Senin, 28 Agustus 2023

Chart dulu, atau valuasi dulu?

Saya tipikal fundamental teknikal analis, krn saya menggunakan kedua metode itu untuk investasi saham saya. 

Biasanya, saya punya daftar watchlist dari saham2 dengan Devidend Payout Ratio rutin di atas 50%. Nanti dari list yang saya punya, saya tinggal menunggu saja sampai mereka chartnya tiarap krn LKnya jelek atau karena ada bad news, baru saya beli atau nambah beli..

Jadi dalam dua thn belakangan, beberapa kali saya gunakan metode itu utk beli saham investasi atau utk swing trading. So far hasilnya cukup baik, mostly masih bs dpt 30% setahun,  walaupun mungkin hasilnya bisa beda ya, utk setiap orang...

Saya pakai indikator TA yang simpel aja : stokastik slow oversold. 

Probability hasil investasi terbaik selama ini pada umumnya saya dapatkan ketika indikator stokastik slow sedang di daily weekly monthly oversold. Walapun kadang ga jamin jg sahamnya akan langsung naik ketika kita sdh beli, alias bisa aja msh dibawa turun ke bawah, tapi kalau kita sabar hold 6 bulan - 1 tahun , biasanya kita msh bs dpt capital gain antara 20-30% setidaknya. Disclaimer on ya..

Bagaimana kalo yang oversold cuma monthly aja? ya sabar aja nunggu lagi, minimal kalo sdh di dua oversold (daily/monthly atau weekly/monthly), baru kita bs beli.. :) Tapi kalo udah ngga sabar pengen beli sahamnya langsung krn takut nanti harganya naik, ya gpp juga, asalkan dia msh di monthly oversold.. 

Indikator TA yang gratisan dr OLT  bs dipakai kok, ga perlu yang canggih2 banget. Di sini yang kita andalkan adalah : yakin bahwa fundamentalnya bagus dan penurunan harga hanya sementara, dan sabar menunggu sahamnya naik lagi.. 

Kalau ada perbedaan hasil dr indikator yang sama krn perbedaan aplikasi sekuritas, menurut saya sih masih tetap bs dipakai indikatornya.. Tinggal panjangin sabar aja kalo ngga langsung naik harga sahamnya..

Selain punya patokan beli utk saham yang sedang di monthly oversold, saya juga punya patokan untuk ngga pernah beli saham yang chartnya sedang di monthly overbought. Karena kalo saham sdh di monthly overbought, upsidenya sdh ngga banyak, tapi downsidenya besar banget. Kemungkinan nyangkutnya tinggi sekali... 

Jadi saya membatasi diri untuk ngga pernah mau beli saham yang lagi di area monthly oevrbought, walaupun misalnya PER-nya kecil dan banyak berita baik yang beredar. Karena memang saham yang di monthly overbought itu biasanya semua berita baik sdh priced in, tinggal tunggu ada sedikit sentimen negatif aja utk bikin harganya turun dalam..

Kemudian untuk screenernya, kenapa harus DPR minimal 50%? Ya, karena biasanya hanya emiten sehat aja yang bisa bagi DPR rutin 50%. Selain itu PSPnya adalah PSP yang mau berbagi keuntungan dengan investor ritel, bukan yang cuannya dimakan sendiri aja... hehehe

Tapi untuk astra grup, yang langganan membagi DPR 40-50%, tetap masuk di screener saya, krn GCG astra grup sdh terbukti bagus, bukan tipe yang suka main curang sm investor ritelnya.. :))

Oya, kenapa saya ngga pakai valuasi? 

Buat saya, valuasi jauh lebih susah dipegang daripada indikator TA. Metode valuasi ada banyak bgt, dan hasil valuasi bisa beda2, tergantung metode yang kita pakai. Sehingga saya sdh lama ngga mau lagi ngitung valuasi, hanya sebatas PER, PBV, EV/CFO aja paling.. 

Ngitung estimasi Devidend Yield (DY) yang akan dibagikan, menurut saya masih jauh lebih bs diandalkan daripada ngitung valuasi. Tapi ini menurut saya ya, orang bs beda-beda kan.. :)

Semakin lama menggunakan TA, saya semakin yakin, bahwa ketika suatu saham bagus sudah di monthly oversold, artinya dia sdh priced in terhadap smua berita jelek yang akan keluar ke depannya..

Jadi jangan pernah takut kalo ada saham bagus rajin bagi deviden yang lagi dibanting karena misalnya labanya lagi turun, atau ada bad news tertentu dan smua berita jelek tentang saham itu beredar di mana-mana, biasanya itulah kesempatan yang diberikan market kepada kita untuk ngumpulin sahamnya.. Tapi tetap ya, saya pakai batasan PER utk membeli saham yang lagi dibanting.

Misalnya, utk saham growth seperti SIDO dan BBCA, saya ngga akan mau beli kalo PERnya sdh di atas 25.. Jadi walaupun sdh di monthly weekly daily oversold tapi PER sdh di atas 25, ya saya males beli.. Mendingan cari saham lain aja ..

Tapi untuk batasan PER,  maaf, saya ngga bs bahas lbh detil di sini, karena ini sangat tergantung dengan kenyamanan kita sbg investor. Bisa aja ada investor yang tetap mau beli SIDO/BBCA ketika PER-nya sdh 28x dan dia oke2 aja, ya ngga apa2 juga, toh duit kan duit dia sendiri.. :)

Sepertinya jadi kontrarian investor akan memberikan hasil investasi yang lebih baik utk kita, daripada mengikuti saham yang lagi rame dipom-pom.

Terakhir, ini beberapa saham yang saya lihat menarik dibeli di harga sekarang, baik untuk devidend investing atau utk swing trading  :

- TLKM 3710-3720 (mungkin thn depan msh bs dpt DY skitar 5-6%)

- SIDO 640-645, tp selama di bwh 700 msh menarik utk dibeli (terutama yang mau invest long term) ---- update tgl 31/8/2023, utk SIDO masih dalam watchlist, karena saya mau lihat LK Q3/2023-nya dulu.

- ARNA, best buy di bwh 700, tapi mungkin 750-765 pun saya tertarik beli kalo ada cash

- ANTM 1985-1995 (ini ngga stokastik oversold, tapi dia sdh konsolidasi lamaaaaa banget, sehingga kalo kita sabar, insyaa Allah akan kasih gain yang bagus jg nantinya)

- BJBR di bwh 1200, ini jg sedang konsolidasi, bisa dapat DY thn depan skitar 8% sepertinya.. 

- PTBA di bwh 3000, kalo thn depan DPR 100% lagi, msh bs dpt DY skitar 13-16%.. 

Semua disclaimer on ya.. Rugi tanggung sendiri :)

Semoga investasi saham kita akan memberikan hasil yang bagus ke depannya ya.. Aamiin..



Warm Regards,

V3