Senin, 19 September 2022

Kenapa saya lebih suka dengan mengumpulkan saham2 deviden...

 Ada banyak cara untuk meningkatkan kekayaan di saham. Ada yang dengan trading, ada yang dengan investasi. Bahkan cara trading/investasinya pun bisa bermacam-macam.

Saya ngga berusaha mencari metode mana yang terbaik untuk dilakukan, tapi saya mencari metode yang paling sesuai dengan karakter saya.

Dan setelah 14,5 thn di bursa, saya tau bahwa saya lebih cocok dengan membeli saham2 yang rajin bagi deviden, terutama bila devidend payout ratio (DPR)nya di atas 50%. Kenapa bgitu? Karena dengan bagi deviden, kita tau bahwa laba perusahaan itu REAL, betul2 ada uangnya, ngga cuma di atas kertas aja. Selain itu, manajemennya juga keliatan beritikad baik dengan pemegang saham minoritasnya. 

Saya agak kurang sreg dengan perusahaan yang ngga bagi deviden dengan alasan akan ekspansi bisnis. Kenapa? Karena ekspansi bisnis ada resiko gagal. Jadi drpd semua laba dibuat ekspansi, lbh baik stengahnya diberikan sbg deviden dulu, kan duitnya bs dimanfaatkan oleh investor ritel yang menerima deviden. Tapi ini pemikiran saya, orang bisa beda2 kan.. :)

Untuk membeli saham deviden, ada beberapa kriteria yang saya gunakan, misalnya :

- labanya harus naik, saya ngga mau beli saham yang labanya lagi turun

- PER < 7

- EV/EBIT atau EF/CFO < 3

- Devidend yield (DY) di atas 10%

 dan saya kombinasikan juga dengan chartnya. 

Kriteria FA-nya ngga harus ada semua, tapi minimal ada 2 yang masuk. 

Cara yang paling saya suka untuk melihat chart adalah dengan menggabungkan indikator MA, stokastik slow dan MACD ketika akan membeli suatu saham. Paling gampangnya, ketika kriteria FA sdh terpenuhi semua, saya tunggu aja di area daily/weekly/monthly oversold utk belinya. Ngga harus tiga2nya terpenuhi, salah satunya jg oke. Yang penting kita ngga belanja di pucuk. Dan yang jelas, jangan pernah beli di area daily/ weekly/monthly overbought, apalagi yang monthly overbought, takutnya nyangkut di ketinggian dan kelamaan.

Banyak orang bilang, ngapain beli saham deviden, cuma dapet deviden segitu aja kok mau. Yang jelas, kalo saya beli saham deviden, saya harus make sure dulu bahwa dari capital gainnya aja, saya bisa dapat minimal 50% dalam setahun. Jadi misalnya saya mau jual menjelang cum date deviden, capital gain saya sdh lumayan. Tapi biasanya utk saham2 yang sudah kasih DY di atas 15%/thn, saya akan hold, udah ngga mau jual, apalagi bila labanya masih naik tinggi.

Alasan saya jual jg ada bbrp :

1. Jual stengah krn sdh mencapai 100% gain (anggap kita tarik modalnya)

2. Jual semua karena kinerja memburuk 

3. Ada saham lain yang lebih bagus utk dibeli dan saya lg ngga ada cash


Tapi untuk pasif income, saya memilih akan hold saham2 deviden, terutama yang sudah saya beli di harga murah dan DY-nya juga sdh di atas 15%/thn.

Kenapa?

Karena DY kita akan bertambah sejalan dengan kinerja perusahaannya.

Misal, bulan november thn 2020 saya beli MPMX di harga average Rp 413.

Thn 2021, saya dapat deviden Rp 115 ( DY 27,84%)

Thn 2022, saya dapat deviden Rp 180 ( DY 43,58%)

Thn 2023, apabila MPMX bagi deviden Rp 115 lagi, maka DY saya minimal 27,84% juga.


Jadi misalkan thn 2023 ada crash lg di bursa, saya masih bisa dapat fresh money 27% dari deviden saham MPMX yang saya miliki, yang bs saya gunakan untuk membeli saham lagi pada saat bursa saham sedang turun dalam.

Bayangkan bila pada suatu saat nanti MPMX sdh stabil bagi deviden di atas Rp 200, artinya tanpa saya kerja apa2, saham MPMX saya akan terus memberikan DY sekitar 50%/thn.. 

Kita ngga kerja apa2 pun, selama kita msh pegang sahamnya, uang kita akan nambah terus dari devidennya setiap thn..

Apalagi ketika bursa saham sedang crash, dan kita tetap bs dapat tambahan fresh money dari deviden yang kita terima.. bener2 terasa nikmatnya investasi saham di saat2 seperti ini.

Selain itu, bagi yang lbh seneng ambil capital gain daripada bayar pajak deviden, cara ini bisa dilakukan juga. Beli ketika sahamnya turun setelah ex date, dan jual lg nanti menjelang cum date. Biasanya cuannya lumayan juga kok.. :)

Dari keseluruhan porto saya, saya siapkan 5-10% yang tujuannya utk swing trading. Dan salah satu metode swing trading yang saya gunakan adalah beli setelah ex date  (ketika sahamnya sedang konsolidasi setelah turun dalam) , dan jual menjelang cum date. Saham2 coal seperti ITMG dan BSSR bisa memakai metode seperti ini, krn mereka bagi deviden lebih dari 1x dalam setahun.. :)

Ok, ini aja sharing saya tentang metode investasi/trading yang saya lakukan. Siapa tau bisa bermanfaat bagi yang lain.. :)


Selamat berinvestasi saham, semoga saham2 kita akan memberikan return yang bagus di thn2 mendatang.. aamiin.. :)


Warm regards,

V3






Tidak ada komentar:

Posting Komentar