Selasa, 30 Mei 2023

TIPS untuk devidend investing

 Ada berbagai macam cara untuk berinvestasi di bursa saham. Ada dengan cara trading, value investing, growth investing, atau lainnya.

Dan karena suami saya akan pensiun dalam waktu 7 thn lagi, sejak 3 thn yang lalu (kebetulan ketika bursa saham sedang crash akibat covid), saya mulai fokus ke devidend investing. Jadi saya hanya membeli saham-saham yang royal bagi deviden aja. Paling timing belinya saya berpatokan dengan chart dan hitungan FA sederhana yang saya lakukan. Biasanya saya semakin semangat beli saham royal deviden yang sedang dibanting harganya.. :)

Untuk investor pemula yang juga ingin mencoba metode ini, mungkin bisa melakukan cara seperti yang saya lakukan, terutama biar ngga galau untuk hold barang ketika harga sahamnya lagi dibanting turun... :)

Kita ambil contoh saham PTBA. Misalkan kita beli PTBA di harga Rp 3000 tahun lalu, dan sudah dpt deviden Rp 680. 

Berarti modal saham PTBA kita sebenarnya tinggal Rp 3000 - Rp 680 = Rp 2320.

Jadi kalo sekarang PTBA dibanting turun hingga ke Rp 3000 lagi, kita mestinya ngga usah panik untuk langsung jual. Karena modal beli PTBA kita itu sdh Rp 2320, bukan lagi Rp 3000.

Saham PTBA yang kita beli Rp 3000 di thn lalu, tidak sama nilainya dengan saham PTBA Rp 3000 hari ini. Dan DEVIDEN yang kita terima itulah pembedanya. 

Kalau thn ini misalnya nanti PTBA bagi deviden Rp 800, maka modal beli PTBA kita jd turun lagi, sdh menjadi Rp 2320 - Rp 800 = Rp 1520.

Mungkin dengan 2x bagi deviden lagi, saham PTBA sdh jd saham gratis, dan akan menjadi mesin duit yang akan terus ngasih kita duit setiap tahun, bahkan ketika dia cuma diam aja di portfolio kita bertahun-tahun kemudian.. :)

Dan ketika kita sdh berada di tahap itu, kita akan mengerti betul-betul artinya menjadikan saham sebagai mesin duit tiap tahun.. :)


Saya mau sharing tentang MPMX, saham yang saya beli ketika sedang dibanting di thn 2020.

Waktu itu, MPMX betul2 bikin panik selling karena ada big fund yang keluar. harganya dibantai betul, bahkan jauh lebih rendah daripada nett value/share-nya.

Saya tau MPMX itu termasuk saham yang royal deviden. Cash rich. Low debt. Jadi saya ikut nampung beli saat itu. beli dari harga sekitar Rp 450, dan dibawa turun sampai ke 300an. 

Tapi saya tetap hold walaupun sdh floating loss lumayan. Saya average down kalo ada duit. 

Terus keluarlah deviden Rp 115 ketika harga MPMX skitar 400-an, alias bisa dpt devidend yield (DY) 25,5% dari harga saat itu. Ketika MPMX sdh naik 100%, saya jual stengah untuk pindah ke saham lain. Sisanya masih sebagai saham deviden sampai saat ini.

Modal average saya di MPMX skrg Rp 407. 

Tapi dari 3 thn hold (november 2020 - 2023), saya sdh mendapat total deviden Rp 430. Alias devidennya sdh jauh lebih besar daripada modal beli saya. Belum lagi ditambah capital gain kalo saya mau jual sahamnya.

Tapi saham MPMX sisa ini sdh saya jadikan sebagai saham mesin duit, jadi ngga akan saya jual lagi, tinggal makan deviden aja tiap tahun.. 

Semoga di tahun-tahun ke depan, akan smakin banyak saham2 gratis seperti MPMX ini yang bisa kita dapatkan dari BEI.

Kuncinya cuma satu : sabar hold.

Ketika dibanting, ketika floating loss, kita masih kuat hold.

Tapi ketika saham sdh mulai naik tinggi, biasanya iman kita tergoda untuk profit taking. Dan ketika itulah, cara di atas bisa dilakukan, karena kita tau modal beli saham kita sdh jauh lbh murah daripada harga saat ini.. :)

Tapi devidend investing hanya bisa dilakukan di saham2 yang rajin bagi deviden, dan juga royal deviden. Jangan lakukan ini di saham yang pelit deviden, nanti kita bisa sakit hati :)))

Ok, ini aja tips dari saya. Mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan bagi yang ingin melakukan devidend investing.. :)


Selamat berinvestasi saham. Semoga hasil investasi kita akan semakin baik di masa depan. Aamiin.. 


Warm Regards,

V3




DVLA, saham farmasi royal deviden yang sedang dibanting harganya..

 Saya mulai perhatikan DVLA sejak akhir thn 2022 kmrn. Tapi di LK Q4, laba kuartal Q4 (only) masih negatif, sehingga saya tunggu LK Q1-nya keluar. Ketika LK Q1 keluar, laba Q1 sdh mulai positif walaupun masih turun yoy. Tapi saya liat chartnya sdh di bawah sekali. Selain itu, secara PER, ROE dan devidend yield sdh mulai menarik untuk saya.


So, mulai thn ini DVLA masuk ke saham deviden saya. DVLA selama ini termasuk royal membagi deviden, bisa sekitar 70-90% laba yang dibagikan sebagai deviden. Dan selama 10 thn terakhir, DVLA selalu rutin membayar deviden. Kekurangannya cuma satu : ini saham ngga likuid, jadi saya ngga bisa beli banyak ... :(

Di LK Q1/2023, saya hanya tertarik dengan PER DVLA yang sdh di bawah 10x, tapi ROE-nya sdh 16,72%. PBV = 1,51 ( di harga Rp 1970).

ROE : PBV = 11,07% . Termasuk bagus untuk saham farmasi yang royal bagi deviden dan baru pulih kinerjanya. 

Dengan PER 9,1x , estimasi devidend yield yang bisa kita harapkan sekitar 7,7% (asumsi Devidend Payout Ratio = 70%). Masih sangat menarik untuk saham sektor farmasi. Disclaimer on ya. Rugi tanggung sendiri.. :)


Semoga investasi kita akan memberikan hasil yang baik di tahun-tahun ke depan, aamiin.. :)


Warm regards,

V3







Jumat, 05 Mei 2023

ACES dan UNTR

 LK Q1/2023 sudah banyak yang keluar. 

Walaupun laba saham emiten coal banyak yang turun, tapi melihat salesnya masih tumbuh, dan rata-rata penurunan laba lebih karena kenaikan royalti, saya yakin bahwa siklus energi (terutama coal) belum selesai. Jadi saya masih hold saham2 coal yang saya dapatkan di harga bawah atau juga yang masih nyangkut :))  

Dan semua saham coal ini saya gunakan sebagai mesin pencetak duit (devidend income). Tapi saat ini saya hanya punya PTBA dan BSSR saja untuk saham coal.

Dari LK Q1/2023 yang sdh saya baca dan pelajari, saya sangat tertarik dengan 2 emiten ini : UNTR dan ACES.

ACES memang belum ada perbaikan kinerja, tapi harga ACES saat ini sdh termasuk murah menurut saya.

Patokan valuasi saya untuk ACES adalah EV/CFO.

Di mana rumusnya adalah =  (market cap + utang berbunga (debt) - kas ) / CFO yang disetahunkan. 

Tapi saya lebih suka semua data di atas dihitung per share-nya, sehingga data yang saya pakai adalah :

- market cap diubah jadi price saat ini

- utang berbunga (debt) dihitung per sharenya. yang termasuk debt adalah utang bank, utang obligasi, senior notes, atau utang berbunga lainnya.  Kebetulan untuk ACES tidak ada utang berbunga (nol).

- kas per share

- CFO (arus kas operasi) per share yang disetahunkan

Semua data bisa didapat dari LK-nya.

Sehingga utk ACES, di harga Rp 480 hitungan EV/CFO-nya =

   [ Rp 480 + 0 - Rp 141 ]  : ( 4 x Rp 26,28) = 3,22

Di harga Rp 480, EV/CFO ACES = 3,22

Buat perusahaan yang efisien ( gross profit margin umumnya di atas 40%), EV/CFO 8 saja sudah termasuk murah. Ini ACES masih 3,22.. jadi ACES di harga sekarang ini masih sangat murah. 

Disclaimer on ya, rugi tanggung sendiri. 

Hitungan EV/CFO saya, saya buat versi saya sendiri, yang saya pikir jadi jauh lebih mudah daripada rumus aslinya. 

Dari LK ACES, saya juga liat ada saham treasuri-nya. 

Dan modal beli saham tresuri ACES adalah Rp 1154/lembar, alias masih jauhhh di atas harga sekarang di market.. :) 

Bagi yang belum punya ACES, ngga usah buru2 haka. Tunggu aja pas dia turun, toh saham akan slalu ada naik turunnya, walaupun sekarang dia masih undervalued. Selain itu, kinerja ACES juga belum begitu menunjukkan perbaikan, jadi akan butuh waktu bagi sahamnya untuk naik tinggi..


Untuk UNTR, di bawah Rp 25000, saya dapatkan EV/CFO di bawah 1. Kalau dengan penjelasan sederhana, EV/CFO di bawah 1 artinya adalah : uang yang kita keluarkan untuk membeli saham UNTR akan kembali ke kita dalam jumlah yang sama (dalam bentuk kas dan arus kas operasi), dalam waktu kurang dari setahun. Ngga heran UNTR kemarin bisa bagi deviden dengan payout ratio 100%, karena kasnya melimpah, arus kas operasinya juga banyak.

Benar kata LKH, harta karun yang sesungguhnya itu bukan ada di laut, tapi di bursa saham..

Ok, ini aja sharing dari saya. Yang jelas, untuk dapat return yang bagus dari saham, setidaknya kita harus hold 1-2 tahun ke depan. Dan nanti harus direview setiap kuartalnya, apakah kinerja membaik/tidak, apakah valuasinya sdh terlalu mahal atau malah masih terlalu murah..


Selamat berinvestasi saham, semoga hasil investasi kita akan semakin baik di tahun-tahun mendatang.. :)


Warm regards,

V3


Oya, saya di sini hanya kasih info saham yang lagi bagus utk dibeli. Untuk jualnya, ya terserah masing2 aja. Yang penting dipantau aja terus saham yang kita beli, apakah jadi memburuk/ngga kinerjanya. Kalo kinerja memburuk, selama masih bisa jual cuan, alhamdulillah :)

Dan sebaiknya, walaupun niatnya invest, tetap pakai stop loss aja, utk jaga2, kecuali kalo saham yang kita beli adalah saham yang sering bagi deviden gede. Kalo beli saham deviden, walaupun nyangkut setidaknya msh ada uang yang bs masuk ke kantong kita dari deviden..