini dan beli saham2 bagus yang ada di Indonesia, kenapa kita ngga beli duluan aja, mumpung masih dapat harga diskon.. :))) Disclaimer ya.. :)

Regards,
V3


Senin, 25 Mei 2015

LK Q1/2015 AISA..

LK AISA sdh keluar bbrp hari yang lalu.. Tapi karena saya lg sibuk banget ke sana sini, akhirnya saya baru bisa buka siang ini. Cuma yang melegakan saya, AISA msh ada growth. Jadi ngga harus cepet-cepet jualan.. :)

Saya melihat, AISA di Q1/2015, lebih bagus kinerjanya daripada AISA di Q4/2014. Dan krn Q1 ini biasanya mencerminkan kinerja emiten setahun ke depan (walaupun ada juga emiten yang tidak bisa kita terapkan cara seperti ini), jadi saya pikir, AISA di 2015 akan lebih baik kinerjanya dibanding 2014. Semoga ya.. :)

Karena saya punya ekspektasi kinerja AISA akan lbh bagus lagi ke depan, maka saya putuskan td menambah lagi AISA yang saya punya. Terakhir saya beli AISA di kisaran 2060. Dengan menambah AISA di 1910, maka average AISA yang saya punya, sekarang ada di 1500. Mudah-mudahan bisa menjadi investasi jangka panjang, krn ini saham consumer.. :)

Ok, kita coba liat LK Q1/2015 AISA, ya.. (LK dalam juta rupiah)


1. NERACA

aset lancar = 4.096.234
liabilitas jangka pendek = 1.629.160
modal kerja = aset lancar - liabilitas jangka pendek (modal kerja positif, jadi tidak ada resiko likuiditas. libilitas jangka pendek yang jatuh tempo pd waktunya, bisa dibayar dengan aset lancar yang ada saat ini).

jumlah utang = 3.967.921

jumlah saham = 135.000.000 + 2.791.000.000 = 2.926.000.000 lembar
jumlah ekuitas tanpa kepentingan non pengendali = 3.172.573 --> growth = 3,98%
jumlah ekuitas  = 3.729.391
DER = jumlah utang : jumlah ekuitas = 1,06x ---> DER masih di bawah 1,5x, jadi masih dalam batas aman..

Book Value = jumlah ekuitas tanpa kepentingan non pengendali : jumlah saham = 3.172.573.000.000 : 2.926.000.000  = Rp 1084,27

jumlah aset = 7.697.312



2. LAPORAN LABA RUGI

Penjualan = 1.601.877 ---> growth = 38,9%
Laba usaha = 220.938 ---> growth = 22,11%
Marjin laba usaha = 220.938 : 1.601.877 = 13,8%

Laba tahun berjalan = 139.229 ---> growth = 25,53%
Marjin laba tahun berjalan = 139.229 : 1.601.877 = 8,69%

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 123.968 ---> growth = 26,41%

EPS = Rp 38,52 ---> growth = 14,92%

ROE = ( 4 x 123.968 ) : 3.172.573 = 15,63%



3. LAPORAN ARUS KAS

Arus kas operasi = 58.026 

Capex = 42.522 ---> growth = minus 3,36%

penambahan tanaman perkebunan = 33.785 ---> growth = 431,46% (tampaknya AISA sedang berekpansi di bidang perkebunan)

kas = 960.727



4. @ 1910 ---> PER = 1910 : ( 4 x 38,52) = 12,4x  (dengan penglihatan selintas, karena EPS growth AISA 14,94% dan ROE-nya 15,63% , maka AISA di PER di bawah 14x ini MURAH menurut saya). Saya ada metode simpel banget untuk melihat apakah suatu saham termasuk murah/ngga. Bila growth dan ROE saham tsb masih lebih tinggi daripada PER-nya, maka saham tsb menurut saya termasuk murah. Ini saya coba kombinasikan antara ROE, PER dan growth. Mungkin di buku belum ada. Ini hanya pengalaman saya pribadi selama jd investor saham di bursa, dan saya pikir metode ini cukup bisa diaplikasikan, terutama untuk saham consumer.. 


                      PBV = 1910 : 1084,27 = 1,76x ---> PBV di bawah 2x untuk saham consumer dan ada growth, bagi saya juga masih murah

                     Yield = ROE : PBV = 8,88% ---> Yield di atas yield SUN untuk saham consumer dan ada growth, bagi saya juga sangat menarik.

                     Valuasi wajar AISA = 1941 ---> MOS 1,6% (msh di bawah harga wajarnya. Jadi apabila AISA turun lagi jauh di bawah harga wajarnya, maka akan semakin menarik).


Kesimpulan saya,  secara FA, AISA saat ini masih murah :)


Secara TA? AISA sekarang berada tepat di garis MA 100 weekly-nya. Dan krn msh ada growth pd kinerjanya, AISA masih murah based on TA. MACD weekly msh di bawah 0, jd masih bearish, alias msh harga diskon :)

Dengan chart daily, AISA sekarang berada di bawah MA 200 daily. MA 200 daily AISA ada di 2160. MACD daily juga di bawah 0, tapi sudah golden cross.

Dengan chart monthly, AISA udah 9 bulan cenderung turun terus. Highest di 2620, lowest di 1660. Alias di 1910 sekarang, berarti AISA sudah turun 27% dari highest.

Ok, saya sih berani beli ya, untuk AISA di harga sekarang. Karena prospek AISA ini masih bagus ke depan. Apalagi harganya masih murah. Tapi ini disclaimer yahhhhh... :))))

Seperti biasa, rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang juga tanggung sendiri.

Your money, your responsibility.. :)



Regards,
V3




Senin, 18 Mei 2015

SIDO.. saham consumer yang lagi dibanting juga krn salesnya justru turun stelah IPO.. :)

Setelah kemarin saya beli TSPC, hari ini kebetulan liat running trade dan liat SIDO seliweran terus. Jadi inget, dulu saya sempet ngincer SIDO juga, tapi krn salesnya msh turun di 2014, saya belum jadi beli.

Tapi stelah kmrn saya beli TSPC, saya merasa saya jadi lebih longgar kriterianya dalam membeli saham consumer yang lagi dibanting. Minimal selama saya yakin prospeknya ke depan masih bagus, DER < 1, PBV < 3, ROE > 12%, saya masih berani beli untuk hold dlm jangka waktu yang lama.. 

Saya ingat, dulu pernah baca di salah satu buku investasi yang isinya begini, 
"Ada kondisi di mana perusahaan bagus mengalami masalah dalam jangka pendek. Jika kondisi ini terjadi, biasanya harga saham akan terkoreksi dalam, dan  waktu seperti ini merupakan kesempatan terbaik untuk membeli saham tersebut".

So, quote di atas itu yang membuat saya jd berani membeli TSPC dan SIDO ketika sales/ labanya sedang turun. Karena memang realitanya, nyaris jarang sekali perusahaan yang selalu mengalami kenaikan sales/laba tiap tahun dalam operasionalnya. 

Kembali ke SIDO. Produk SIDO yang mungkin paling dikenal orang adalah Jamu Tolak Angin dan Kuku Bima. Iklannya sering kita lihat di mana-mana.

Untuk prospeknya ke depan, saya masih optimis. Salesnya sejak IPO di Desember 2013, memang masih turun. Tapi perusahaan beralasan bahwa daya beli masyarakat memang tergerus sejak kenaikan BBM. Dan nanti apabila ekonomi sudah membaik, manajemen yakin demand terhadap produk-produk mereka juga akan meningkat. 

Tapi karena SIDO ini baru IPO, maka belum banyak data keuangannya yang bisa kita jadikan pembanding. Dari laporan tahunan 2014, terlihat bahwa dari 2011 hingga 2014, sales tertinggi berada di thn 2012. Tapi labanya selalu naik sejak 2011.

Di Q1/2015, penjualan SIDO msh turun 2% tapi laba bersihnya naik 1% krn efisiensi yang dilakukan perusahaan. 

Kita coba analisa LK Q1/2015 SIDO, ya..  LK-nya bisa didonwload di :

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx, tinggal masukkan kode SIDO dan pilih tahun 2015 periode Triwulan 1.



LK Q1/2015 SIDO (juta rupiah)

Bagian 1, NERACA

Asset lancar = 1.837.681
Liabilitas jangka pendek = 148.673
Modal kerja = 1.689.008
Karena modal kerjanya positif, maka perusahaan tidak mengalami resiko likuiditas (alias liabilitas jangka pendek yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan asset lancar yang ada).

Jumlah utang = 153.375
Jumlah saham = 15.000.000.000 lembar
jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 2.752.686 --> growth = 4,48%
Book Value = 2.752.686.000.000 : 15.000.000.000  = Rp 183,51

jumlah ekuitas = 2.752.686
DER = jumlah utang : jumlah ekuitas = 153.375 : 2.752.686 = 0,05x ---> utang SIDO sangat kecil, perusahaan bekerja semaksimal mungkin dengan memanfaatkan dana yang didapat ketika IPO. Perusahaan relatif aman dari resiko bangkrut karena hutang.



Bagian 2, Laporan Laba Rugi

Penjualan = 509.417 ---> growth = minus 2,04%
Laba kotor = 314.799
Marjin laba kotor =  314.799 : 509.417 = 61,8%

Laba bersih tahun berjalan = 118.026 ---> growth 1,83%
Marjin laba bersih = 118.026 : 509.417 = 23,17% ---> marjin laba bersih perusahaan cukup tinggi, sehingga perusahaan akan relatif lebih survive dalam situasi ekonomi yang sulit

EPS = Rp 7,9 --> growth = 2,2%
ROE = (118.026 x 4) : 2.752.686 = 17,15%



Bagian 3, Laporan Arus Kas

arus kas operasi = 131.872 ---> arus kas operasi > dari laba bersih ---> perusahaan relatif sehat secara operasional
capex = 44.209 ---> growth = 585,94% (perusahaan banyak melakukan ekspansi di awal thn ini, semoga hasilnya akan terlihat pada kinerja perusahaan di tahun-tahun mendatang)
kas = 902.862


@ 530, PER = 530 : (4 x 7,9) = 16,78x ---> karena di Q1 sdh ada pertumbuhan laba, maka PER di bawah 20x untuk saham consumer, menurut saya masih murah 

           PBV = 530 : 183,51 = 2,9x
           
           Yield = ROE : PBV = 17,15 : 2,9 = 5,91%

           Valuasi wajar dengan metode yang digunakan di blog ini = Rp 403,92 --- MOS = minus 31,2% (alias SIDO kemahalan dengan metode valuasi di sini. Tapi memang metode valuasi ini sering menghasilkan harga wajar yang sangat rendah untuk saham-saham consumer, infrastruktur, dll (biasanya saham dengan PER yang tinggi, di atas 15x).


Sekarang coba kita liat TA SIDO. Karena SIDO ini baru IPO di Desember 2013, jadi data chartnya juga belum terlalu banyak. 

Kalo dengan chart daily, SIDO masih berada di bawah MA 200, MA 100 dan MA 60-nya. Tapi sudah di atas MA 5 dan MA 20. Alias harga SIDO memang sedang naik dalam 20 hari belakangan ini.. MACD daily masih di bawah 0 (bearish) tapi sudah golden cross. 

Chart weekly, SIDO berada di bawah MA 20 dan 60 weekly. MACD di bawah 0 dan sudah golden cross.

Chart monthly, SIDO sudah 15 bulan ini turun terus, bahkan sudah di bawah harga IPO-nya di Rp 580.

Karena laba dan ekuitasnya terus naik sejak SIDO IPO, dan harganya turun terus beberapa belas bulan ini, dan SIDO akan membagi deviden sebesar Rp 24 ( 87% dari laba 2014) cum date 21 mei 2015 ini, saya putuskan masuk ke SIDO di 530. 

Resiko yang saya hadapi adalah : karena deviden yield yang cukup besar (skitar 4,5%), maka mungkin saja setelah ex date harganya akan dibanting melebihi deviden yang diberikan. Tapi krn saya memang niat untuk hold long term (krn ini saham consumer, bukan komoditas), jadi saya ambil resiko harga turun dalam setelah ex date.. Tapi kalo turunnya ga sebesar devidennya, ya berarti itu rejeki buat saya.. :)

Beberapa investor kurang suka bila suatu emiten membagikan deviden terlalu besar. Mereka menganggap bahwa manajemen emiten tidak melihat peluang yang baik untuk mengembangkan perusahaan di masa depan. Tapi belajar dari kasus UNVR yang sering membagikan deviden dalam porsi yang sangat besar (dan UNVR juga saham consumer), bahwa bisa jadi pandangan investor yang seperti itu tidak selalu benar. Buktinya UNVR terus berkembang aja sales dan labanya sampai sekarang.. :) Tapi kalo SIDO, ya kita belum tau, karena recordnya listing di bursa juga belum lama. Tapi semoga saja manajemen SIDO kredibel seperti manajemen UNVR.. :)

Ok, ini saja sepertinya tulisan saya tentang SIDO.

Tahun ini, saya mau membuat porto saya semakin gendut, jadi skitar 15 saham. Biasanya saya hanya pegang maksimal 12-13 saham aja. Tapi krn dana kelolaan saya semakin besar (saya selalu menyisihkan uang tiap bulan untuk investasi saham) dan saya ingin menjadi investor yang lebih pasif lagi stelah beli saham (maksudnya : mencoba untuk ngga langsung jual kalo laba turun), jadi saya butuh portofolio yang lebih terdiversifikasi lagi.. Tujuannya ya biar saya bisa tidur tenang sehabis beli saham.. :))

Sekarang saya masih ada cash 25% lagi. Ini lagi nunggu ihsg turun agak dalam biar bs nambah saham-saham bluechip lagi.. tapi nunggu ihsgnya kok ngga turun-turun yahh.. sampe gemes.. hehe.. 

Seperti biasa, your money, your responsibility. Kalo rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sendiri.. :)


Regards,
V3

















Jumat, 15 Mei 2015

TSPC.. saham consumer yg lagi dihukum..

Waktu bulan Maret 2015 kmrn ada yang nanya saya ttg TSPC. Waktu itu TSPC di harga 2400-an. 

Isi emailnya bagus : Mbak fitri, bagaimana pendapat anda mengenai saham Tempo Scan Pacific (TSPC) ketika saat ini telah terjadi penurunan harga saham yang jauh lebih besar dari pada penurunan fundamental perusahaan. Apakah kita sebagai investor tidak bisa memberikan maaf kepada emiten yang pernah melakukan sedikit kesalahan (baca: penurunan laba). Manurut saya TSPC pada harga sekarang ini sangat layak dimasukkan kedalam keranjang value investor


Saya agak tersentak dengan pertanyaannya, apakah kita sbg investor tdk bs memberikan maaf kepada emiten yang pernah melakukan sedikit kesalahan (penurunan laba). Ini seperti menyadarkan saya kembali kepada metode value investing. Selain membeli ketika harga saham berdarah-darah (misal ketika bursa saham sedang crash), beberapa  value investor juga sering membeli saham yang dibanting ketika labanya sedang turun, selama mereka yakin turunnya laba ini hanya sesuatu yang temporer, bukan krn penurunan kinerja untuk jangka waktu panjang. Memang cara seperti ini buat saya agak beresiko bagi investor pemula. Tapi resikonya bisa dibatasi dengan cara misalnya :

1. beli emiten yang kuat fundamentalnya, atau punya brand yang cukup kuat di masyarakat atau di sektornya (misal : ASII, SMGR, INDF, CPIN)

2. bukan saham komoditas, tapi saham yang produknya dikonsumsi oleh masyarakat

3. ambil patokan harga di bawah MA 100 weekly atau MA 200 weekly untuk lebih amannya

4. Beli dan sabar, menunggu sampai kinerja perusahaan membaik... jangan CL sahamnya ketika harga masih turun sehabis kita beli. Sampai kapan sabarnya? Ya sampai perusahaan bisa menumbuhkan labanya lagi. Tapi selama salesnya tetap naik, mungkin akan lebih tenang pegang sahamnya karena demand terhadap produk tsb masih tetap tumbuh.. 

Karena membaca ulang email ini juga, saya jadi mencoba untuk mereview ulang knp kmrn saya banyak CL. Ok, saya beli saham yang labanya sedang turun. Tapi rata-rata adalah saham komo, seperti batubara dan pelayaran di sektor migas. 

Saya ada beli CPIN, tp ketika labanya masih turun, saya CL krn PER dan PBV-nya jg sdh tinggi, selain itu marjin laba bersihnya tinggal 5%, tipis banget. Dan stelah saya CL, CPIN msh turun jauh jg, jadi saya masih terselamatkan dengan CL di CPIN kmrn. Skrg CPIN sdh di bawah MA 200 weekly.. Dan saya sedang nunggu ihsg turun agak banyak untuk buyback CPIN lagi..  :) (saya msh senang saham ayam krn potensi growthnya masih besar di masa depan). Saya juga masih punya LSIP dan ngga saya CL, krn saya lbh optimis thd saham CPO utk jgka panjang (dibandingkan coal). 

Nah, bgmn dgn TSPC? Waktu email itu dikirimkan ke saya, LK terakhir yang ada adalah LK Q3/2014 TSPC. 
Sekarang, LK Q1/2015 TSPC belum ada. Jadi saya pakai LK Q4/2014 TSPC.

Sebelumnya, TSPC ini buat saya lebih ke saham consumer ya.. Produk-produk yang dihasilkan oleh TSPC misalnya : Bodrex, Hemaviton, Neo Rheumacyl, Vidoran smart, Oskadon, My Baby, Zevit grow, Ultima II, Clinique, MAC, Revlon, Bobbi Brown, Marina.

Beberapa merk sudah familiar kan, bagi kita..?

Saya coba liat laporan tahunan TSPC 2014.

Ini data yang saya ambil :


1. Sales dari 2010 naik terus, hingga 2014.
    2010 : salesnya 5134. 
    2014 :  salesnya 7512. 
Kenaikan sales rata-rata 9,98%/thn dalam 4 thn terakhir (dihitung dengan CAGR kalkulator, bisa didownload di internet).

2. Laba usaha
    2010 : laba usaha 559
    2013 : laba usaha 758
    2014 : laba usaha 678
pertumbuhan laba usaha rata-rata 4,94%/thn selama 4 thn terakhir.
kalo dihitung dari 2010 ke 2013 (sebelum UMR dan BBM naik tinggi), laba usaha tumbuh rata-rata 10,68%/thn)

3. Laba bersih
    2010 : laba bersih 489
    2013 : laba bersih 635
    2014 : laba bersih 579
pertumbuhan laba bersih rata-rata 4,31%/thn selama 4 thn terakhir

4. Total ekuitas, naik terus dari 2010 hingga 2014
    2010 : total ekuitas 2644733
    2014 : total ekuitas 4132339
pertumbuhan total ekuitas rata-rata 11,8%/thn selama 4 thn terakhir



5. ROE 2010 : 8,24%
    ROE 2013 : 16,43%
    ROE 2014 : 14,02%

6. Marjin laba bersih 2010 = 9,52%
    Marjin laba bersih 2013 = 9,26%
    Marjin laba bersih 2014 = 7,71%


Karena laba TSPC di Q4/2014 masih turun, saya tulis Book Valuenya saja di sini.

Jumlah saham 2014 = 4.500.000.000 lembar
jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 4.086.748.740.271
Book Value = 4.086.748.740.271 : 4.500.000.000 = Rp 908,17

Sekarang harga TSPC = Rp 2070 ---> PBV = 2070 : 908,17 = 2,28x

Untuk saham consumer, dengan nilai ekuitas yang terus tumbuh rata-rata 11% dalam 4 thn terakhir, dan dgn produk yang dihasilkan memiliki brand yang cukup dikenal oleh masyarakat, saya pikir TSPC di harga 2070 ini sdh menarik untuk dibeli.

Cuma memang sahamnya ngga begitu likuid, jadi saya beli jg ngga bs banyak-banyak. Tapi saya sayang banget kalo melewatkan beli saham TSPC di PBV 2,28x. 

Highest TSPC = 4950. Harganya sudah turun 58% dari highest, tapi ekuitasnya terus naik.. 

MA 100 monthly TSPC ada di 1915. MA 100 monthly ini harga rata-rata TSPC selama 100 bulan terakhir lho, alias 8,3 tahun ini.. Padahal ekuitasnya terus tumbuh dalam 4 thn terakhir ini (saya hanya punya data dari thn 2010 saja, seperti yang ada di laporan tahunan 2014). Dan selama ini setau saya, TSPC selalu rajin bagi deviden..

Di candle monthly, lowest TSPC = 1955, dan itu lowest bulan lalu. Bulan ini, lowestnya 1990 (tapi candle monthly bulan ini belum valid krn belum memcapai akhir bulan). Mudah-mudahan 1955 ini adalah lowest TSPC di masa penurunannya. 


TSPC sedang dihukum oleh market krn labanya turun. Dan krn harganya sdh mendekati MA 100 monthly saya berharap hukumannya sdh akan mau selesei. Ya minimal resiko turunnya udah ngga banyak lagi.. Tapi seperti biasa, market will always win. Investor kaya saya gini ya cuma modal sabar aja kalo megang barang bagus dan harganya dibawa turun.. :)

Tapi memang, di saat ekonomi tumbuh dengan baik, TSPC ini kurang menarik krn growthnya mini banget. Cuma ya itu td, bila dia dijual hanya dgn PBV di 2,2x ; produknya dikenal baik oleh masyarakat, DER hanya 0,35x dan ekuitasnya terus tumbuh, apakah ini bukan kesempatan untuk beli..?

Disclaimer ya.. :)


Your money your responsibility.. :) 
Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sendiri :)

Regards,
V3





Rabu, 06 Mei 2015

And I buy TLKM based on LK q1/2015..

Kemarin krn LK Q1/2015 banyak yang jelek2, saya banyak jual saham yang saya punya. Akhirnya saya punya cash sampai 30%. Buat saya, pegang cash 30% itu bikin puyeng. Karena saya biasanya cuma mau pegang cash 15%. Akhirnya saya harus belanja lagi. Liat-liat lagi LK, terus saya putuskan masuk TLKM..

TLKM.... ini saham paling saya jauhin dulu2, krn growthnya kecil. 
Raksasa yang lambat, menurut saya. 
Tapi skrg, di masa lg ekonomi sulit bgini, si raksasa ini malah tetep bisa tumbuh. 
Salesnya naik 11%. Laba usaha naik 7%. EPS naik 5%. 
ROE 21%. DER 0,61x. Arus kas operasi positif dan lebih besar daripada laba usahanya. 
Jadi raksasa ini selain gede, dia juga sehat banget. 
So, saya putuskan untuk naruh uang saya di sini, di jaman ekonomi lg kaya skrg..

Saya beli di 2750, dan ini tentu aja cuma separuh porsi dulu, seperti saya beli LPCK kmrn. Saya ngga suka beli saham sekali tembak. Karena kalo saya abis beli, biasanya dibawa turun dulu.. :))))) 

Di 2750, PER TLKM 17,7x ; PBV 3,87x ; Yield 5,47%. 
Ini harga yang ngga begitu murah memang. 
Apalagi valuasi dgn metode yang saya pakai, dapatnya di 2060, dan seperti biasa, metode ini hampir selalu menghasilkan valuasi yang overvalued untuk TLKM.
Tapi saya ingat omongan warren buffet : beli saham bagus di harga wajar itu jauh lebih bagus daripada beli saham jelek di harga diskon gede (nyari dukungan mental ceritanya, hehe). Dan TLKM ini saham bagus menurut saya.

Jadi saya pakai patokan chart aja untuk belinya. 
Chart weekly, TLKM skrg sudah menembus ke atas MA 60 weekly. 
Chart monthly, TLKM skrg sedikit di atas MA 20 monthly. 
Chart daily, TLKM masih di bawah MA 200 daily.
Jadi saya pikir, it's ok lah, masih di bawah MA 200 daily.. :) 

Dan saya masih nunggu di 2500 (MA 100 weekly), untuk average down.. 
Disamperin ngga ya..? :)))

Ok, ini aja sedikit update ttg porto saya. Oya, blog ini saya pakai jg sbg diary saya dlm belanja saham lho. Minimal saya ada catatan yang bisa buat bahan saya belajar, kenapa saya beli atau jual suatu saham. 
Memang ngga smua saya tulis di sini. 
Tapi untuk kasus2 di mana saya CL gede atau cuan gede, saya selalu abadikan di sini.. :))))
Syukur2 kalo bermanfaat jg buat yang lain.. :)

Saham2 yang saya bahas di sini, juga hanya yang menarik utk saya tulis. 
Dan ga ada afiliasi dengan bandar sama skali. 
Yang ada malah saya yang sering jadi korban bandar.. hehe..

Kalo bbrp bulan kmrn saya hobi beli saham yang downtrend dgn laba yang lagi turun, mulai Q1/2015 keluar, beneran deh, saya lgsg banting setir. 
Saya skrg cuma mau beli saham yang labanya naik aja. Dan sales juga naik. 
Terus ROE kalo bisa 15%, paling jelek 12%. 
Margin laba minimal 10%. 
DER maksimal 1,5x. 
Dan harus saham yang likuid. Saya capek pegang saham ngga likuid, yang kalo mau jual harus nunggu sampai bidnya cukup, atau lgsg banting di harga bawah. 
Ngga lagi2 deh megang saham2 bgitu.. :)
Kalo syarat-syarat di atas ngga bs dipenuhi, ya tinggalin aja dulu sahamnya. 
Coba cari yang lain. 
Kalo ngga ada juga, ya sabar aja nunggu ada saham-saham bluechip yang lg dibanting.. :)

Selamat berinvestasi. Sperti biasa, rugi tanggung sendiri, ngga dpt barang jg tanggung sendiri yah.. :)



Regards,
V3