14 april 2008, pertama kali saya membeli saham di BEI. Ketika itu saham pertama yang saya beli adalah ANTM, di harga Rp 3050 dan jual tgl 16 april 2008, di harga Rp 3350. cuan nett 9,15% dalam waktu 2 hari.
Buat saya yang ibu rumah tangga waktu itu, belum ada penghasilan apa2, bisa cuan 9% dalam waktu 2 hari, sdh merupakan suatu prestasi banget. Ini betul2 awal yang membuat saya tertarik untuk menekuni saham..
Ketika itu modal awal hanya Rp 10juta, syarat minimal utk bs buka akun di etrading securities (sekarang jadi mirae asset).
Setelah itu, bulan2 berikutnya sampai akhir Oktober 2008, bursa diisi dengan hal2 yang menyeramkan. Saham2 bluechip seperti ASII, BBRI, BBCA, smua ARB terus berhari-hari.. dan waktu itu ARBnya normal, sehingga setiap saham turun dr 25-35% sehari.
Dan saya cm bisa diam aja, ngga berani cut loss. Paling tiap bulan saya tetap belanja saham dr budget investasi yang memang disediakan setiap bulannya (dr gaji suami).
Begitu bursa mulai rebound, di bulan November, naiknya jg cepat sekali. Ada mungkin 1-2 hari lgsg ARA semua, alias naik 25-35% sehari..
Kemudian meledaklah kasus Sarijaya Sekuritas. Alhamdulillah, di Sarijaya, saya cuma punya cash Rp 80rb, sisanya saham semua. Jadi semua saham saya bisa balik, dan alhamdulillahnya yang saya beli adalah UNTR, jadi begitu saham saya bisa dipindah ke sekuritas yang lain, harganya sudah naik tinggi (beli di sekitar 2400 kalo ngga salah, dan masuk akun sekuritas baru harganya sdh Rp 4700).. Tapi ada teman saya yang uangnya lumayan banyak di situ (berjuta-juta), sehingga duitnya hilang semua.. :((
Akibat kasus Sarijaya, kita memakai sistem RDN skrg ini. Jadi dana kita ditaruh di rekening bank yg atas nama kita, bukan atas nama sekuritas lagi..
Thn 2009, bursa terasa indah, semua yang dibeli spertinya cuma ada satu arah : naik. persis seperti 2021 kmrn.. :)
Thn 2010, modal saya habis 40% karena tergerus di saham bakrie (BUMI, DEWA, UNSP, BTEL, ELTY). Akhirnya saya CL smua saham bakrie, dan bisa menyelamatkan 60% porto saya. Walaupun shocked berat akibat CL 40%, tapi itu menjadi titik balik saya dalam investasi saham. Saya jadi belajar Fundamental Analysis (FA).
Belajar mengetahui saham mana yang sehat, yang bagus, yang masih murah utk dibeli. Selama ini saya cuma trading dengan chart, dan krn 2009 itu betul2 bullish bursa, jadi smua yang dibeli pasti kasih profit..
Maret/April 2010 saya CL 40%, dan stelah CL saya ngga trading lg, karena saya belum berani.
Saya cm belajar aja. Saya baca buku2 saham, materi2 kursus saham (selama 2008-2009, hampir tiap bulan, ada aja kursus saham yang saya ikuti, dulu bayar sekitar rp 1jt utk kursus seharian), karena dulu ngga ada youtube, instagram, twitter dsb utk media belajar saham. Cuma ada Milis (mailing list), dan saya join Obrolan Bandar yang sangat terkenal wktu itu.
Bulan Juni 2010, saya beranikan diri utk mulai belanja saham lagi.
Saham yang saya beli waktu itu adalah CPIN, harganya Rp 2700 (sebelum stock split 1:5). Dengan ilmu FA yang saya pelajari wktu itu, CPIN di Rp 2700 sangat murah, dan juga rajin bagi deviden.
Desember 2010, saya jual semua CPIN saya di harga Rp 10000.
Alhamdulillah, smua rugi saya akibat CL sdh balik, malah ditambah bonus lg.. :)
Sejak itu, saya selalu beli saham dengan FA.
Metode FA yang saya lakukan juga bs berubah-ubah trs, tergantung bgmn kemajuan ilmu saya saat itu. Bagi yang ngikuti blog saya dr thn 2011, pasti tau banget bagaimana perubahan metode analisa saya dr tahun ke tahun.
Saya ngga pernah hapus semua postingan saya di blog ini, karena memang blog ini menggambarkan proses pembelajaran saya di saham.
Ilmu saya dulu masih cetek, tapi ya saya bisa cuan berlipat-lipat juga, misalnya dari LPCK (beli 1800 di 2011, jual 10rb di 2013), dan INDY (beli 800 di 2016 dan jual 2000-4000 di 2017-2018). Semua dengan analisa FA yang sederhana, cuma PER dan PBV aja.
Saya sempat menggunakan bermacam-macam metode valuasi, dan pada akhirnya, sekarang lbh suka dengan PER dan PBV aja yang simpel2.
Karena mau pakai metode njlimet sperti apapun, smua ada potensi salahnya. Kalo sama2 bisa salah, ya mending saya pakai yang simpel aja kan.. :)
Untuk TA juga begitu. Berbagai macam indikator TA pernah saya pakai, tapi skrg cuma pakai MA, stokastik dan MACD aja. Tapi di antara 3 itu, saya lebih senang pakai MA. Stokastik dan macd hanya saya pakai kalo saya butuh pegangan yang lebih bisa meyakinkan saya.
Intinya, 15 thn di saham pun, saya msh terus belajar. Ya belajar TA, ya belajar FA. Apalagi sekarang anak2 saya sudah mulai berinvestasi saham juga, sehingga saya harus memikirkan cara2 yang lebih simpel untuk menjelaskan tentang FA dan TA kepada mereka.
Dan karena saya terus mencari cara2 simple but powerful untuk mengajarkan ke anak2 saya tentang FA dan TA, saya akhirnya banyak mendapat insight2 sendiri, semua dari pengalaman saya, dan tidak saya dapatkan di buku2/kursus2 yang pernah saya pelajari.
Sekarang saya termotivasi untuk menuliskan semua itu di sebuah buku, yang harapannya akan bisa menjadi guidance buat anak2 saya menekuni dunia investasi saham. Bukunya masih saya tulis dengan tangan, krn saya lbh suka menulis di buku, bukan di komputer..
Harapan saya, semoga someday anak sulung saya bisa menjadikan tulisan2 saya itu dalam bentuk buku (kebetulan anak sulung saya hobi menulis), sehingga bisa lbh bermanfaat bagi orang banyak... Doakan ya, aamiin... :)
Buat saya, utk sukses di investasi saham ngga butuh ilmu rumit. Cukup analisa sederhana dengan metode sederhana, insyaa Allah bisa memberikan hasil yang baik. Kunci utama adalah : sabar hold ketika kita sdh bisa dapat saham bagus di harga murah dan royal bagi deviden.
Masalahnya, sebagian besar orang kuat hold ketika sdh floating loss dalam, tapi ngga kuat hold ketika sudah dapat gain tinggi, misalnya di atas 50%..
Padahal profit yang kita dapatkan akan bisa lebih besar lagi ketika kita benar2 sabar hold. Minimal 1-2 thn setelah kita beli..
Saya pesan ke anak2 saya, selalu beli saham yang rajin bagi deviden, dan harus yang DPRnya minimal 50%. Karena hanya dengan deviden lah bisa terlihat, bagaimana PSP (pemegang saham pengendali) ingin berbagi profit dengan investor ritel (cuannya ngga dimakan sendiri)..
Hanya perusahaan sehat dengan cash flow kuat yang bs bagi DPR besar. Dengan begini, kita sdh meminimasi resiko kita dalam berinvestasi saham, krn yang kita pilih adalah saham dengan cash flow kuat dan betul2 make real money..
Apa yang sudah saya dapatkan dari investasi saham selama 15 thn ini?
1. Alhamdulillah, saya bisa naik haji di thn 2014 (6 thn setelah saya mulai belajar saham)
2. Alhamdulillah, mulai thn 2022 penghasilan saya dr deviden dan trading saham sdh lebih besar daripada penghasilan suami saya. Dan memang tujuan utama saya berinvestasi saham adalah untuk mencapai financial freedom. Ke depannya, semoga deviden saham saya nanti bisa menyamai penghasilan suami saya, atau malah akan jauh lebih besar lagi..
3. Saya dan suami bisa berbagi lebih banyak lagi kepada orang2 di sekeliling kami.. Niatnya, ke depan, semakin besar aset kami, akan semakin besar pula yang akan kami bagikan kepada orang2 di sekeliling kami..
Apa yang saya lakukan selama berinvestasi saham 15 thn ini ?
1. Saya masih selalu melakukan top up dana ke investasi saham saya. Minimal, dari gaji suami, tiap bulan selalu ada porsi yang kita masukkan sebagai budget investasi. Begitu juga dari bonus suami, dari deviden, dr hasil trading saham, dll. Intinya, dr pemasukan yang kami dapat, tidak smua kami konsumsi. Bisa sekitar 20-25% dari penghasilan tahunan kami, kami masukkan ke saham lagi.. Jadi trust me, peribahasa sedikit demi sedikit lama2 jadi bukit ini betul2 real...
2. Saya dan suami menyisihkan skitar 20-25% penghasilan tahunan kami utk berbagi dengan orang2 di sekeliling kami, saudara, teman, atau masyarakat lain yang membutuhkan. Mungkin apa yang kami dapatkan sekarang tidak lepas dari doa mereka yang mendoakan kami..
3. Saya dan suami menggunakan maksimal 50% dari penghasilan kami utk biaya hidup. Kami memang bukan orang-orang yang hedon, malah kami cenderung tipe smart buyer. Kami ngga suka barang branded yang sangat mahal, krn kami membeli barang lebih ke fungsi, bukan karena merk-nya. Dengan begini, kami bisa menyisihkan uang yang lebih utk berinvestasi dan juga berbagi ke orang2 di sekitar kami.
4. Maksimal 10% penghasilan kami digunakan utk membayar cicilan KPR, dan alhamdulillah ini sdh bisa di-cover dr deviden yang kami dapatkan. Satu2nya utang yang kami punya adalah utang KPR. Itu pun karena utk membeli rumah, kami memang lebih aman utk pakai KPR, karena ada bank di belakang kami yang ikut memeriksa surat2 rumah yang kami beli, sehingga surat2nya aman secara hukum. Kartu kredit kami ngga punya, karena memang lbh senang pakai kartu debit utk belanja, ngga usah mikir bayar utang lagi :)) Dulu pernah pakai kartu kredit bertahun-tahun dan kemudian hilang. Karena jarang dipakai jadi males bikin lagi :) Suami saya yang masih pegang kartu kredit, tapi itu hanya dipakai bila sedang pergi ke luar negeri aja. At least dengan ngga pegang kartu kredit, saya merasa spending saya utk makan di restoran agak berkurang (krn udah jarang dpt diskon kalo bayar pakai kartu debit) :)))
5. Untuk proteksi asuransi, kami sekarang hanya menggunakan asuransi kebakaran dan asuransi mobil saja. Dulu sempat ambil asuransi jiwa untuk suami saya, tapi mulai thn lalu sdh kami stop karena itungan kami, dengan apa yang kami miliki sekarang, kami sudah tidak membutuhkan asuransi jiwa lagi. Untuk asuransi kesehatan, semua masih ditanggung penuh oleh perusahaan tempat suami saya bekerja.
6. Karena anak2 saya sdh di atas 17 thn, mereka sudah punya rekening saham atas nama mereka sendiri. Sekarang, untuk tambahan uang saku mereka, mereka sudah saya berikan modal utk trading saham. Jadi mereka harus kerja kalo mereka mau dpt tambahan uang saku.. Saya mendidik anak2 saya cukup keras agar mereka bs mandiri secara finansial secepat mungkin, apalagi mereka laki-laki, yang nanti bertanggungjawab utk menafkahi anak istrinya... Saya tekankan ke anak2 saya, mereka mulai belajar saham jauh lebih dini daripada saya, mereka mulai dengan modal awal yang jauh lebih besar daripada modal awal saya dulu, dan mereka belajar dengan didampingi mentor 24 jam, jadi kalo mereka tidak bisa memanfaatkan semua ini dengan baik, mereka akan sangat menyesal nanti ke depannya...
Rasanya masih banyak sekali yang ingin saya tulis. Terutama yang berhubungan dengan investasi saham. Tapi mungkin nanti saya akan bahas bila ada kesempatan lagi untuk nulis banyak seperti sekarang ini..
Sekarang ini yang saya rasakan, saya memiliki keinginan yang semakin besar untuk semakin banyak mengedukasi orang agar mau berinvestasi saham. Saya ingin semakin banyak orang yang bs hidup sejahtera dari bursa saham ini.. Karena benar kata LKH, harta karun terbesar itu adanya di bursa saham.
Saya ada beberapa grup saham sekarang, dr teman2 sekolah, kuliah, teman di sekolah anak saya, keluarga, teman dr lain2, smua saya kumpulkan dalam beberapa wa grup yang tujuannya untuk belajar investasi saham.. Semoga ke depannya smua yang belajar saham ini juga akan semakin sejahtera hidupnya nanti.. Aamiin...
Untuk banyak orang yang sudah mengirimkan email ke saya tentang investasi saham, saya berterima kasih, karena dengan email kalian, saya jd semakin banyak belajar, apalagi bila ditanya tentang hal2 yang saya belum tau. Dan mohon maaf bila jawaban saya juga sering tidak memuaskan karena terbatasnya pengetahuan saya. But deep inside my heart, saya senang berbagi knowledge tentang saham kepada siapapun.. :)
Untuk yang sudah mengajak saya utk bisa bertemu langsung, mohon maaf, saya menolak karena saya bukan orang yang mudah akrab dengan orang yang baru saya kenal, terutama bila lawan jenis. Dan saya juga bukan orang yang mudah membuka akses utk orang yang belum saya kenal. Tapi kalian tetap bs bertanya ttg saham ke saya via email, insyaa Allah akan saya jawab..
Terakhir, semoga kita semua diberikan kesehatan, dan semoga investasi saham kita akan semakin baik ke depannya.. Aamiin..
Warm regards,
V3