Rabu, 22 April 2015

Belajar menganalisa laporan keuangan secara sederhana..

Ini posting saya buat khusus untuk investor pemula yang mau belajar menganalisa saham dengan analisa fundamental.. Dulu pernah saya buat posting sejenis, tapi itu bbrp thn yang lalu.. Sekarang saya buat lagi, siapa tau bisa lebih mencerahkan untuk investor pemula.. :)

First of all, investasi di saham yang bagus, dalam jangka panjang memberikan hasil investasi yang lebih baik daripada investasi di properti atau emas. Karena investasi di saham yang bagus, selain memberikan deviden tiap tahun, ada juga peningkatan dari harga sahamnya. Dan ngga ada lho biaya menyimpan saham tiap tahun. Kita cuma kena fee beli, fee jual dan pajak bila terima deviden sebesar 10% (bagi yang punya NPWP).

Investasi properti tiap thn ada biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya PBB dan juga maintenance utk properti tsb.

Investasi emas ngga produktif. Emas 100 gram akan tetap jadi 100 gram walaupun disimpan dalam waktu 30 thn. Dan harga emas cuma bs naik tinggi apabila sedang ada krisis ekonomi. Jadi selama ekonomi tumbuh dengan baik, harga emas cenderung stagnan..


Kapan waktu terbaik untuk membeli saham?


1. Ketika ekonomi tumbuh ---> di Indonesia, kita bisa melihat apakah ekonomi tumbuh atau ngga, berdasarkan data pertumbuhan ekonomi (GDP growth) yang dirilis oleh BPS setiap 3 bulan sekali. Selama ekonomi tumbuh, investasi saham sangat bagus. Berapa pertumbuhan ekonomi Indonesia, bisa dilihat di website BPS, www.bps.go.id. Data terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014 adalah 5,02% dalam setahun terakhir. 


2. Inflasi rendah ---> inflasi yang wajar di bawah 10%. Apabila inflasi sdh di atas 10%, kita harus berhati-hati krn emiten2 mungkin akan tidak begitu bagus kinerjanya... Sekarang inflasi kita 6,38% (data inflasi bs dilihat di www.bi.go.id), jadi dgn inflasi sekarang, investasi saham masih menarik.


3. Suku bunga rendah ---> suku bunga rendah membuat ekonomi bergairah. Emiten2 bisa melakukan ekspansi bisnis dengan bunga yang rendah. Suku bunga yang dianggap aman utk berinvestasi saham di Indonesia adalah 10%. Di sini yg jadi patokan adalah suku bunga Bank Indonesia (BI rate). Jadi selama BI rate di bawah 10%, investasi saham masih menarik.. BI rate bisa diliat di www.bi.go.id.


Sekarang, saham seperti apa yang harus dibeli? 

Ada beberapa kriteria dalam memilih saham yang bagus bagi investor pemula.

1. Nilai penjualannya terus tumbuh, minimal dalam 3 tahun berturut-turut. Berapa tumbuhnya? semakin besar semakin baik. Tapi saya sendiri menganggap suatu emiten termasuk bagus prospeknya bila penjualannya bisa tumbuh di atas 20% tiap tahun, minimal di atas 10%/thn.

2. Laba bersih dan EPSnya terus tumbuh, minimal 10%/thn. Idealnya di atas 20%/thn.

3. Rasio laba bersih terhadap modal (ROE), minimal 15%

4. Rasio utang terhadap modal (DER), maksimal 1,5x.

Bagaimana melihat history pertumbuhan suatu emiten? 

Bisa dilihat dari summary laporan keuangan yang ada di online trading sekuritas, atau melihat ke Laporan Tahunan Emiten. Laporan tahunan emiten bisa didonlod di www.idx.go.id ---> buka Perusahaan Tercatat ---> klik Laporan Keuangan dan Tahunan ---> centang bagian Laporan Tahunan dan tinggal isi emiten dan tahun laporan tahunan yang kita mau donlod.

Nah, sekarang kita sampai ke menganalisa laporan keuangan secara sederhana. 


Ada 3 bagian laporan keuangan yang akan kita bedah.


Untuk contoh, saya pakai Laporan keuangan Q1/2015 UNVR (laporan dalam juta Rupiah). Laporan keuangan bisa didonlod di www.idx.go.id ---> buka Perusahaan Tercatat ---> klik Laporan keuangan dan Tahunan ---> centang bagian Laporan Keuangan dan isi emiten dengan UNVR dan periode dengan Triwulan 1. LK UNVR ini sangat sederhana, sehingga sangat bagus untuk investor pemula memulai belajar analisa laporan keuangan.



Bagian 1, NERACA


1. Jumlah Aset lancar = 6.725.675

2. Jumlah liabilitas jangka pendek = 7.705.404

3. Modal kerja (working capital) = jumlah aset lancar - jumlah liabilitas lancar
 = 6.725.675 - 7.705.404 =  -979.729 ---> modal kerja UNVR negatif. Kondisi ini tidak bagus, karena pada saat utang jangka pendek jatuh tempo, bisa jadi perusahaan ngga punya cash untuk melunasinya. Tapi mungkin saja perusahaan memiliki piutang yang bisa ditagih untuk membayar utang jangka pendeknya. Dalam kondisi paling ekstrim, perusahaan akan menjual sebagian aset untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo ini. Tapi sepanjang yang saya tau, UNVR ada beberapa kali mengalami hal ini, dan tidak ada masalah dgn kinerjanya. Jadi bagi UNVR, modal kerja yang negatif tidak menimbulkan efek yang membahayakan. Bagi perusahaan lain, apalagi perusahaan yang kita belum kenal namanya, kita harus lebih hati-hati bila menemukan kasus seperti ini..

4. Jumlah liabilitas = 8.434.341

5. Jumlah saham =  7.630.000.000 lembar

6. Jumlah ekuitas = 6.338.213 ---> pertumbuhan ekuitas = [ (6.338.213 - 4.746.514) : 4.746.514 ] = 33,47%

7. Nilai buku saham (Book Value) = 6.338.213.000.000 : 7.630.000.000 = Rp 830,69

8. DER = jumlah utang : jumlah ekuitas = 8.434.341 : 6.338.213 = 1,33x 



Bagian 2, Laporan Laba Rugi 

1. Penjualan bersih = 9.413.452 ---> pertumbuhan penjualan = [ (9.413.452 - 8.725.116) : 8.725.116 ] = 7,89%

2. Laba usaha = 2.093.540 ---> pertumbuhan laba usaha = [ (2.093.540 - 1.865.413) : 1.865.413] = 12,22%

3. Margin laba usaha = laba usaha : penjualan bersih = 2.093.540 : 9.413.452 = 22,24%

4. Laba periode berjalan (laba bersih) = 1.591.699 ---> 
pertumbuhan laba bersih = [ (1.591.699 - 1.360.981) : 1.360.981] = 16,95%

5. Margin laba bersih = laba bersih : penjualan bersih = 1.591.699 : 9.413.452 = 16,91%

6. Laba bersih per saham (EPS) = Rp 209 ---> pertumbuhan EPS = [(209 - 178) : 178] = 17,42%

7. ROE = laba bersih disetahunkan (annualized) : jumlah ekuitas 
= (1.591.699 x 4 ) : 6.338.213 = 25,11% ---> dalam menghitung ROE, karena ini adalah LK Q1, maka laba bersih harus dikalikan dengan 4 dulu. Kalo LK Q2, laba bersih harus dikali 2. Kalo LK Q3, laba bersih dikali dengan 4/3. 


Bagian 3, Laporan Arus Kas

1. Arus kas dari aktivitas operasi = 1.054.803 ---> arus kas positif, tapi masih di bawah laba bersihnya. Bisnis yang sehat secara operasional, arus kas operasinya minimal mendekati laba bersihnya. Bisnis yang sangat sehat secara operasional, arus kas operasinya malah bisa di atas laba usahanya.

2. Pembelian aset tetap (banyak disebut sebagai CAPEX) = 265.885 ---> pertumbuhan capex = [ (268.885 - 177.506) : 177.506 ] = 51,49%. UNVR berinvestasi lebih banyak pada mesin dan sejenisnya dibandingkan thn 2013, sehingga diharapkan labanya di tahun-tahun yang akan datang juga akan tumbuh lebih besar..

3. Kas dan setara kas pada akhir periode = 463.278 ---> kalo di LK Q4, posisi kas ini penting, untuk kita bs melihat apakah perusahaan punya kas yang cukup untuk membayar deviden :) jangan sampai labanya cuma di atas kertas aja, krn duitnya ngga di tangan.. hehehe..


Oke, saya pikir cara-cara di atas sudah cukup untuk kita bisa menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Blog saya ini khusus investor pemula, jadi saya ngga akan nulis yang berat-berat di sini (padahal juga ngga mampu sih.. hehe).


Sekarang kita masuk ke langkah Menghitung Harga Wajar suatu saham (valuasi).

Saya pakai metode yang saya dapat dr Pak TOM DS di milis Obrolan Bandar, sekitar thn 2010. Metode ini cocok buat saya karena simpel, sehingga bisa dihitung dengan kalkulator di handphone. Dan saya senang krn dia memasukkan unsur Bi rate dan ROE di sini.

Kalo tentang keakuratan suatu metode valuasi, saya pikir semua sama aja. Yang simpel belum tentu ngga powerful. Semua metode valuasi bisa ada salahnya. Dan kalo  semua bisa saja ada salahnya, maka saya pikir lbh baik cari yang simpel aja.. :)

Saya langsung ke step-step valuasinya ya..

1. Bi rate= 7,5% ---> Tentukan Yield SUN = 1% + 7,5% = 8,5%

2. PER SUN = 1 : 8,5% = 11,7647

3. ROE saham - Yield SUN = 25,11% - 8,5% = 16,61%

4. 16,61% x 11,7647 = 1,9541

5. PER wajar saham = 1,9541 + 11,7647 = 13,7188

6. Harga wajar saham = EPS annualized x PER wajar saham = ( 209 x 4) x 13,7188 = Rp 11.468 ---> jadi harga wajar UNVR adalah Rp 11.468 , berdasarkan metode valuasi ini.

7. Margin of safety (MOS) = 1 - (harga sekarang : harga wajar) 
 = 1 - ( 40.350 : 11.468) = minus 251,8%. 
Terlihat bahwa dengan metode ini, UNVR sekarang sangat overvalued. Dan berdasarkan pengalaman saya dengan saham-saham yang memiliki PER tinggi di atas 30x, biasanya memang metode ini ngga begitu "kena". Tapi buat saya ini bagus, krn saya memang ngga begitu seneng beli saham yang PER-nya di atas 20x.. :)

MOS ini menyatakan brp diskon harga saham saat ini dibandingkan dengan harga wajarnya. MOS semakin besar, artinya saham ini semakin murah, krn diskonnya semakin banyak. 
Tapi hati-hati menerapkan MOS pada saham yang labanya sedang turun.
Karena kalo saham sedang turun, MOS yang sekarang kelihatan besar akan menjadi mengecil atau malah negatif bila kinerja perusahaan semakin memburuk.

Sekarang coba kita lihat, di harga Rp 40.350 :
 Price to Earning (PER) UNVR = 40.350 : ( 4 x 209) = 48,26x
 Price to Book Value (PBV) UNVR = 40.350 : 830,69 = 48,57x
 Yield saham UNVR = ROE : PBV = 25,11 : 48,57 = 0,52% 

Untuk yield saham, terlihat UNVR hanya memberikan yield sebesar 0,52% di harga Rp 40.350. Saya sendiri menyukai saham dengan yield yang besar, minimal ya di atas bunga deposito. Karena investasi saham ini lbh beresiko daripada deposito, jadi wajar kalo saya juga mengharapkan yield yang lebih besar daripada bunga deposito. 

Ok, mdh2an tulisan ini bisa membantu investor pemula untuk belajar menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Selamat belajar, semoga bisa menjadi investor saham yang hebat di masa depan. :)

Belajar pelan-pelan aja, krn analisa saham ini seperti belajar nyetir mobil. Lama lama akan mahir sendiri bila jam terbang semakin bertambah.. :) Yang penting terus belajar dan ngga mudah putus asa.. :)


Regards,
V3

ini ada beberapa posting saya di masa lalu, yang saya pikir lumayan bagus utk dibaca dan dipelajari. Kalo ada perbedaan di cara-cara analisa, wajar aja, karena saya juga terus belajar yahh, jadi pasti akan ada perubahan-perubahan dalam analisa yang saya lakukan 
--- silakan liat ke http://analisa-hargawajar-saham.blogspot.com/2013/05/pamit.html


17 komentar:

  1. mantappp jaya...saya pelajari dulu bu.makasih :)

    BalasHapus
  2. Makasih ya bu...usefull...smoga makin banyak ilmu yg dishare. Makin barokah tuk ibu n kelg ...

    BalasHapus
  3. Makasih ya bu...usefull...smoga makin banyak ilmu yg dishare. Makin barokah tuk ibu n kelg ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe mba witaaaaa.. bisa aja yahhhh... thanks bgt jg mba utk supportnya buat trs nulis d blog, jd blognya bs hidup lg stelah mati suri setahun.. 😂 smoga aku bs istiqomah ya mba, krn growth investor saham bei akan bagus di depan, jd mungkin nanti akan bnyk org yg bs belajar dr sini, tmsk anak2ku sendiri.. mba wita belajar trs yahh, biar tambah pinter dan bs nurunin ilmu ke anak2nya.. aamiin .. 😘😙😚

      Hapus
  4. mba, makasih ilmu nya, sangat bermanfaat, makin barokah juga, amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2.., semoga bs menjadi investor saham yg hebat di masa depan ya.. ☺

      Hapus
  5. Bu Fitri, terima kasih ya sudah kembali mengingatkan cara analisa fundamental yg sederhana tapi mencakup hampir menyeluruh.

    Bu, sy tidak tau klo ini dikit berat apa tidak utk di komenkan disini, smoga bs sharing ya. Slalu saja, jika bukan laporan full year, sy terbentur dgn metode utk berasumpsi nilai "annulised". Seperti yg sering sy liat, umumnya kita berasumpsi bahwa setiap quarter, porsi pertumbuhan akan sama yaitu 25%, sehingga di Q1, kita kalikan 4, Q2 dikali dgn 2 dan Q3 kita kali dgn 4/3. Tapi sebagian bisnis bukanlah demikian melainkan musiman, seperti konstruksi dan retail. Jadi, apakah ibu juga menggunakan metode lain utk mendapatkan data "annualised" ya? Jika komen ini tidak patut utk dituliskan di article ini krna akan membuat bingung yg newbie, mohon dihapus saja ya bu, terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo saya pribadi Pak, saya masih nyaman dengan cara annualized yang seperti saya lakukan di atas. Krn bbrp metode valuasi yang saya pelajari jg caranya sama. Dan saya pikir ini lumayan simple but powerfull :) Yang jelas, selama kita ikuti terus LKnya di setiap kuartal, sepertinya kita bs melakukan antisipasi dini kalo ada bau-bau ngga enak di suatu perusahaan.. :)

      Hapus
    2. Hhehehe bener bu, sy juga kelawahan merombak metode ini itu utk mendapatkan nilai yg menurut sy lbh patut utk annualised. Sepertinya metode ini masih tetap saja yg paling mudah yet "powerful" asal kita cermati terus LK saham tersebut dr quarter to quarter. tq ya bu

      Hapus
  6. terima kasih bu fitry,..
    tulisan ibu yang pertama mengenai topik diatas (lama banget), yang pertama kali mencerahkan saya, bahwa valuasi saham ternyata tidak susah,..
    sebelumnya dah baca-baca di blog lain tapi gagal paham,..

    keep share ya bu,..

    ***saya sedang baca baca buku Street Investornya pak Parahita,..
    bagus sekali untuk pemula seperti saya,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak, buku Parahita yang Street Investor itu bagus.. saya jg suka baca berulang-ulang kalo lg lupa-lupa thd suatu hal. Tapi utk pemula saya pikir itu agak berat, pak, bahasannya.. :) lebih mudah dicerna buku karangan desmond wira atau jhon veter yang happy investing black edition.. :)

      Hapus
    2. o iya, buat investor pemula, seingat saya, di blog parahita itu ada dibagikan rumus valuasi ala dia yg bs lgsg didonlod. coba ya cari di blognya, https://parahita.wordpress.com/. belajar macem-macem metode valuasi itu penting, biar kita tau di mana kelemahan kelebihan tiap metode, dan akhirnya kita bs memilih metode mana yang paling cocok buat kita terapkan.. :)

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Iya, saya juga sangat rekomen utk newbie beli buku desmond wira "JURUS CUAN" investasi saham. Bhs yg simple yet jelas.

      Hapus
  7. mbk bagaimana dengan emiten yg laba bersihnya mengalami peningkatan tapi laba usaha nya mengalami penurunan. karena ada support pendapatan lain2 : pendapatan bunga, penjualan aset, selisih kurs dll. apakah masih layak jd pertimbangan? mksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, kalo itu balik ke investornya aja, lebih nyamannya bagaimana? saya kalo mau switching, harus yakin bgt saham switchingan itu akan jauh lbh baik drpd saham yg skrg saya jual. selain itu, saya pribadi, kalo modal saya sdh jauh di bawah dan saya pikir udah susah utk buyback di harga beli saya dan saya msh yakin dgn prospek emitennya di 2 thn ke depan, saya lbh suka hold aja, selama kinerja emitennya ga anjlok bgt menurut saya.. tapi kalo modal saya blm di bawah, masih cuan tipis atau loss tipis, saya mendingan lgsg jual mba, dan pindahin ke saham lain yang lbh menjanjikan.. :) karena yang ideal itu kita beli saham yang salesnya naik, laba usaha naik, laba bersih naik, EPS naik.. :)

      Hapus