Selasa, 24 Juli 2012

Curhat seorang teman --- bingung antara trading dengan investasi

Tadi pagi saya bbm-an sama teman. Dia kliatan bgtu tertekan bgt. Dia selama ini suka niat untuk investasi long term di saham. Katanya sih utk nyiapin dana kuliah anaknya yang sekarang masih sekolah di bangku SD.


 Yg dia curhatin, suaminya yang ternyata ngga sepaham sm dia tentang caranya berinvestasi saham.


 Jadi ceritanya begini. Teman saya ini jd member di salah satu sekuritas yang suka kasih rekomendasi untuk swing trading di beberapa saham. Karena untuk swing trading, jadi sekuritas ini cuma kasih rekomendasi paling hanya sekali seminggu. Lengkap dengan analisis ekonomi makro dan mikro terhadap saham tersebut, juga dengan trading plannya. Berapa stop loss-nya,target price-nya. 


 Singkat cerita, teman saya ini bbrp kali sempat Cut loss (CL), terus habis dia CL eehhh... sahamnya naik lagi. Dan dia suka ketinggalan untuk buy back lagi. Hasilnya ya dia suka melongo aja bgtu liat sahamnya naik terus. Beberapa kali dia sperti itu. Oya, teman saya ini ibu rumah tangga yang baru belajar trading (mungkin belum sampai 2 tahun di market), dan karena dia harus anter-jemput anaknya sekolah dan les tiap hari, otomatis dia juga ga bisa sering-sering ngikutin market. 


 Karena dia sering CL, suaminya protes. Kok saham untuk investasi malah di-CL?


 Dia tanya brokernya, apa iya setiap kena stop loss harus CL. 


Kt brokernya, "iya bu, untuk membatasi rugi!" 


 Karena brokernya bilang bgtu, dia ngikutin arahan broker krn asumsi dia, brokernya itu lebih pintar daripada dia dlm bisnis saham. 


 Tapi suaminya kekeuh bilang kalo cara dia ngga benar. Dan menangislah teman saya ini karena merasa ngga dipercaya sama suaminya... 


 Begitu dia cerita sama saya, saya langsung nanya, "say, elo niatnya beli saham itu untuk investasi atau untuk trading?" 


 Dia jawab, "untuk investasi long term, fit" 


 "Kalo untuk investasi long term, elo kenapa jual karena kena stop loss?"


 "Karena kalo ngga dijual, nanti dia makin turun, gue makin gede ruginya, fit"


 "nahhh, kalo gt, kayanya elo masih mixed up antara trading sm investasi. Kalo elo niatnya beli untuk investasi, mestinya begitu beli, elo akan hold dulu agak lama. Minimal liat sampai laporan keuangan terbarunya keluar nanti. Klo memburuk, elo bisa jual. Tapi kalo niat elo untuk trading, elo harus jual begitu kena stop loss. Karena elo harus batasi kerugian elo." 


 "jadi stop loss itu untuk trading ya, fit?" 


 "ya iya lah say. Kalo investor, ga mau jual karena kena stop loss. Biasanya investor cm mau jual kalo sahamnya udah ga bagus lagi atau kurang prospektif di masa depan. Kalo sahamnya turun, investor malah seneng karena bisa nambah beli di harga lebih murah. Dan suami loe bener. Kalo memang itu dana untuk biaya kuliah anak loe, ya mendingan elo buy and hold aja. Jangan ikutin stop loss dari broker. Lagian broker juga ngga selalu bisa kasih rekomendasi buy at the bottom dan sell at the top. Sering juga kita jual terus dia malah naik, atau kita beli terus dia turun. Akhirnya yang ada modal malah menyusut karena habis di fee broker. Broker sih malah seneng kalo elo semakin sering transaksi, karena fee dia jadi makin gede". 


 Akhirnya teman saya ngga bingung lagi. Karena dia jadi tau tujuannya beli saham itu sekarang untuk apa. 


 Dari bbm-an sm dia, saya jadi dpt ilham untuk nulis di sini. Siapa tau yang begini ngga cuma teman saya aja. Karena investor pemula, biasanya sering ngalami seperti ini, termasuk saya dulu. 


 Saya masih ingat, ada seorang tokoh senior yang saya suka ikuti kursusnya di awal-awal nyebur di saham dulu, dia selalu bilang : kalo kita mau kaya dari pasar modal, itu butuh waktu. Dan cara terbaik menjadi kaya dari pasar modal adalah dengan berinvestasi di saham. Cukup beli saham berfundamental terbaik dan biarkan saham itu bekerja untuk diri kita. Tiap tahun kasih deviden. Tiap tahun harganya selalu naik, karena terus mencetak all time high. 


Kalo mau trading, hanya gunakan MAKSIMAL 10% dari dana yang ada saja. Yang 90%, investasikan di saham atau reksadana saham terbaik. 


 Kenapa untuk trading maksimal hanya 10%? Karena trading itu beresiko, terutama bagi pemula yang ilmunya masih minim atau jarang punya waktu untuk terus memantau market. Semakin besar dana yang digunakan untuk trading, akan semakin besar potensi kerugian kita apabila ilmu kita masih minim. Tapi kalo investasi, walaupun pemula, selama dia hanya beli saham fundamental bagus, didiamkan saja pun sahamnya akan terus naik harganya karena terus mencetak kenaikan laba. 


 Jadi mudah-mudahan bisa jelas, ya. 


 1. Tetapkan dulu, apakah saham yang kita beli ini untuk investasi atau trading.


 2. Apabila untuk trading, jangan beli lebih dari 10% dana yang kita miliki. 


 3. Kalau memang untuk trading, bikin trading plan-nya. Berapa buy point, berapa stop lossnya, berapa target pricenya. 


 4. Kalau untuk trading, jangan pakai margin. Margin adalah cara tercepat untuk bikin kita kaya mendadak atau miskin mendadak. 


 5. Kalau untuk investasi, pastikan bahwa saham yang kita beli ini adalah saham berfundamental bagus. Menurut warren buffet, belilah saham yang apabila setelah kita beli dan kemudian bursa saham tutup pun, hati kita akan tetap tenang untuk menyimpan saham tersebut dalam jangka waktu lama. Beli bisnisnya, jangan cuma sahamnya. 


 6. Kalau untuk investasi, usahakan bisa kita hitung berapa harga wajarnya, sehingga bisa kita tetapkan di harga berapa kita akan beli saham tersebut. 


 7. Walaupun untuk investasi, jangan pernah ragu untuk jual saham yang emitennya rugi! Kalau laba perusahaan turun, masih ada investor yang mau hold sahamnya. Tapi kalo perusahaan sampai rugi, investor ga akan mau pegang saham itu lagi... 


 Oya, sekali lagi saya tulis, selama kondisi makro indonesia masih seperti ini :


1). BI rate di bawah 10% 


2). Inflasi di bawah 10% 


3). GDP terus tumbuh


 Insya allah investasi saham adalah investasi terbaik untuk mengembangkan kekayaan. 


Untuk lebih detilnya, bisa dibaca di buku happy investing jhon veter yang white edition. Bener bagus tuh bukunya untuk belajar manajemen portofolio. Kita jadi tau kapan sebaiknya kita pindah ke emas, kapan di saham, kapan di property, kapan juga di deposito. 


 Ok, mudah-mudahan tulisan saya ini bs bermanfaat untuk yang lain, ya. Kalo ada salah tulis, saya mohon dikoreksi, karena saya juga masih belajar.. :)


 Selamat berinvestasi ya.. :) semoga kita semua bisa membangun kemakmuran masa depan dengan menjadi investor saham.. :)




 Regards, 


- V3 -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar