Senin, 04 Agustus 2014

INDF, Q2/2014

LK Q2/2014 INDF (juta Rupiah)

1. Current ratio = total aset lancar : total liabilitas jangka pendek = 1,63x

2. Jumlah saham = 8.780.426.500 lembar

3. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 24.394.945 
    ---> growth = 3,16%

4. Book Value = 24.394.945.000.000 : 8.780.426.500 = Rp 2778,33

5. Total liabilitas dan ekuitas = 86.252.347

6. DER = total liabilitas : total ekuitas = 1,18x

7. Penjualan neto = 34.066.065 ---> growth = 26,48%

8. Laba usaha = 4.391.086 ---> growth = 49,98%

9. Total laba komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik       entitas induk = 1.995.792 ---> growth = 4,9%

Untuk menghitung ROE, saya biasanya ambil mana yang lebih kecil antara laba periode berjalan dan laba komprehensif. Saya lakukan ini agar valuasi yang didapat bisa lebih konservatif. 

10. EPS = Rp 261 ---> growth = 34,54%

11. ROE = { (2 x 1.995.792) : 24.394.945 } x 100% = 16,36%

12. Arus kas operasi > laba periode berjalan

13. Kas = 14.319.251 

14. @ 7175, PER = 7175 : (2 x 261) = 13,74x
                 PBV = 7175 : 2778,33 = 2,58x
                 Yield = ROE : PBV = 6,34%

Waktu di Q1/2014, saya dapat Yield INDF jauh lebih besar daripada saat ini (nyaris 2x-nya).Ini disebabkan karena pada saat analisa Q1 kemarin, saya masukkan TOTAL EKUITAS pada perhitungan Book Value INDF, akibatnya nilai book value menjadi jauh lebih besar daripada yang seharusnya. 
Nilai book value yang besar, otomatis membuat yield saham menjadi lebih besar daripada aslinya. 
Jadi di sini saya benar-benar belajar bahwa tulisan Teguh Hidayat  tentang kepentingan non pengendali ini memang bisa sangat signifikan pengaruhnya dalam valuasi saham, terutama yang menggunakan PBV. 

baca :  http://www.teguhhidayat.com/2014/05/belajar-valuasi-kepentingan-non.html 


15. Market cap INDF @ 7175 = Rp 62,999 Trilyun ---> market cap < aset
     Saya sekarang coba mantau nilai market cap tiap saham yang saya punya/incer, dan coba dibandingkan dengan asetnya. Biasanya saya lakukan ini hanya pada LPKR, tapi sekarang saya coba terapkan ke saham2 lain juga.

16. Valuasi = Rp 6623 ---> MOS = minus 8,3%

Dari awal beli INDF, tujuan saya adalah untuk punya ICBP, LSIP dan SIMP di harga yang menurut saya relatif lebih "murah". Jadi dengan beli 1 saham, kita sudah bisa dapat income dari berbagai macam bisnis di anak perusahaannya. Sama seperti alasan saya beli ASII. Disclaimer ya... Ini cuma pikiran sederhana saya aja sih.. :) 

Sekarang coba kita liat chart INDF.

Weekly chart : Per closing sore ini, harga sudah di atas MA 20, MA 5, MA 60 dan MA 100. MA 5 dan MA 20 seperti mau golden cross. Beberapa candle terakhir, INDF tertahan di resisten 7150. Sore ini dia close di 7175. Sepertinya INDF sudah mau mencoba untuk naik ke atas lagi. Tapi candle weekly ini belum valid, karena ini baru hari senin. Kita masih harus nunggu sampai jumat ... :)
MACD weekly baru golden cross dan baru menembus ke atas 0 (awal bullish). 

Monthly chart : INDF mulai menembus ke atas MA 20-nya. Harga saat ini sudah menembus high candle sebelumnya di 7150, dan sudah close di atas high tersebut. Tapi tentu saja candle monthly ini belum valid, karena kita belum mencapai akhir bulan. Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi hingga akhir bulan ini.. :) MACD monthly masih mengarah turun, walaupun terlihat mulai melandai penurunannya. Sepertinya kekuatan turun sudah melemah. 

Ok, ini aja pembahasan tentang INDF. Analisa saya mungkin aja salah, jadi jangan ditelan mentah-mentah ya.. :)

Seperti biasa, rugi tanggung sendiri, ngga punya barang jg tanggung sendiri.. :)

Gudlak.. :)

Regards,
V3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar