Setelah menikah dan punya anak, saya baru belajar financial planning atau perencanaan keuangan. Dan sama seperti belajar investasi saham, saya merasa, dengan semakin dini kita belajar financial planning, maka akan semakin baik juga untuk kesejahteraan hidup kita ke depannya.
Salah satu buku tentang mempersiapkan dana pensiun yang menurut saya bagus dan relatif mudah diikuti adalah buku Safir Senduk. Tapi saya juga belajar dari berbagai macam sumber lainnya.
Ada beberapa cara mempersiapkan dana pensiun, yang paling gampang, misal : siapkan dana senilai 100x atau 200x kebutuhan bulanan kita utk pensiun.
Ada yang susah, dengan hitungan yang lbh berat dan menggunakan time value of money.
Tapi semua metode tersebut untuk saya (waktu itu, di saat pertama kali saya mulai membuat financial planning), menghasilkan angka dana pensiun yang sangat besar... Sepertinya susah untuk diikuti , dan membuat saya jadi kurang termotivasi untuk merencanakan dana pensiun sendiri..
Akhirnya saya mencoba untuk membuat sendiri perhitungan dana pensiun ala saya..
Waktu itu, saya memakai asumsi, dari dana saya di saham, 10% akan saya ambil setiap thn untuk biaya pensiun. Dan portfolio saya di saham harus tumbuh minimal dengan CAGR 25%/thn, karena tiap tahun saya juga masih menambahkan dana ke portfolio saham. Asumsi inflasi 10%/thn.
Waktu awal, karena suami saya masih punya masa bekerja selama 24 tahun, saya buat plan untuk bisa pensiun dini dari pasif income di saham dalam waktu 15 thn ke depan.
Contoh perhitungan saya kurang lebih seperti ini (saya bawa ke nilai sekarang, dan dengan timeframe hanya 10 thn ke depan).
Misal biaya hidup dengan 2 anak, setidaknya Rp 20juta per bulan, dan budget investasi minimal 5 jt per bulan. Jadi setiap bulan saya butuh biaya hidup + budget investasi = Rp 25 juta, alias Rp 300juta/thn.
Rp 300jt/thn, misalnya saya ambil 10% setiap thn untuk biaya hidup, artinya saya harus punya portfolio saham sebesar 100/10 x Rp 300jt = Rp 3 Milyar.
Rp 3 Milyar = nilai 2023. Bila saya menargetkan pensiun 10 thn lagi, maka nilai Rp 3 Milyar = setara dengan Rp 7,78 Milyar di thn 2033 (bisa dengan menggunakan kalkulator CAGR, atau menggunakan rumus Future Value, dengan time = 10 years, dan rate = 10%).
Dengan return investasi 25% per thn, maka dana Rp 7,78 Milyar thn 2033 ini setara dengan Rp 835 juta saat ini (thn 2023) --- dengan menggunakan kalkulator CAGR atau Present value of money dgn time = 10 years, dan rate = 25%).
Bila saat ini kita sudah punya portfolio saham senilai Rp 835juta, maka bisa dianggap posisi dana pensiun kita untuk 10 thn ke depan dengan plan seperti di atas, sudah aman. Dan setiap uang yang kita investasikan lagi setiap tahunnya hingga menjelang pensiun, akan menjadi bonus bagi dana pensiun kita (alias kita bisa pensiun lbh sejahtera daripada yang kita rencanakan sebelumnya). Asumsinya, setiap tahun dana ini kita review, apakah sudah berkembang 25% dari nilai setahun sebelumnya. Bila belum sampai 25%, tambahkan lagi dananya. Bila sudah, artinya program pensiun kita semakin aman.
Untuk patokan perhitungan, saya selalu memakai harga perolehan (harga beli), bukan market value, krn harga perolehan lebih bisa jadi pegangan buat saya. Dengan patokan harga perolehan, akan lebih jelas, berapa posisi portofolio kita dalam Rupiah di thn ini , thn sebelumnya, atau tahun ke depannya..
Bagaimana bila kita belum punya uang sebesar Rp 835 juta saat ini? Anggap saja saat ini uang kita baru ada Rp 100 juta.
Berarti kita harus membuat plan untuk menambah dana investasi setiap thn, yang minimal sejumlah tertentu.
Kita bisa menggunakan kalkulator anuitas untuk itu. Masukkan principal amount (dana awal yang kita miliki) = Rp 100jt, period (month) = 120, annual interest rate = 25% yang dicompound annually juga, maka didapat top up dana kita tiap thn harus sejumlah minimal Rp 192jt (lebih kurang tiap bulan nambah Rp 16jt).
Mungkin bagi yang belum pernah belajar tentang time value of money, cara ini membingungkan. Jadi saran saya, coba kalian beli buku tentang Perencanaan Dana Pensiun, biar dapat gambaran yang lebih luas.
Saya ngga bisa membahas lebih banyak tentang ini, karena memang perencanaan dana pensiun ini sangat customized, karena kondisi finansial tiap orang berbeda.. Bisa berbeda dari jumlah dana pensiun, waktu yang dibutuhkan, tingkat return patokan investasinya, dana yang sdh dimiliki saat ini, dll. Tapi percaya deh, smakin cepat kalian membuat perencanaan dana pensiun, maka hidup kalian akan semakin sejahtera nantinya, insyaa Allah..
Perencanaan pensiun sangat berhubungan dengan waktu yang tersedia. Dan dalam berinvestasi, time is our friend.
Apakah menggunakan return 25% per thn ini dapat tercapai, bila kita menggunakan time frame waktu investasi 10 thn? Menurut saya, bisa tercapai, terutama bila kita investasi di saham2 yang growth dan tidak overvalued. Selain itu juga dibantu dengan top up dana terus ke saham setiap thn. Malah bagi saya, 25% kadang masih terlalu kecil (karena dibantu top up dana ini). Jadi saya sendiri biasanya menaruh target 30%-40% pertumbuhan dana investasi setiap tahunnya for my financial plan..
Setelah menjalani program perencanaan dana pensiun selama kurang lebih 19 thn, saya jadi tau mengapa program yang saya rancang sendiri ini bisa memberikan angka dana pensiun yang lebih kecil daripada yang saya pelajari dari buku2. Salah satu pembedanya, saya pikir karena saya berinvestasi di saham investasi yang benar2 produktif, growth, dan juga bisa menghasilkan cashflow (deviden dan capital gain), sehingga hasilnya bisa lebih optimal dibanding dananya saya masukkan ke investasi lain (misalnya : reksadana, properti, emas fisik, atau lainnya)... Selain itu, karena yang dipegang adalah saham investasi yang growth dan produktif, semakin lama kita hold, maka dana pensiun kita juga akan semakin besar, tidak habis2 walaupun kita sdh semakin tua..
Apalagi sekarang, masih banyak saham2 yang bisa memberikan devidend yield di atas 10%, sehingga ibaratnya, selama saham tersebut tetap growth, tanpa kita ngapa2in pun, dana kita akan tumbuh minimal 10% setiap thn, dari deviden yang kita dapatkan...
Saya ambil contoh saham BMRI.
Anggap saham BMRI kita beli di 2 januari 2014 di harga Rp 2170 (adjusted stock split 2x, di thn 2017 dan 2023).
Total deviden BMRI yang kita dapat selama 2014 - 2023 = Rp 1460,24 (adjusted 2x stocksplit).
Deviden awal yang kita terima dari BMRI ketika baru beli di 2014 = Rp 58,51 (adjusted 2x stocksplit), alias DY awal beli = 58,51 : 2170 = 2,7%.
Deviden terakhir yang kita terima dr BMRI di thn 2023 = Rp 529,3367.
Deviden BMRI sdh tumbuh 804% dalam 9 tahun kita hold, sehingga DY kita pun sekarang menjadi 529,3367 : 2170 = 24,39%..
Yang hold BMRI dr thn 2014, sekarang cuma duduk diem aja ngga ngapa2in, portfolio sahamnya akan nambah 24%/thn hanya dari devidennya aja...
Ini belum termasuk kenaikan capital gainnya. Sekarang harga BMRI Rp 5850, alias sdh ada kenaikan capital gain sebesar 169,6% dari harga beli kita..
Inilah yang saya maksud membuat program pensiun di saham yang growth , produktif dan dijual di harga yang tidak overvalued.
Contoh saham BMRI bukan berarti saya menyarankan untuk langsung beli BMRI di harga sekarang, ya. Ini hanya sekedar contoh saja..
Saya membuat banyak perhitungan seperti ini dengan saham2 deviden lainnya..
Kembali ke program pembuatan dana pensiun, kita harus tetap review setiap thnnya karena bisa saja tiba2 juga biaya hidup kita naik signifikan, sehingga dibutuhkan kenaikan dalam jumlah dana pensiun yang kita butuhkan.. Jumlah dana pensiun saya pun sdh beberapa kali saya revisi, karena begitu target yg lama sdh tercapai, biasanya saya naikkan lagi targetnya ke jumlah yang lebih besar..
Ini saja yang bisa saya tulis mengenai perencanaan dana pensiun. Mudah-mudahan bisa memotivasi pembacanya untuk mempersiapkan program pensiun masing2, karena percayalah, time is our best friend... Sedikit demi sedikit lama2 menjadi bukit..
Semoga saham2 dalam portfolio kita akan memberikan hasil yang bagus ke depannya nanti. Aamiin..
Warm regards,
V3