Selasa, 14 Mei 2013

9 thn perjalanan saya mengenal financial planning, produk investasi dan asuransi..



Tulisan ini pernah saya posting bbrp waktu yang lalu, kemudian saya hapus krn saya khawatir ada isinya yang ngga berkenan di hati orang lain. Sekarang tulisan ini sudah saya edit, mdh2an bisa diterima dengan baik.. J

Harapan saya cuma satu : mudah-mudahan apa yang saya tulis di sini bisa bermanfaat juga bagi orang lain, ngga cuma untuk diri saya sendiri.. J



Here it is  :



Tanggal 28 april 2013 kemarin, persis 5 thn sdh saya menjalani profesi sbg investor saham ritel di BEI.


Saya mulai terjun pertama kali di pasar modal thn 2004, dengan membeli produk investasi di suatu bank, yang tujuannya utk dana pendidikan anak saya.


Tahun 2004, saya mulai belajar tentang financial planning. 

Awalnya dari buku Safir Senduk, "Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak" dan "Mempersiapkan Dana Pensiun". 

Buku itu membuat saya sadar pentingnya menyiapkan dana pendidikan anak dan menyiapkan dana pensiun sejak dini.

Dan perlunya berinvestasi rutin tiap bulan demi mencapai tujuan investasi kita.


Karena buku itu, saya mulai menyiapkan dana pendidikan untuk anak saya, dan menyetor sekitar 25% gaji suami saya tiap bulan ke dalam produk investasi ini.



Dari buku safir senduk, akhirnya saya belajar banyak lg tentang financial planning dr buku2 yang lain, blog ligwina hananto, aidil akbar madjid, dsb.


Manfaatnya belajar financial planning sangat terasa sekali, krn saya jd jauh lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga, dan juga dalam menentukan prioritas2 keuangan apa saja yang harus didahulukan dalam keluarga...


Saya juga jadi tau, betapa pentingnya proteksi asuransi jiwa (term life) bagi keluarga dengan single income. Dan kami beli beberapa polis asuransi jiwa term life untuk memproteksi jiwa suami saya, agar bila ada apa2 dengan dia, saya dan anak2 masih bisa hidup dengan layak, tidak terlantar, krn hanya suami saya yang mencari uang di dalam keluarga kami.


Oya, back ground saya ibu rumah tangga dengan 2 anak yang masih SD.

Ibu rumah tangga biasa. 


Kegiatan utama saya setiap hari itu pasti antar jemput anak ke sekolah dan les, membantu mereka mengerjakan tugas2 sekolah, dan mempersiapkan mereka apabila mereka ada ujian sekolah. 


Kegiatan sampingan saya di luar itu,  ya mengelola portofolio saham saya,  senam, nyalon, shopping, pengajian, atau skedar hang out with my friends..



Thn 2007, saya main ke rumah sahabat saya waktu S2, dan dia waktu itu lagi buka2 grafik saham. Sahabat saya ini sedang mengambil CFA preparation. 


Dia banyak cerita sama saya tentang trading saham, dan saya merasa sangat tertarik waktu itu. 


Kebetulan di thn 2008 nanti, anak saya yang kecil akan mulai masuk KB, dan saya sdh berfikir utk mencari kerjaan sampingan, yang bisa menghasilkan uang, dan bs dilakukan di rumah, sambil mengawasi anak-anak.


Saya pulang dr rumah sahabat saya dengan membawa sebuah buku yang saya pinjam dr dia, "When to buy and sell, candlestick can tell", karangan Santo Vibby.

Sampai di rumah, saya baca dengan penasaran buku tersebut. 

Isinya betul-betul menarik, dan ilmu candlestick ini masih terasa manfaatnya buat saya, hingga saat ini.


Beberapa kali saya kontak sahabat saya dan tanya-tanya tentang saham, akhirnya saya putuskan saya mau jadi trader aja, agar bisa cari duit dr rumah.

Sahabat saya ini memberi saya banyak bahan tentang saham utk dipelajari.

Dia bilang, "Elo baca ini dulu, pelajarin dulu, baru elo boleh buka rekening saham. Kalo elo ga belajar sama sekali, cuma buang duit aja loe nanti.."


Butuh waktu skitar 6 bulan utk saya belajar sedikit tentang saham, termasuk ikut kursus2 awal tentang saham, sebelum akhirnya saya buka rekening saham.


Oya, kebetulan sejak awal 2007 itu, saya mulai banyak baca buku tentang investasi juga. Jadi saya kenal beberapa produk investasi, seperti reksadana, unit link, logam mulia, properti, dan saham.

Dan baru tahun 2007 itu saya ngerti kalo produk investasi yang saya beli di bank untuk dana pendidikan anak saya selama ini, adalah unit link. Unit link sangat tidak recommended by financial planner, karena terlalu banyak biaya2 silumannya.


Tapi jelas,  buat orang yang belum melek finansial dan cuma kenal deposito, hasil unit link selama minimal 3 thn masih jauh lebih besar daripada bunga deposito :)

Tapi saya msh teruskan top up tiap bulan ke dalam unit link ini, karena saya masih ragu utk tutup polis.


Saya juga mulai beli logam mulia (LM) untuk pengganti dana darurat. Saya beli LM mulai dr harga Rp 199.000 waktu itu.


Di thn 2007 ini juga, saya mulai masuk ke investasi reksadana. 

Saya nego dengan pihak unit link, sehingga jumlah nominal tiap bulan yang saya setor bisa jauh berkurang dari semula. 

Selisih uang investasinya, saya pindahkan ke berbagai macam reksadana.


28 April 2008, saya mulai melakukan trading pertama kali, dengan modal awal Rp 10juta, untuk buka rekening di etrading.

Dan langsung dapat cuan 9%.

Saya beli ANTM di Rp 3050, jual Rp 3350 dalam waktu 2 hari.

Beginner's luck.. :D


Tapi hasil akhirnya, hingga oktober 2008, portofolio saya menyusut banyak sekali, lebih dari 50%. 

Karena memang di oktober 2008 itu bursa turun dalam sekali. 

Berhari-hari saya liat saham-saham, termasuk saham bluechip, turun tanpa ada bid sama sekali... Serem.


Setelah 28 oktober 2008, saham-saham mulai naik. 

Tapi modal saya menyusut habis. 

Akhirnya saya cairkan 90% lebih reksadana yang saya punya, untuk menambah modal trading saya.


Setelah itu, budget investasi tiap bulan di reksadana jadi pindah masuk ke rekening saham. 


Selama 2009, bursa naik bagus sekali, dan semua kerugian saya tertutup. Balik modal lagi, plus masih dapat untung sedikit.
Oya, saya juga ikut menjadi korban Sarijaya Securities. Tapi alhamdulillah, Allah masih sayang sama saya, sehingga sehari sebelum Sarijaya ditutup, sisa cash saya di situ saya belikan saham UNTR. Cash saya cuma nyisa Rp 89.000, dan itulah uang saya yang lenyap di Sarijaya Securities.. :)  Semua saham yang ada di situ, utuh, ngga ada yang hilang 1 lot pun. Alhamdulillah... Teman saya ada yang uangnya hilang sampai puluhan juta di situ.. :(


Selama 2008-2009 itu, saya rajin sekali ikut kursus saham. 

Kursus macam2, tapi lebih banyak TA, bahkan pernah sebulan 2x. 

Dan saya juga rajin baca2 buku TA.


Tapi ternyata, trading itu memang ga gampang. Walaupun saya sering ikut kursus, baca buku, ternyata saya masih bisa rugi banyak juga. Karena jam terbang masih minim.


Di awal 2010, saya lossbanyak dari saham bakrie. Porto saya minus 40%, krn waktu itu hampir smua saham saya, saya belikan saham bakrie. Shocked. Saya sampai menangis memeluk kaki suami saya, karena uang itu adalah hasil kerja keras dia selama ini L

Saya sempat berhenti trading beberapa lama, untuk mikir ulang, apa strategi trading terbaik yang harus saya jalani. 

Saya ngga ada pikiran untuk mundur dari saham sama sekali, karena saya merasa senang sekali dengan dunia ini.


Saya mulai baca2 lagi buku2 tentang investasi, bahan2 kursus saya dulu, sampai akhirnya saya baca lagi tentang tulisan ini :  




Tulisan di atas yang membuat saya memutuskan untuk mendalami investasi, dan mulai meninggalkan trading.

Saya belajar tentang perhitungan harga wajar saham.

Saya mulai baca lagi buku2 FA.

Saya pernah tulis waktu itu tentang kisah pertama saya  investasi di saham murah dan bagus, CPIN, tapi saya lupa di posting yang mana.


Waktu itu saya beli CPIN di Rp 2700 (sebelum stock split 1:5) , juni 2010 kalo ngga salah. 

Dan saya jual di average Rp 9400-an, di desember 2010, untuk merealisasi profit saya di akhir thn itu.


Loss saya dr saham bakrie, langsung ketutup dengan CPIN ini. Alhamdulillah.. J Dan masih dapat untung lumayan juga.. J

Setelah itu, saya cairkan semua investasi saya di unitlink, dan saya pindahkan dananya ke saham.


And here I am now...


Sejak kasus CPIN, saya selalu beli saham dengan liat FA. 

Jual juga begitu, pake FA.


Awal 2011, saya mulai investasi di properti, waktu itu DP masih 10%. 

Harga rumah yang saya beli di 2011, sekarang nilainya sudah naik 2x lipat. Dan rumah saya disewa orang selama 2 tahun.. Alhamdulillah.. J

Tapi oktober 2011, saya harus jual semua saham saya, karena ada something happened.

Jadi saya mulai investasi di saham lagi dari NOL sejak november 2011.


Dan karena waktu itu saya sering ditanya teman-teman tentang saham, saya pikir kenapa ngga nulis di blog aja, jadi ilmunya bisa dimanfaatkan oleh banyak orang..


Kebetulan saya memang suka menulis, dan saya suka mengajar. Akhirnya jadilah blog ini di november 2011.


Yang tau blog ini tadinya cuma teman-teman saya, yang ngga sampai 10 orang. 

Tapi ternyata akhirnya yang dtg bisa ratusan tiap hari, dan saya banyak terima email yang nanya2 tentang saham. 

Dan saya selalu usahakan untuk jawab, karena saya tau bagaimana susahnya awal2 kita belajar saham. 

Juga, ngga semua senior mau kasih jawaban bila kita tanya suatu hal...


Ilmu saya belum hebat, tapi saya ingin ilmu ini bisa bermanfaat juga buat orang lain. Apalagi jumlah investor saham ritel Indonesia sangat sedikit, hanya skitar 300 ribu orang dari 250 juta penduduk indonesia...

Bila digabung dengan yang punya reksadana, unit link, jumlahnya cuma 1 juta orang. Hanya 0,4% dari seluruh penduduk Indonesia L

Padahal kalo saya baca-baca dari artikel investasi, malaysia saja sudah 40% penduduknya yang mengenal produk pasar modal (reksadana, saham, unitlink), jadi ngga heran kalo penduduk malaysia itu bisa lebih makmur daripada kita.. L



Setelah 5 tahun berkecimpung di dunia saham, pernah jadi trader harian dan investor valuasi, saya banyak dapat pelajaran berharga dari sini, antara lain :



1. Beli saham yang kinerjanya naik, jangan beli saham yang kinerjanya turun!


Saat ini, saya harus bayar mahal karena saya melanggar prinsip utama saya sendiri, dengan beli saham yang kinerjanya turun.


Dulu, saya paling anti untuk beli, apalagi hold saham yang kinerjanya turun.


Tapi begitu saham2 batubara, cpo, alat berat turun banyak, saya mulai beli, karena secara valuasi sudah cukup murah...


Ternyata di LK-LK berikutnya, labanya turun makin dalam.

Misalnya : KKGI, UNTR, HRUM.


walaupun saya batasi pembelian hanya di maksimal 20-25% porto total, tapi sekarang saya pikir it's very stupid. 

i won't do that anymore..


Bagaimana kalo saham-saham itu nasibnya seperti MEDC, TINS, ANTM, INCO? Glekkk...

Mereka dulu growthnya bagus2, dan sekarang, udah 3 thn lebih, masih turun semua kinerjanya.. L

Saya lagi tunggu LK Q1/2013 dari saham2 komoditas yang saya punya, untuk menentukan apakah akan saya jual semua (CL), CL sebagian atau hold. 


Untuk nambah beli, ngga akan lagi, selama LKnya masih turun... 


Saya masih sanggup CL dengan loss 25% di saham invest, karena selama ini saya masih bisa menemukan saham yang naik minimal 50% setahun..

Jadi selama CL saya pikir adalah yang terbaik, saya akan lakukan.




2. Selama GDP masih terus tumbuh, inflasi masih di bawah 10%, BI rate masih di bawah 10%, invest terbaik adalah di saham (dan mungkin juga properti), asal jangan beli yang sudah ngga masuk akal harganya.

Bila ada saham dengan fundamental bagus, kinerja naik di atas 15%, ROE di atas 15%, dan PER masih di bawah 15x (based on BI rate = 5,75%), tutup mata aja beli sahamnya.. 


It really works. Cuma tinggal butuh sabar, kalo begitu dibeli sahamnya ngga langsung naik.. 





3. Untuk mencari saham-saham yang bakal naik tinggi, biasanya :

    a. Selama 3 thn terakhir, kinerjanya terus naik

    b. EPS growth setahun terakhir > 30%

    c. PER-nya masih di bawah 10x, dan PER jauh di     bawah EPS growth

    d. ROE > 10%, lebih bagus lagi apabila ROE ini di atas PER


Beberapa kali saya berhasil dengan cara seperti itu, dan ujung-ujungnya memang harus sabar kalo sahamnya ngga langsung naik begitu kita beli.. :)





4. Resep punya portofolio saham yang bisa stabil naiknya : jangan kecepetan jual saham yang bagus dan masih murah, dan harus cepet jual begitu ada saham yang kinerjanya turun


kalo ada yang bilang bahwa ini terlalu gampang, anak kecil juga tau, tapi believe me, dalam prakteknya, mental kita kadang suka susah berkompromi dengan hal seperti ini.


liat porto diem aja, gatel, kok ngga naik2, padahal sahamnya sangat bagus utk invest.


liat porto merah (padahal sahamnya masih bagus untuk invest), pengen CL.


liat porto ijo (sahamnya masih bagus untuk invest), pengen jualan.


begitu ada saham yang LK-nya turun dan kita harus cepet jual, tapi karena masih nyangkut, didiemin aja, tunggu dia naik lagi. yang ada malah makin melorot..


hayo, siapa yang ngga begitu? hehehe...



5. Kalo ada saham bagus yang LK-nya lagi turun, jangan invest dulu. Trading-in aja. Nanti begitu LK udah bagus lagi, baru boleh beli untuk invest, selama valuasinya juga masih menarik.




6. Kalo sudah di bulan di mana LK akan keluar, sebaiknya untuk beli/jual saham invest, sabar nunggu LK terbaru keluar. Karena kadang suka ada LK yang kinerjanya meleset dari ekspektasi kita, atau malah yang kinerjanya naik sangat fantastis..





7. Jangan pernah mau beli saham investasi yang EPS-nya minus. Selama EPS minus, saham itu anggap aja ngga ada nilainya, bahkan di harga Rp 50 sekali pun. 


Silakan analis2 lain mau pakai metode macem-macem dengan TP sekian sekian, diemin aja, ngga usah ikut2an beli. 

Kecuali yang niat trading, ya silakan aja ikuti trading plan-nya. 

Investor stay away aja dulu.



8. Sometimes, metode yang simpel itu adalah yang terbaik. Untuk beli saham invest, so far aplikasi kombinasi antara EPS growth tinggi,  PER murah dan ROE > 10% sudah cukup baik. 


Untuk analisa chart, saya pakai stokastik slow, MA 20, 60, 200 (daily, weekly, monthly) dan juga candlestick.


Ngga ada metode yang terbaik di bursa, yang ngga pernah gagal.

Semua orang pernah salah , semua metode akan ada salahnya.

Pada akhirnya, hasil investasi kita akan ditentukan oleh money management dan portofolio management kita, dan bagaimana mental kita bereaksi terhadap setiap gejolak di bursa.



9. Jangan gampang panic buying atau panic selling, terutama panic selling. Untuk hal ini, saya setuju dengan Lo Kheng Hong, bahwa panik itu timbul karena kita ngga tau apa yang kita beli.



Sepertinya itu dulu ya, nanti kalo ada lagi hal penting yang saya temukan, saya akan tulis lagi di sini. 



Ini cuma sharing aja, bener atau ngga-nya, mungkin akan berbeda-beda hasilnya bagi tiap orang.. 


Saya sendiri ngga selalu benar dalam ambil keputusan.

Tapi selama ini, bila saya salah, saya selalu pelajari di mana salahnya, dan coba untuk memperbaiki, dan ngga mau mengulangi lagi kesalahan yang sama.


Saya menghargai sekali bila ada yang bisa kasih feedback ke saya tentang strategi investasi saham yang cocok menurut mereka. Pasti akan menambah wawasan saya tentang gaya investasi yang bisa dilakukan.


Mudah-mudahan tulisan ini nanti ada manfaatnya.. :)



Regards,

- V3 –



from the bottom of my heart, I really really thank you a lot, my best friend, Kreshna Dwinanta Armand, for all the teachings you taught me..

Semoga Allah membalas semua jasamu dengan sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Aamiin Yra..



8 komentar:

  1. Bu Fitry boleh share email nya, mau tanya-tanya. email saya ian at wealthindonesia.com thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. email saya fitry.V3@gmail. com, pak. silakan kalo mau tanya2. biasanya selalu saya jawab bila saya ada waktu luang.. :)

      Hapus
  2. WAAOOWW keren abis kisah perjalanan hidup dan pengalaman belajar saham nya bu fitry.luar biasa bu,terima kasih sudah mau berbagi keberhasilannya bu.mungkin nanti saya juga mau ikutan belajar jadi investor yang sukses seperti ibu..sukses selalu buat ibu fitry

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya belum bisa dibilang sukses bu evelyn, krn saya jg masih baru di bidang ini. saya cuma berbagi sedikit ilmu yang saya punya aja, siapa tau bs bermanfaat utk orang lain.. :)
      semoga bu evelyn bs menjadi investor saham yang sukses dan jg mau berbagi ilmu dengan yang lainnya.. :) regards, V3

      Hapus
    2. bukan siapa tahu bermanfaat bu,tapi sudah pasti bermanfaat.saya sebagai salah satu orang yang menerima manfaatnya.jangan berhenti menulis ya bu,saya pasti terus ikuti tulisan terbaru dari blog ibu ini :)

      Hapus
    3. iya bu evelyn, saya akan nulis selama ada yg menarik utk ditulis dan selama saya ada waktu senggang utk menulis. gudlak ya, bu.. :)

      Hapus
  3. terimakasih sudah berbagi informasi, kalau mau beli saham bagus memang harganya relatif mahal ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mahal murah relatif ya, krn dalam analisa fundamental saham ada indikator PER, PBV, margin of safety dll, sehingga bisa jadi menurut kita murah, menurut orang lain mahal. dan pd akhirnya yang benar adalah yang paling stabil kenaikannya dalam jangka panjang.. :)

      Hapus