Kamis, 23 Juni 2022

ITMG, saham coal royal deviden yang belum break all time high..

 Harga coal masih kuat bertahan di atas 300 usd. Perang rusia-ukraina sepertinya ngga akan selesei dalam waktu cepat (saya ikuti youtube  Helmy Yahya bersama ibu Connie Rahakundini Bakrie sebagai salah satu sumber pengambilan keputusan investasi saya di coal), harga2 komoditas akan terus beranjak naik, kurs USDIDR juga semakin tinggi aja, sehingga saya memutuskan, sisa dana yang untuk timeframe investasi setahun ke depan, saya masukkan lagi ke dalam saham coal. 

Ada 3 saham coal yang menurut saya menarik untuk dibeli : BSSR, ITMG dan PTBA, tapi di sini saya hanya akan membahas tentang ITMG, karena BSSR dan PTBA sdh pernah saya tulis di sini waktu mereka di 2700..

So, saya tulis sedikit tentang alasan kenapa membeli ITMG di harga sekarang (closing Rp 32150 hari ini), menarik untuk dibeli dan disimpan, sampai setahun ke depan.

Alasannya karena PER annualized ITMG di harga sekarang = 2,74 (dengan kurs 1 USD = Rp 14500), alias bila kita berasumsi ITMG membagi labanya 80% sbg deviden, kita masih bisa dapat DY = 100/2,73 * 0,8 = 29,3% utk hold setahun ke depan.

Selain itu, ITMG all time high = 57,950. Dengan kinerja ITMG yang sekarang, sepertinya nyaris impossible kalo ITMG tidak membuat all time high yang baru... Jadi saya yakin, kita cukup menunggu dengan sabar aja sampai sahamnya break all time high. Dan enaknya, selama menunggu, tetap akan ada deviden dua kali setahun yang masuk ke kantong kita.. :)

Bila ITMG menyentuh all time highnya saja, upside dari harga beli kita sekarang sudah 57950/32150 - 1 =  80,2%... Masih merupakan upside yang sangat menarik yang bisa diberikan oleh saham yang royal bagi deviden.

Selain itu, alasan kenapa kita sebaiknya beli ITMG BSSR PTBA sekarang untuk hold sampai LK Q1/2023 keluar (dan akan kita review lagi nanti), karena ini sekalian hedging asset kita terhadap kenaikan kurs USD. Mereka ekspor dan mendapat income dlm USD, sehingga semakin kurs USD naik, laba mereka jg bs semakin naik. Dan ini adalah saham yang low debt, sehingga kita akan tenang hold-nya.

Untuk yang sekarang sedang gelisah kapan exit saham coal, saya cuma bisa bilang : saya belum melihat fenomena saham coal dikerek tinggi2 sekarang. Mungkin bisa dilihat juga di summary LK pada olt yang kita punya, berapa PER dan PBV saham2 tsb di waktu harganya peak (ITMG dan PTBA di thn 2011 : PER PTBA = 15,9 ; PBV PTBA = 5,1  , PER ITMG = 16,6 ; PBV ITMG = 8,1 --- data dari HOTS thn 2011). Jadi menurut saya, ini belum mencapak puncak dari siklus coal.. Ini menurut saya ya, dan saya ngga mau debat kusir krn perbedaan analisa. Toh duit kita, tanggung jawab kita sendiri..


Peak dari suatu siklus keliatan dari harganya yang sudah ngga masuk akal. PER dan PBV terlalu tinggi, devidend yield super mini. Sedangkan ITMG PTBA BSSR sekarang, dari PERnya aja masih termasuk mini, apalagi kalo kita bicara devidend yield..


Kapan puncak dari siklus coal? ya nanti akan keliatan dari harganya yang udah ngga masuk akal, seperti misalnya saham2 konstruksi waktu thn 2015 itu.. :))))


Sekarang, selama PER masih kecil, DY-nya gede, low debt, jualan dalam USD, wahh ini bener2 jadi senjata kita utk melawan inflasi yang sedang meninggi.. :)


Disclaimer on, rugi tanggung sendiri  :)


Warm Regards,

V3




4 komentar:

  1. wah welcome back di coal bu hehehe. kl saya baca2 buku peter lynch, katanya untuk komoditas maka berbahaya kl liat pe kecil. karena udah deket siklus nya ? sekarang semua saham2 coal pe nya rata2 d bawah 10 semua. apakah ini udah puncak coal ya bu ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya hanya akan exit semua saham coal bila sales dan labanya sudah turun.. :)

      Hapus
  2. kalau sales blm turun tp harga acuan nya udah turun gmn mba ? HBA mksd nya newcastle

    BalasHapus
    Balasan
    1. jual stengah dulu aja kalo gitu, sisanya baru jual smua kalo sales atau laba sudah turun :) ngga usah pusing jadinya.. :)

      Hapus