Sudah 2 hari ini UNVR turun gila-gilaan.
Dari highest di Rp 28.500, hingga hari ini lowest di Rp 20.200 (turun 29%). Ngga tau, besok-besok masih turun lagi atau ngga..
Yang jelas, kalo liat LK Q3/2012, kinerja UNVR sbb :
current assets > current liabilities
equity growth = 38,7%
sales growth = 17,4%
operating profit growth = 21%
EPS growth = 20,65%
EPS = Rp 479
Harga sekarang = Rp 20.450 ---> PER = 32,02x
DER = 1,43x
ROE = 95,4%
valuasi = Rp 17.800 ---> dengan metode ini, UNVR masih terlihat mahal, karena MOS -14,9%
Tapi... saya coba bahas dr sisi lain, ya...
ROE UNVR ini 95,4%. Dan dari data etrading, sejak 2008, ROE UNVR tidak pernah turun dari 77%.
Dan UNVR sangat royal terhadap pembagian deviden.
Karena ROE-nya yang selalu tinggi, manajemen bagus, produk konsumsi, dan selalu royal bagi deviden, maka PER UNVR memang jauh lebih tinggi daripada saham-saham lain.
Untuk beli UNVR di harga MOS besar, saya pikir nyaris impossible, kecuali ketika krisis seperti 2008 lalu. Jadi, untuk saham ini : kita sudah bagus kalo beli di harga yang cukup baik. Disclaimer ya, ini opini saya pribadi terhadap saham ini, sejak saya mulai terjun ke saham di 2008.
Deviden terakhir yang diberikan UNVR adalah Rp 296 + Rp 300 = Rp 596.
Di harga Rp 20.450, deviden yield adalah skitar 2,91% ---> sangat bagus untuk perusahaan sekelas UNVR.
UNVR turun karena berita negativ yang (katanya) perusahaan induknya minta tambahan royalti 5%.
Hitungan simpel saya, taruhlah deviden tahun depan berkurang 5% dari yang thn ini (Rp 596) --- asumsi tidak ada pertumbuhan EPS. Maka deviden thn depan, skitar 0,95 x Rp 596 = Rp 566,2.
Di harga Rp 20.450 , dapat deviden Rp 566,2 , deviden yield = 2,76% ---> masih cukup bagus untuk saham sekelas UNVR.
Buat saya yang suka mengejar deviden, UNVR di harga Rp 20,450 ini sudah layak beli untuk invest long term.
Secara TA, UNVR sudah menyentuh MA 20 monthly. Dan pada umumnya, ketika menyentuh MA 20 monthly, harga cenderung rebound.. Andaikan turun pun, mungkin sudah ngga jauh dari harga sekarang. Disclaimer.
Saya ngga tau, UNVR akan turun lagi atau ngga.. Tapi yang jelas, menurut hitungan saya yang ingin membangun pasiv income dr deviden, UNVR di harga Rp 20.450 sudah layak beli untuk investasi jangka panjang.
UNVR dan JSMR ini adalah saham "termahal" yang saya punya. Tapi saya tetap memasukkan mereka ke dalam portofolio investasi saya, untuk kelompok saham-saham defensif..
Dan baru sekarang saya punya nyali untuk beli UNVR, karena pergeseran pola investasi saya, yang sekarang lebih suka menaruh uang saya ke dalam saham-saham berfundamental bagus dan rajin bagi deviden...
Disclaimer ya... :)
Rugi tanggung sendiri.. :)
Warning : analisa ini MASIH MUNGKIN SALAH ya.. Karena penangkapan saya tentang berita UNVR yang beredar, bisa saja salah. Nanti saya update lagi kalo saya sudah mendapat kejelasan berita ttg UNVR. Sekarang ga ada salahnya sabar nunggu dulu untuk beli.. :) Disclaimer....
Update tulisan terbaru tentang UNVR :
1. Menurut sekretaris UNVR : http://investasi.kontan.co.id/news/royalti-naik-harga-saham-unvr-longsor ---> Sekretaris Unilever Indonesia yakin, kenaikan royalti tidak akan berdampak besar terhadap omzet karena pertumbuhan potensi bisnis UNVR cukup bagus.
2. Menurut Jhon Veter (JV) di milis junior trader (saya tulis ulang) : "UNVR secara umum laba bersihnya adalah 20% dari penjualan. Jadi kalo misalnya setoran ke "Mami"-nya naik sebesar 5% maka otomatis margin laba bersih akan turun drastis jadi 15% atau penurunan sebesar 25%... Ajiiib kan hehehe. Dengan asumsi PE dan yield yang sama maka seharusnya UNVR setidaknya harus reduce 25% dulu baru punya nilai bargain. Nah tinggal hitung deh :)"
Based on LK Q3/2012 UNVR, valuasi UNVR dengan metode JV, saya dapat di Rp 31,500 (metode ini hanya diberikan jika kita ikut kursus dasar fundamental analisis by JV). Bila laba bersihnya bisa turun 25%, maka valuasinya kita diskon 25% juga, jd sebesar Rp 23.625.
Sementara dengan metode yang saya gunakan, valuasinya berubah jadi Rp 13.400.
Bila kita ambil nilai tengahnya antara metode JV yang cenderung lebih moderat dan metode di blog ini yang lebih konservatif (untuk valuasi UNVR), maka didapat harga wajar UNVR karena berita baru ini sekitar Rp 18.500. Ini cara simpel aja, karena saya ngga sanggup mikir yang berat2.. :)
So far hanya sebatas ini yang bisa saya bahas tentang UNVR. Tapi yang jelas, saya akan manfaatkan penurunan UNVR sekarang untuk membeli UNVR for long time investment.. :)
Disclaimer yaaa.. :)
Rugi tanggung sendiri.. :)
Regards,
- V3 -
Update tgl 31 Jan 2013 : UNVR ternyata bisa bertahan di atas support MA 20 Monthly. Dan di chart saya, support MA 20 monthly ini sudah bisa bertahan sejak thn 2000!
Pelajaran dr kasus ini, mungkin bisa dipertimbangkan untuk BOW UNVR untuk invest bila ia berada di sekitar MA 20 monthly :) Disclaimer.. :)
Saham coal lagi.. :)
PTBA, LK Q3/2012
current assets > current liabilities
equity growth = 3,7%
DER = 0,38
sales growth = 12,46%
operating profit growth = minus 4,8%
EPS growth = minus 5,5%
EPS = Rp 953
Harga = Rp 13.800 ---> PER = 10,9x
ROE = 34,7%
valuasi = Rp 24.000 ---> MOS = 42,5%
Saya coba bandingkan EPS di Q3/2008 PTBA s/d Q3/2012, ya (data etrading)..
EPS Q3/2008 : Rp 573
EPS Q3/2009 : Rp 967
EPS Q3/2010 : Rp 603
EPS Q3/2011 : Rp 1008
EPS Q3/2012 : Rp 953
Sejak Q3/2008 hingga Q3/2012, EPS PTBA telah tumbuh 66,3% atau 13,56% rata-rata per tahun.
CAGR 4 tahun terakhir = 13,56%
PER PTBA sekarang = 10,9x
PEG = 10,9 / 13,56 = 0,8 ---> masih murah, karena PEG masih < 1.
Harga PTBA di 2008 :
lowest = Rp 3750
highest = Rp 17.250
harga rata-rata = Rp 10.500
Harga PTBA sekarang = Rp 13.800, sudah naik 31,4% dari harga rata-rata 2008.
Sementara EPS-nya sudah tumbuh 66%, dibandingkan EPS Q3/2008.
Apakah PTBA sudah menarik untuk dibeli? You decide.. :)
Yang jelas, PTBA juga sedang di-buy back oleh emitennya sendiri, dengan harga pembelian Rp 13.135 - Rp 16.325, baca di sini :
http://investasi.kontan.co.id/news/ptba-sudah-buy-back-9678-juta-saham-miliknya
Beberapa story buy back yang masih saya ingat selama saya nyemplung di BEI :
a. BMTR buy back di Rp 400-an thn 2010, sekarang sudah Rp 2500
http://finance.detik.com/read/2010/04/08/101620/1334415/6/bmtr-berniat-buy-back-20-saham
b. MNCN buy back di Rp 280-an thn 2010, sekarang sudah Rp 2700
http://investasi.kontan.co.id/news/mncn-perpanjang-masa-buy-back-1
c. KLBF buy back di Rp 1330 (sebelum stock split 1:5) thn 2007, sekarang sudah Rp 1040 (alias Rp 5200 sebelum stock split)
http://www.tempo.co/read/news/2007/10/01/056108685/Kalbe-Farma-Terus-Lakukan-IBuy-BackI
Dari 3 contoh di atas, kita bisa melihat, umumnya setelah buy back, harga saham cenderung naik terus..
Yang jelas, sebagai pemilik dan pengelola bisnis, mereka pasti lebih mengerti tentang bisnis tsb, sehingga apabila mereka memandang harga di pasar sudah terlalu murah, brarti ya memang begitulah adanya menurut penilaian mereka.... :)
Disclaimer yaaaaa...
Tapi untuk saya pribadi, setelah saya menemukan saham bagus dengan MOS yang besar, rajin bagi deviden dan ditunjang oleh aksi buy back oleh emitennya, saya lebih yakin untuk ikut beli... :)
Untuk MNCN, saya sendiri ikut beli waktu itu, cuma sayang kecepetan jual, dan ngga masuk2 lagi.. :D
MNCN beli di Rp 285, jual di Rp 410. Kalo tau bisa ke Rp 2700 dalam 2 thn, pasti saya ngga akan jual-jual... hehe..
Oya, PTBA kemarin baru bagi deviden Rp 700,48. Karena EPS Q3/2012 PTBA minus 5,5% ; maka misalnya deviden tahun depan turun 6% (asumsi), brarti deviden thn depan = Rp 658,4.
Di harga Rp 13,800 ; deviden Rp 658,4 ---> deviden yield = 4,77%
Dilihat di chart monthly, PTBA sekarang sudah berada di bawah MA 60. Padahal waktu krisis 2008 pun, PTBA rebound begitu kena MA 60 monthly.
Sekarang, di saat EPS-nya tumbuh 66% dari 2008, harga malah di bawah MA 60-nya.
Saya ngga ngerti, apakah ini artinya orang2 di thn 2012 ini lebih cemas terhadap masa depan coal, dibanding waktu 2008...
Buy on fear, sell on greed..??
Tentukan sendiri ya, mau beli atau ngga, mau jual atau ngga.. :)
Regards,
- V3 -
Belakangan ini saya lebih suka bahas saham batubara dan CPO. Karena rata-rata sudah monthly oversold.. :D
Biarin deh , traders bilang ini bearish berat lah, downtrend lah, tapi selama valuasinya sudah lumayan murah, lebih baik saya invest ke sini daripada ke saham-saham yang PER-nya tinggi, ROE kecil dan deviden yield rendah.. :)
Tinggal panjangin sabar aja, kuat2in mental selama portonya masih merah.. :D
Sekarang saya nulis tentang Harum Energy.
LK Q3/2012 HRUM
current assets > current liabilities
equity growth = 7,3%
sales growth = 42,4%
operating profit growth = 1,7%
EPS growth = 0,67%
EPS = $0,04635 x Rp 9500 (asumsi 1 $ = Rp 9500) = Rp 440
Harga sekarang = Rp 5050 ---> PER = 8,6x
ROE = 45,11%
DER = 0,36x
valuasi = Rp 12.000 ---> MOS = 57,9%
HRUM kemarin baru bagi deviden Rp 380. Jika asumsinya tidak ada pertumbuhan laba di thn 2012 ini, dan porsi laba bersih yang dibagikan untuk tahun buku 2012 adalah sama dengan 2011, maka deviden yield di harga Rp 5050 adalah 7,5%... Cukup besar.
HRUM selama 2010 - 2011, highest Rp 10.700 dan lowest di Rp 5250. Di 2012, lowest Rp 4875. Sekarang harganya Rp 5050. Harga sudah turun 52,8% sedangkan EPS-nya masih ada growth 0,67%. Apakah HRUM sekarang sudah murah? I don't know.. :)
Yang jelas, di berita etrading (stock news), tanggal 5 dan 6 nov 2012, PT Karunia Bara Perkasa (pemegang 70% saham HRUM), membeli saham HRUM sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga Rp 5150 - Rp 5200/saham.
Kira-kira, pemilik 70% saham ini, ngerti kinerja HRUM yang sebenernya atau ngga ya? :D
Tentu saja, saya jg ga tau pasti, HRUM akan turun lagi atau ngga.. Tapi, dengan valuasi sekarang, MOS sudah cukup besar, dan secara TA juga sdh monthly oversold.
Peluang untuk turun sudah lebih kecil daripada peluang untuk naik.. :)
Dan... ada pemegang saham mayoritas juga yang beli HRUM di harga Rp 5200! Jadi kalo nyangkut, kita nyangkut terhormat.. :D
Disclaimer is ONNNN.. :)
Rugi tanggung sendiri, ya... :)
Regards,
- V3 -
Sama seperti saham coal, saham CPO juga sekarang harganya tiarap semua..
Tapi bagi saya yang punya mindset value investor, saya malah tertarik untuk collect saham2 yang sudah murah seperti ini, terutama yang sudah kasih MOS > 20% (untuk saham bluechip) dan sudah monthly oversold.
Oya, sebelumnya saya tekankan lagi, saya nulis blog ini tujuan utamanya adalah sebagai arsip perjalanan investasi saya di bursa saham indonesia, dan saya ngga ada tujuan untuk nyuruh beli/jual suatu saham. Apa yang saya tulis adalah OPINI SAYA PRIBADI terhadap suatu saham atau IHSG saat itu.
Kalo ada yang dapat manfaat dr blog ini, syukur alhamdulillah. Tapi kalo ada yang rugi, saya tidak mau bertanggung jawab sedikit pun atas keputusan investasi yang sudah diambil.. :) Your money, your responsibility.. :)
Untuk LSIP, coba kita lihat sekilas dari LK Q3-nya ya..
LSIP Q3/2012
current assets > current liabilities
DER = 0,19
ROE = 20,8%
sales growth = -4,3%
operating profit growth = -28%
EPS growth = -27,2%
EPS = Rp 139
Harga sekarang = Rp 1890 ---> PER = 10,2x
valuasi = Rp 3130 ---> MOS = 39,6%
LSIP sudah turun dari highest di Rp 3150, ke lowest di Rp 1830, atau sekitar 42%. Sementara EPS dalam setahun turun 27%.
Waktu itu saya sempat nulis bahwa saya tidak akan membahas tentang saham-saham yang LK-nya turun. Tapi karena sudah banyak yang kasih MOS besar dan juga sudah di monthly oversold (antara lain LSIP, UNTR, KKGI); sudah kena MA 60 monthly (UNTR dan LSIP), bahkan sudah di bawah MA 60 monthly (KKGI), jadi saya pikir sayang juga kalo ngga beli saham2 ini sama sekali.. :)
Well, diskon besar seperti ini ngga datang setiap tahun soalnya.. :D
Tentu aja, saya juga ngga tau pasti, apakah saham ini ngga akan turun lagi nanti2. Tapi seandainya turun pun, saya akan tetap hold, dan sabar sampai harganya naik lagi.. :)
Setidaknya, saya masih yakin bahwa saham2 ini (UNTR, KKGI, LSIP) sekarang masih berfundamental bagus dan di bawah manajemen yang baik pula. Kecuali kalo nanti sudah terbukti manajemen buruk dan tidak bisa dipercaya lagi, ya akan saya jual semua sahamnya, ngga peduli rugi berapa besar saat itu..... Dan saya pasti akan tulis di sini juga kalo memang terjadi hal seperti itu.
Oya, untuk KKGI, sedang diadakan buyback saham, yang akan berakhir paling lama 28 april 2014, untuk membeli 10% saham yang beredar di publik (info etrading). Biasanya, selama buy back harga akan ditekan, jadi yang jangka waktu investasinya tidak selama itu, hati2 kalo mau beli KKGI, takutnya ngga jadi apa2 dalam 2 thn ke depan... :)
Disclaimer yaa... :)
Back to LSIP lagi..
Untuk LSIP, kalo kita lihat di EPS Q3, maka terlihat sbb (data etrading, diubah ke nilai sesudah stock split 1:5) :
EPS Q3/2009 : Rp 73
EPS Q3/2010 : Rp 93,8
EPS Q3/2011 : Rp 192
EPS Q3/2012 : Rp 139
Terlihat bahwa dari Q3/2010 sampai Q3/2012, LSIP masih tumbuh 48% (dari Rp 93,8 ke Rp 139), atau skitar 21,7% per tahun (CAGR).
Selama tahun 2010, dari chart terlihat LSIP diperjualbelikan dengan lowest Rp 1460 dan highest Rp 2560. Bila diambil nilai tengahnya, rata-rata harga LSIP tahun 2010 = Rp 2010.
Sekarang harga LSIP Rp 1890. Lebih murah daripada harga rata-rata tahun 2010, padahal EPS-nya sudah tumbuh 48%..
So, what do you think tentang harga LSIP di Rp 1890 sekarang ini? :)
Disclaimer is ON.. :)
Your money, your responsibility... :)
Regards,
- V3 -
ASII hari ini turun lagi 4,2% ke Rp 6900.
Dari highest di Rp 8300, ASII sudah turun 18%, lowest Rp 6800.
Secara TA, ASII sudah berada di MA 20 monthly. Dan dilihat sejak 2009, begitu kena MA 20 monthly, ASII selalu rebound, paling hanya bikin jarum sedikit ke bawah MA 20.
Coba kita lihat LK Q3/2012 ASII :
current assets > current liabilities
sales growth = 19,75%
operating profit growth = 8,75%
EPS growth = 9%
DER = 1,13x
ROE = 27%
EPS = Rp 362
Harga sekarang = Rp 6900 ---> PER = 14,3x
valuasi ASII = Rp 8600 ---> MOS = 19,8%
EPS ASII dari 2007 - F2012 :
2007 Rp 161
2008 Rp 227
2009 Rp 248
2010 Rp 355
2011 Rp 439
F-2012 Rp 482
CAGR ASII selama 5 thn ini =24,5% ---> PER ASII sekarang = 14,3x
PEG = 14,3 : 24,5 = 0,58 ---> masih murah
Sepertinya, untuk mulai beli buat invest > 1thn, ASII di harga Rp 6900 cukup menarik.
Apalagi thn 2012 ini, ASII bagi deviden = Rp 138 + Rp 66 = Rp 204.
Sehingga di harga Rp 6900, deviden yield = Rp 204/ Rp 6900 = 2,96% ---> sudah menarik untuk saham sekelas ASII.
Bagi yang masih yakin akan kinerja ASII di thn depan, bila EPS naik, biasanya deviden yang diberikan pun jg akan semakin besar.. :)
Tapi saya ngga jamin juga kalo ASII ga akan turun lagi, namanya juga market, siapa yang bisa tau pasti.. :D
Yang jelas, untuk nambah belanja, ASII di harga Rp 6900 sudah cukup menarik untuk dibeli, bila jangka waktu investasi kita di atas 1 thn.. Apalagi kalo dapat di bawah Rp 6300.. :D
Disclaimer yaaa..
Rugi tanggung sendiri :)
Regards,
- V3 -
BRNA LK Q3/2012
BRNA, dari Q3/2009 - Q3/2012, EPS selalu tumbuh.
LK Q3/2012 :
current assets > current liabilities
equity growth = 13,37%
sales growth = 24,9%
operating profit growth = Rp 47,48%
EPS growth = 39,11%
EPS (setelah stock split 1:5) = Rp 56,2
Harga sekarang = Rp 710 ---> PER = 9,48x
ROE = 21,9%
DER = 1,54x
valuasi = Rp 1278 ---> MOS = 44,5% ---> masih bagus untuk invest.
Disclaimer is ON..:)
Nyangkut tanggung sendiri ya.. :)
Regards,
- V3 -
sekarang saya mau tulis lagi tentang metode valuasi yang saya gunakan di blog ini, karena sempet dapet bbrp email yang minta jelasin lagi ttg metode ini.
Metode ini saya dapatkan dari milis Obrolan Bandar, yang waktu itu diperkenalkan oleh Pak TOM DS.
Setelah saya banding2kan dengan metode valuasi yang lain, untuk investor pemula, saya pikir metode ini adalah metode yang PALING SIMPEL.
Karena kesimpelannya itu, akhirnya saya putuskan untuk menggunakan metode valuasi Pak Tom DS ini di blog saya.
Hasil valuasinya TIDAK DIJAMIN PASTI BENAR. Karena bagaimana pun juga, di bursa saham ngga ada yang selalu benar 100%.
Tapi setidaknya dengan belajar metode simpel ini, kita ada patokan dalam menghitung harga wajar suatu saham, sehingga tidak mudah dibohongi sama analis2 saham dalam membeli/menjual saham untuk investasi.. :D
Sebelum menghitung valuasi, pastikan dulu bahwa saham yang akan kita beli adalah saham yang sehat.
Untuk kriteria saham sehat, biasanya saya cek dulu :
(1). EPS selalu naik, minimal 3 thn berturut-turut. Bagus apabila kenaikan bisa 15%/thn (lebih besar lebih baik).
(2). ROE minimal 15% (lebih besar, lebih baik)
(3). DER maksimal 1,5
Cukup itu aja kriterianya, bagi investor pemula. Nanti kalo banyak2, malah jadi pusing dan ngga mulai2 investasi.. :D
Setelah kita yakin bahwa saham yang kita pilih sesuai dengan kriteria di atas, baru kita lakukan valuasi.
Contoh : saham CPIN based on LK Q3/2012
EPS CPIN dari 2007 - 2012
2007 : Rp 12
2008 : Rp 15
2009 : Rp 98
2010 : Rp 135
2011 : Rp 144
F-2012 : Rp 200
Terlihat dari 2007 - 2012, EPS CPIN selalu naik, dengan kenaikan rata-rata (CAGR) = 75%/thn. Menghitung CAGR bisa dilakukan dengan kalkulator CAGR (googling aja kalo ngga punya) ----> syarat (1) sudah terpenuhi.
ROE CPIN = 41% ---> syarat (2) terpenuhi
DER CPIN = 0,5 ----> syarat (3) terpenuhi
Dengan terpenuhinya 3 syarat di atas, maka kita bisa yakin bahwa saham CPIN ini adalah saham perusahaan sehat yang sedang tumbuh.
Setelah itu, baru kita melakukan valuasi.
Langkah-langkah valuasi Pak TOM DS :
1. Tentukan yield SUN = 1% + BI rate = 1% + 5,75% = 6,75% (A)
2. Hitung Earning premium saham terhadap SUN = ROE - (A)
= 41% - 6,75%
= 34,25% (B)
3. Hitung PER SUN = 1 : (A) = 1 : 6,75% = 14,81 (C)
4. Hitung Earning multiple premium = (B) x (C)
= 34,25% x 14,81
= 5,07 (D)
5. Hitung PER wajar = (D) + (C)
= 5,07 + 14,81
= 19,88 (E)
6. Hitung harga wajar CPIN = (E) x EPS Annualized CPIN
= 19,88 x Rp 200
= Rp 3980
7. Harga CPIN sekarang = Rp 3150
8. Margin of safety = 1 - (3150 : 3980) = 0,2085 = 20,85%
Keputusan investasi kita : beli/jual/hold, tergantung pada nilai MOS ini.
Mudah-mudahan bermanfaat ya, sharing metode valuasi ini..
Investasi saham itu mudah. Yang bikin susah itu kalo kita ngga sabar. Buru-buru waktu mutusin beli, dan buru-buru waktu mutusin jual.
Tapi selama kita rasional dan sabar, biasanya hasilnya juga baik...
Selamat jadi investor saham, smoga bs membangun kekayaan dari bursa saham, ya.. :)
Regards,
- V3 -
DVLA
DVLA
EPS 2008 Rp 63
EPS 2009 Rp 64,5
EPS 2010 Rp 99
EPS 2011 Rp 108
EPS F-2012 Rp 129
CAGR (4thn) 19,6%
DER 0,34x
ROE 18%
Harga skrg Rp 1720
PER 13,3x
valuasi Rp 2130
MOS 19,2%
Bila melihat data-data di atas, terlihat bahwa DVLA selalu naik kinerjanya dalam 4 thn terakhir, ROE juga cukup baik. DVLA juga selalu rajin bagi deviden dr thn 2007. DVLA merupakan salah satu pilihan saham yang cukup baik untuk investasi jangka panjang di bidang farmasi.
MICE
Sebelumnya saya minta maaf, karena waktu itu menulis MICE adalah saham farmasi. Ini info yang salah. MICE adalah distributor produk perawatan dan perlengkapan untuk kebutuhan bayi, ibu hamil dan menyusui serta produk perawatan kulit (produk merk PIGEON) dan juga HORI lighting (lampu).
EPS 2008 Rp 39,9
EPS 2009 Rp 50,57
EPS 2010 Rp 46,92
EPS 2011 Rp 50,63
EPS F-2012 Rp 64,5
CAGR (4thn) 12,54%
DER 0,45x
ROE 13,5%
Harga skrg Rp 400
PER 6,35x
valuasi Rp 1020
MOS 60,7%
MICE saat ini diperjual belikan dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga wajarnya, shingga terlihat menarik untuk dibeli karena potensi upside yang cukup besar, setidaknya dalam waktu di bawah setahun. Disclaimer.. :D
Tapi kinerja MICE masih fluktuatif dalam 5 thn terakhir, jadi agak riskan kalo untuk invest jangka panjang.
Disclaimer is ON, always.. :)
Nyangkut tanggung sendiri, ya.. :)
Your money, your responsibility.. :)
Regards,
- V3 -
Di tulisan sebelumnya, saya sdh bahas ttg WIKA. Jadi tdk akan saya bahas lg d sini, hanya ADHI dan TOTL saja.
ADHI, LK Q3/2012
current assets > current liabilities
DER = 9,74x (utang jangka panjang = 18%)
ROE = 11,22%
equity growth = 6,5%
sales growth = 13,8%
operating profit growth = 44,8%
EPS growth = 184,5%
EPS = Rp 48,97
Harga sekarang = Rp 1630 ---> PER = 25x
valuasi = Rp 1010 ---> MOS = -61% ---> sudah overvalued
TOTL, LK Q3/2012
current assets > current liabilities
DER = 2,1x (utang jangka panjang = 6,5%)
ROE = 28%
equity growth = minus 1,5%
sales growth = 23,8%
operating profit growth = 58,34%
EPS growth = 61,5%
EPS = Rp 39,51
Harga sekarang = Rp 800 ---> PER = 15,2x
valuasi = Rp 945 ---> MOS = 15,3% ---> masih undervalued
Terlihat dr metode valuasi yang digunakan, WIKA dan ADHI sudah mahal (overvalued), sedangkan TOTL msh undervalued.
Selain itu, ROE ADHI juga tidak begitu menarik karena di bawah 15%, sedangkan ROE TOTL 28%.
Disclaimer yaaaa... :)
Rugi tanggung sendiri, ngga dapat barang jg tanggung sndr..
Your money, your responsibility.. :)
Regards,
- V3 -
Emiten kabel sering saya tulis belakangan ini karena growthnya bbrp tahun terakhir cukup bagus, dan PER umumnya masih murah, terutama SCCO (walaupun sangat tidak likuid, hanya untuk yang benar2 niat untuk investasi jangka panjang, minimal di atas setahun).
Sebelumnya, saya tulis dulu di sini data EPS emiten kabel dari tahun 2008, shingga bisa dilihat lebih jelas pertumbuhan kinerjanya :
EPS SCCO KBLI JECC
2008 Rp 55 Rp 6 Rp 0.52
2009 Rp 90 Rp 5 Rp 105
2010 Rp 296 Rp 12 - Rp 7
2011 Rp 533 Rp 15 Rp 196
F-2012 Rp 928 Rp 31 Rp 291
Harga skrg Rp 4825 Rp 205 Rp 2100
PER 5,2x 6,7x 7,2x
ROE 30,4% 15,3% 30,5%
DER 1,4x 0,48x 4,1x
valuasi Rp 17.000 Rp 500 Rp 5300
MOS 72% 59% 60%
Dari data EPS di atas, terlihat bahwa SCCO, kinerjanya selalu naik, dari tahun 2008 s/d Q3-2012 ini. Dan dari data di website BEI, dia selalu rajin bagi deviden. KBLI tidak pernah bagi deviden.
JECC walaupun DER-nya di atas 4, tapi utang jangka panjangnya hanya 5%. Sisanya adalah jangka pendek, dan utang ini relatif aman karena current assets-nya > current liability. Tapi kinerja JECC belum stabil, masih fluktuatif. Agak riskan untuk investasi jangka panjang..
Disclaimer yaaaa.. :)
Beli atau ngga beli, it's up to you, guys.. :) Your money, your responsibility.. :)
Regards,
- V3 -
Untuk saham property, saya masih fokus dengan 2 saham ini, SSIA dan LPCK, karena growthnya yang bagus, PER masih murah, dan ROE yang besar ( di atas 30%).
SSIA LK Q3/2012
current assets > current liabilities
equity growth = 45,3%
sales growth = 22,4%
operating profit growth = 122,6%
operating profit margin = 25%
net profit growth = 175,24%
net profit margin = 21,6%
DER = 1,27x (utang jangka panjang = 28%)
ROE = 43,9%
EPS growth = 192,5%
EPS = Rp 117
Harga sekarang = Rp 1150 ---> PER = 7,37x
valuasi = Rp 3168 ---> MOS = 63,7% ---> masih cukup murah untuk invest :)
Disclaimer is ON.. :D
LPCK Q3/2012
current assets > current liabilities
equity growth = 34,9%
sales growth = 21,9%
operating profit growth = 81%
operating profit margin = 43,4%
net profit growth = 93,5%
net profit margin = 38,5%
DER = 1,28x (utang jangka panjang = 10%)
ROE = 34,47%
EPS growth = 93,5%
EPS = Rp 411,57
Harga sekarang = Rp 3425 ---> PER = 6,2x
valuasi = Rp 10.400 ---> MOS = 67% ---> masih cukup murah juga untuk invest :)
Disclaimer is ON.. :D
Keterangan tambahan :
- SSIA sudah pernah bagi deviden di tahun 2011, LPCK belum pernah sama sekali
Disclaimer yaa.. Your money, your responsibility.. :)
Regards,
- V3 -
CPIN, LK Q3/2012
current assets > current liabilities
equity growth = 28,6%
sales growth = 16,9%
operating profit growth = 30,7%
net income growth = 27,25%
EPS growth = 27%
Operating profit margin = 20,19%
net profit margin = 15,5%
arus kas operasi < net income
ROE = 41,3%
DER = 0,48
EPS = Rp 150
Harga sekarang = Rp 3100 ---> PER = 15,5x
Valuasi = Rp 3987 ---> MOS = 22,25%
Untuk tambahan analisa:
Tahun EPS Annualized CPIN Deviden
2007 Rp 12,2
2008 Rp 15,4
2009 Rp 98,2 Rp 39,2
2010 Rp 135 Rp 39,8
2011 Rp 144 Rp 42
F-2012 Rp 200
CPIN terlihat kinerjanya selalu naik, dengan pertumbuhan EPS 1539% dalam 5 thn terakhir.
Ini saya tambahkan lagi dengan menghitung PEG CPIN, based on CAGR EPS selama 5 thn.
Pertumbuhan rata-rata EPS selama 5 thn terakhir (CAGR) = 75% ---> buat yang ngga bisa menghitung CAGR, googling aja "CAGR kalkulator", nanti ketemu kok..
PER = 15,5x
PEG = PER / growth = 15,5 / 75 = 0,21
Dengan teori PEG, CPIN juga masih murah karena PEG-nya masih di bawah 1.
Jadi, menurut saya pribadi, CPIN masih layak invest di harga sekarang.
Disclaimer is ON.. :D
Rugi tanggung sendiri, ga dpt barang jg tanggung sendiri, ya.. :)
MAIN, LK Q3/2012
current assets > current liabilities
equity growth = 53,27%
sales growth = 28,38%
operating profit growth = 77,6%
net income growth = 75,7%
EPS growth = 75,6%
Operating profit margin = 15,5%
net profit margin = 10,61%
arus kas operasi > net income
ROE = 55%
DER = 1,97x (utang jangka panjang = 43%)
EPS = Rp 158
Harga sekarang = Rp 1990 ---> PER = 9,45x
Valuasi = Rp 4600 ---> MOS = 56,7%
Untuk tambahan analisa:
Tahun EPS Annualized MAIN Deviden
2007 Rp 9 Rp 5
2008 Rp 5,4 Rp 0,8
2009 Rp 44,8 Rp 11,2
2010 Rp 106,2 Rp 18,6
2011 Rp 121 Rp 25
F-2012 Rp 211
MAIN terlihat kinerjanya lebih fluktuatif daripada CPIN, dengan pertumbuhan EPS 2244% dalam 5 thn terakhir.
CAGR EPS MAIN selama 5 thn = 87,94%
PER = 9,45x
PEG = 9,45 / 87,94 = 0,11
Berdasarkan teori PEG, MAIN juga masih murah karena PER masih di bawah 1, masih layak untuk investasi.. DISCLAIMER ya.. :)
Your money, your responsibility.. :)
Oya, ini nulis agak panjang, soalnya memang kebetulan saya juga lagi seneng sama 2 saham ini, walaupun ga jamin juga semakin panjang analisa, akan semakin bener hasilnya.. :D
Regards,
- V3 -
Kemarin saya sempat off beberapa lama, karena sedang dpt musibah. Ini saya coba untuk nulis lagi, tapi hanya sekedar berbagi beberapa data saja. Belum ada mood untuk analisa saham lagi..
Siapa tau data ini bermanfaat bagi yang lain..
Data EPS tahunan (Q4 -- data sudah diadjust dengan stock split dsb) :
CPIN
2007 : Rp 12,2
2008 : Rp 15,4
2009 : Rp 98,2 ; deviden Rp 39,2
2010 : Rp 135 ; deviden Rp 39,8
2011 : Rp 144 ; deviden Rp 42
MAIN
2007 : Rp 9 ; deviden Rp 5
2008 : Rp 5,4 ; deviden Rp 0,8
2009 : Rp 44,8 ; deviden Rp 11,2
2010 : Rp 106,2 ; deviden Rp 18,6
2011 : Rp 121 ; deviden Rp 25
SSIA
2007 : Rp 3,1
2008 : Minus Rp 3,1
2009 : Rp 3,8
2010 : Rp 25
2011 : Rp 55 ; deviden Rp 11
LPCK
2007 : Rp 16
2008 : Rp 20
2009 : Rp 37
2010 : Rp 94
2011 : Rp 370
SMGR
2007 : Rp 299 ; deviden Rp 150
2008 : Rp 426 ; deviden Rp 215
2009 : Rp 566 ; deviden Rp 308,5
2010 : Rp 613 ; deviden Rp 306,3
2011 : Rp 662 ; deviden Rp 330,9
INTP
2007 : Rp 266 ; deviden Rp 30
2008 : Rp 474 ; deviden Rp 40
2009 : Rp 746 ; deviden Rp 150
2010 : Rp 876 ; deviden Rp 225
2011 : Rp 977 ; deviden Rp 263
SMCB
2008 : Rp 36
2009 : Rp 116
2010 : Rp 108 ; deviden Rp 23
2011 : Rp 138 ; deviden Rp 64
KKGI
2007 : Minus Rp 98
2008 : Rp 162 ; deviden Rp 20
2009 : Rp 128 ; deviden Rp 10
2010 : Rp 166 ; deviden Rp 50
2011 : Rp 450 ; deviden Rp 200
PTBA
2007 : Rp 315 ; deviden = Rp 165
2008 : Rp 741 ; deviden = Rp 371
2009 : Rp 1184 ; deviden = Rp 533
2010 : Rp 872 ; deviden = Rp 523
2011 : Rp 1339 ; deviden = Rp 700,48
ADRO
2007 : $ 0.015
2008 : $ 0.00392 ; deviden Rp 11,8
2009 : $ 0.01297 ; deviden Rp 29
2010 : $ 0.00773 ; deviden Rp 30,35
2011 : $ 0.01721 ; deviden $ 0.00705
UNTR
2007 : Rp 524
2008 : Rp 884 ; deviden = Rp 320
2009 : Rp 1147 ; deviden = Rp 460
2010 : Rp 1164 ; deviden = Rp 430
2011 : Rp 1657 ; deviden = Rp 660
HEXA
2007 : $ 0.01 ; deviden Rp 21
2008 : $ 0.03 ; deviden Rp 109
2009 : $ 0.04 ; deviden $ 0.0145
2010 : $ 0.05 ; deviden $ 0.02055
2011 : $ 0.09 ; deviden $ 0.0387
Untuk HEXA, ada perbedaan pencatatan LK. Pencatatan LK HEXA sbb :
Q1 ---> berakhir setiap 30 Juni
Q2 ---> berakhir setiap 30 September
Q3 ---> berakhir setiap 31 Desember
Q4 ---> berakhir setiap 31 Maret
LSIP
2008 : Rp 136 ; deviden Rp 41,6
2009 : Rp 104 ; deviden Rp 41,8
2010 : Rp 151 ; deviden Rp 61
2011 : Rp 249 ; deviden Rp 100
BWPT
2007 : Rp 74,77
2008 : Rp 40,62
2009 : Rp 50,67 ; deviden Rp 5
2010 : Rp 60,34 ; deviden Rp 9
2011 : Rp 79,35 ; deviden Rp 12
AALI
2008 : Rp 1670.8 ; deviden Rp 505
2009 : Rp 1054.6 ; deviden Rp 905
2010 : Rp 1280.7 ; deviden Rp 830
2011 : Rp 1586.7 ; deviden Rp 995
SGRO
2008 : Rp 232.6 ; deviden Rp 90
2009 : Rp 149.1 ; deviden Rp 45
2010 : Rp 239 ; deviden Rp 108
2011 : Rp 290,8 ; deviden Rp 87,3
UNVR
2007 : Rp 257 ; Deviden Rp 215
2008 : Rp 315 ; Deviden Rp 262
2009 : Rp 399 ; Deviden Rp 320
2010 : Rp 444 ; Deviden Rp 399
2011 : Rp 546 ; Deviden Rp 594
ACES
2007 : Rp 72,59 ; deviden Rp 3,49
2008 : Rp 76,39 ; deviden Rp 7,6
2009 : Rp 91,8 ; deviden Rp 9,2
2010 : Rp 99,7 ; deviden Rp 51,85
2011 : Rp 166,25 ; deviden Rp 25
ROTI
2007 : Rp 102
2008 : Rp 49
2009 : Rp 66
2010 : Rp 98,56 ; deviden Rp 24,64
2011 : Rp 114,52 ; deviden Rp 28,63
ICBP
2010 : Rp 344 ; deviden Rp 116
2011 : Rp 339 ; deviden Rp 169
INDF
2007 : Rp 115 ; deviden Rp 43
2008 : Rp 120 ; deviden Rp 47
2009 : RP 236 ; deviden Rp 93
2010 : Rp 336 ; deviden Rp 133
2011 : Rp 350 ; deviden Rp 175
ASGR
2007 : Rp 46,33 ; deviden Rp 40
2008 : Rp 46,33 ; deviden 18
2009 : Rp 49,64 ; deviden Rp 20
2010 : Rp 87,79 ; deviden Rp 35
2011 : Rp 103,41 ; deviden Rp 62
PANS
2007 : Rp 121
2008 : Rp 51
2009 : Rp 207
2010 : Rp 333
2011 : Rp 279
SCCO
2008 : Rp 55 ; deviden Rp 30
2009 : Rp 90 ; deviden Rp 30
2010 : Rp 296 ; deviden Rp 90
2011 : Rp 533 ; deviden Rp 170
KBLI
2008 : Rp 6
2009 : Rp 5
2010 : Rp 12
2011 : Rp 15
JECC
2008 : Rp 0,52
2009 : Rp 105
2010 : Minus Rp 7
2011 : Rp 196
WIKA
2008 : Rp 26,69
2009 : Rp 32,37
2010 : Rp 47,47
2011 : Rp 66,67
ADHI
2008 : Rp 45,23
2009 : Rp 91,89
2010 : Rp 105,19
2011 : Rp 101,37
TOTL
2008 : Rp 6,32
2009 : Rp 18,92
2010 : Rp 23,69
2011 : Rp 36,22
DVLA
2007 : Rp 44,5 ; deviden Rp 22,5
2008 : Rp 63 ; deviden Rp 22,5
2009 : Rp 64,5 ; deviden Rp 22,5
2010 : Rp 99 ; deviden Rp 30
2011 : Rp 108 ; deviden Rp 31,5
MICE
2008 : Rp 39,9 ; deviden Rp 20
2009 : Rp 50,57 ; deviden Rp 20
2010 : Rp 46,92 ; deviden Rp 24
2011 : Rp 50,63 ; deviden Rp 20
TSPC
2008 : Rp 71,26
2009 : Rp 79,99
2010 : Rp 108,64
2011 : Rp 126
KLBF
2007 : Rp 70 ; deviden Rp 10
2008 : Rp 72 ; deviden Rp 12,5
2009 : Rp 97 ; deviden Rp 25
2010 : Rp 137 ; deviden Rp 70
2011 : Rp 158 ; deviden Rp 95
KAEF
2007 : Rp 9,4 ; deviden Rp 2,82
2008 : Rp 9,97 ; deviden Rp 2,49
2009 : Rp 11,25 ; deviden Rp 3,376
2010 : Rp 24,98 ; deviden Rp 5
2011 : Rp 30,93 ; deviden Rp 6,19
ASII
2007 : Rp 161 ; deviden = Rp 64,4
2008 : Rp 227 ; deviden = Rp 87
2009 : Rp 248 ; deviden = Rp 112
2010 : Rp 355 ; deviden = Rp 160
2011 : Rp 439 ; deviden = Rp 198
BMRI
2007 : Rp 209,78
2008 : Rp 254,51
2009 : Rp 341,72
2010 : Rp 439,38
2011 : Rp 529,33
BBRI
2007 : Rp 201,82 ; deviden = Rp 98,17
2008 : Rp 248,5 ; deviden = Rp 84,41
2009 : Rp 304,75 ; deviden = Rp 88,91
2010 : Rp 478,36 ; deviden = Rp 93,01
2011 : Rp 628,91 ; deviden = Rp 122,28
BBNI
2008 : Rp 80 ; deviden = Rp 29,4
2009 : Rp 162 ; deviden = Rp 8
2010 : Rp 266 ; deviden = Rp 65,98
2011 : Rp 304 ; deviden = Rp 62,48
SMSM
2008 : Rp 63,54
2009 : Rp 92,28
2010 : Rp 104,48
2011 : Rp 152,3
Sampai sini dulu.. Nanti kalo sempat, disambung lagi.. :)
Kalo ada kesalahan data, tolong beritahu saya juga ya.. :)
Regards,
- V3 -