Kamis, 24 Mei 2012

Ada apa dengan MYOH..?

Melihat saham MYOH, harganya dr 14 maret 2012 Rp 6150 highest dan kemarin 24 may 2012 close di 1290 (turun 79% dalam waktu 2 bulan), saya jadi penasaran ingin tau ada apa dengan LK-nya di Q1/2012.


Notes : ini cuma analisis ringan dr newbie, yang ngga pinter2 akuntansi banget. jadi saya jg GA JAMIN apa yang saya tulis ini PASTI BENAR ya.. saya cuma mau belajar dr LK MYOH untuk ga terjebak dengan saham2 sperti ini di waktu yang akan datang..


Melihat saham yang meluncur tajam sperti ini, saya langsung buka Laporan Arus kas-nya, dan melihat ke arus kas operasinya. 


Ternyata Q1/2012, arus kas operasi MYOH minus 38.253.882 (dalam ribuan Rp). Di Q1/2011, arus kas operasinya minus 26.599.868 (dalam ribuan Rp).


Jadi, dr segi arus kas operasi, tidak ada kemajuan sm sekali. Pemasukan dari kegiatan operasional perusahaan belum dapat menutupi biaya operasionalnya.


Kalau dulu waktu belajar akuntasi di kuliah, dosen saya pernah bilang : arus kas operasi itu sama dengan aliran darah manusia. jadi kalo arus kas operasi sampai minus, sdh mengindikasikan bahwa perusahaannya tidak sehat.


Padahal kalau kita lihat dr EPS-nya, EPS Q1/2012 = Rp 36, EPS Q1/2011 = minus Rp 1,7. Labanya tumbuh besar sekali lhooo.. :) Laba dari mana? Apakah ada earning management di sini? :) Saya jg ngga tau.. :)


Berhubung saya ngga ahli akuntasi, saya belum bisa bahas lebih dalam. Tapi dengan tips singkat dr dosen saya, saya pikir memang sebaiknya jangan berinvestasi pada perusahaan yang arus kas operasinya minus.. :) apalagi ini minusnya semakin besar drpd tahun lalu..


Kalo untuk trading sih, asal disiplin dengan analisis teknikal, mungkin bisa selamat ya.. :)


Sekali lagi, saya ngga jamin yang saya tulis di sini pasti benar. dan saya jg ngga terlalu bisa hubungkan dengan berita bahwa MYOH mau back door listing dsb. Yang saya lihat cuma LK-nya saja, wlpn dengan ilmu yang jg masih minim. Dan dengan keminiman ilmu saya, saya putuskan ngga mau invest di perusahaan sperti ini. Masih banyak perusahaan bagus di BEI dengan kinerja yang lbh baik. Jadi saya ngga akan pertaruhkan uang saya di saham seperti ini.. :)


DISCLAIMER IS ON ya.. tujuan utama saya nulis topik ini adalah untuk arsip saya di masa nanti. Mdh2an ada pelajaran berharga yang bs diingat terus dr kasus MYOH ini.. :)







2 komentar:

  1. Mbak Fitri,

    Boleh gak kami minta di hitungkan harg wajar utk grup nya Ciputra,

    CTRA, CTRS dn CTRP.

    Dan bagaimana pendapat Mbak ttg mrk, menurut info yg sy dpt dari bbrp analis di sekuritas, hrg per sekrg msh murah dibandingkan dgn NAV mrk.

    Mohon penjelasannya y ttg NAV ini

    Trims Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ eddy : saya ngga begitu paham tentang metode NAV ini. saya juga taunya dari http://www.hdx.co.id/id/node/6519 yang saya coba copas lagi di sini :




      Menilai saham property melalui metode net asset value (NAVS) atau rasio profitabiltas (NPM)?

      14 February, 2012 - 03:57 — research


      Menilai saham property melalui metode net asset value (NAVS) atau rasio profitabiltas (NPM)?



      NAVS untuk investment: Secara umum menghitung valuasi saham property sering digunakan rasio net asset value per saham atau (NAVS) yang merupakan perhitungan discounted cash flow approach atas future value asset emitten termasuk landbank dan potensi keuntungan dari pengembangannya. Namun metode ini lebih baik digunakan untuk investasi medium term (6-bulan hingga setahun) dan bukan untuk trading, karena butuh waktu cukup lama untuk harga saham adjust ke harga net asset value (NAVS).



      Rasio profitability untuk trading: Secara prakteknya, pergerakan saham property secara short dan medium term lebih mengikuti rasio profitability net profit margin per saham atau NPM karena lebih merupakan cermin dari peforma saham secara keseluruhan versus valuasi NAVS. Pelaku pasar (trader) lebih melihat bahwa emitten dengan rasio keuntungan yang besar (NPM) lebih layak dikoleksi vesus emitten dengan diskon ke valuasi yang murah (discount to NAVS).



      Ada harga ada barang: Contoh nyata bisa dilihat dari saham property Alam Sutera (ASRI) dengan NPM 41% 2012F, diskon ke NAVS 2012F 40% versus ELTY dengan diskon ke NAVS 2011 300% namun dengan NPM 2012F hanya 8%. Selama 11 bulan terakhir di 2011 ASRI naik 100%, sedangkan ELTY malah turun 45%, pembuktian bahwa barang bagus memang selalu mahal, dan barang murah belum tentu bagus.



      Yuganur Wijanarko, Senior Analis

      Yuganur@ hdx.co.id


      Mungkin untuk lebih jelasnya, silakan kontak Pak Yuganur saja ya.. :)

      Saya sendiri cuma pakai metode umum aja untuk menghitung valuasi saham properti, dan cuma perhatikan pada ROE, DER, operating profit growth, sales growth, EPS growth, juga arus kas operasinya. That's all.. :)

      Untuk valuasi Ciputra grup, nanti kalo sempat saya coba hitung. Tapi untuk saya sendiri, invest di Ciputra grup belum begitu menarik karena ROE-nya rata-rata masih di bawah 12%.. :)

      Disclaimer is on ya.. :)

      Hapus