Di posting saya terakhir kemarin, saya nulis bahwa candle ihsg Desember 2019 sudah mengindikasikan bullish, krn candlenya sudah closed di atas highest November 2019.
Ternyata, begitu Januari 2020, ihsg closed lg di candle yang sangat bearish, 5937, di bawah lowest candle Desember 2019. Diperparah lg, di bulan Februari 2020, ihsg jebol ke bawah support kuatnya 2 thn ini, di 5500.. dan skrg ihsg sedang berada di posisi 5216.
Begitu ihsg jebol lowestnya di 5500, saya CL smua saham non bluechip yang saya pegang, dan saya jg jual smua saham saya yang sudah kasih cuan. jadi kmrn posisi cash saya sempat sekitar 45%.
Tapi begitu MACD monthly ihsg sudah masuk ke area di bawah Nol, saya mulai minat belanja saham lagi. Sekarang cash saya msh ada sekitar 20%.
IHSG sekarang ini (dari data HOTS), sudah berada di bwh MA 60 monthly (5634) dan MACD monthly-nya sudah di bawah Nol.
Dari data HOTS, posisi ihsg seperti sekarang ini, sejak thn 2004 hanya terjadi 3x yaitu thn 2008, 2015 dan 2020.
Artinya apa?
Artinya, kalo kita memang mau berinvestasi jangka panjang di saham bagus, apalagi utk mengharapkan pasif income dr deviden utk pensiun nanti, sekarang lah saat yang bagus utk mulai membeli saham bagus..
Saya sampai hrs men-screening saham yang saya akan hold dengan mencari tau, sudah berapa thn usia berdirinya. Minimal sudah bs survive menghadapi krismon 1998. Lebih bagus lagi apabila sudah bisa survive jg menghadapi krisis ekonomi di tahun 1965..
Dan yang wajib : harus rajin bagi deviden.
Orang banyak membandingkan harga saham sekarang dengan thn 2008, di mana ASII PER-nya bisa mencapai 4 di bottom. Menurut saya, kurang tepat membandingkan lowest ASII thn ini dengan thn 2008 hanya dr PER-nya saja. Kita juga hrs liat PBV-nya. Sekarang sudah banyak saham yang PBV-nya di bawah 1, termasuk saham2 konstruksi.
Selain itu juga, di thn 2008, seingat saya, BI rate bisa sampai 9%.
Sekarang BI 7 day rate hanya 5%..
Jadi utk menunggu bluechip seperti ASII atau BBRI di PER 4, menurut saya, sepertinya agak sulit.
Tapi sekarang kita banyak menemukan saham dengan deviden yield yang jauh di atas BI rate.
Dan ini kesempatan emas utk kita, bisa invest di saham-saham seperti ini..
Bahkan JPFA, di harga 1400, sepertinya deviden yieldnya bisa mencapai 5% di thn ini.
Jadi buat yang pegang saham sekarang ini dan floating lossnya besar, bisa melakukan switching saham seperti yang saya lakukan.
Cari yang industrinya relatif naik terus labanya di masa depan (misal : bank dan consumer. saham komoditas agak sulit utk hold long term krn harga komoditas yang fluktuatif).
Cari perusahaan yang rajin bagi deviden.
Cari perusahaan yang sudah survive dalam krisis2 ekonomi di Indonesia.
Kmrn di awal thn, saya niat utk memperbanyak trading mulai thn ini.
Tapi dengan longsornya ihsg skrg, saya jd berubah.
Saya melihat, menjadi long term investor jauh lbh menarik, krn sudah terbayang pasif income yang saya dpt dr deviden di tahun2 mendatang..
Ibaratnya, skrg saya tinggal menyusun pondasi portfolio di mana thn2 ke depan saya cukup tidur saja dan tggal terima deviden tiap thn..
Saya lebih tenang utk hold long term krn : perusahaan yang saya pegang sahamnya sudah bs survived dalam krisis2 ekonomi di Indonesia, perusahaan ini relatif stabil pertumbuhan labanya tiap tahun, dan dia selalu rajin bagi deviden.
Dr thn 2016 saya selalu khawatir kalo bursa akan crash, shingga saya agak takut utk investasi jangka panjang di saham. Tp bgtu skrg ihsg sudah di area MACD monthly di bawah Nol dan di bawah MA 60 monthly, ya saya harus ngumpulin sebanyak-banyaknya saham bagus yang saya bisa.. krn masa seperti ini ngga akan dtg kedua kali..
Sekarang saya pegang ASII, BJBR, BJTM, BBTN, BNGA, BDMN, JPFA, UNVR, PTBA, UNTR (PTBA dan UNTR porsinya hanya sedikit, krn saham komoditas, saya ngga berani hold banyak2) dan WIKA (baru sedikit banget).
Untuk bank, saya prefer ambil yang PBV di bawah 1 dan PER di bwh 6, sehingga devidennya terasa besar, margin of safety-nya juga relatif besar.
Untuk UNVR, saya melihat di data HOTS, sejak thn 2008, UNVR baru sekali ini berada di area MACD monthly di bawah Nol. Saya beli di harga 7250. UNVR highest di 11600, shgga harga beli saya sudah 37% di bawah highest UNVR. UNVR labanya turun di 2019 bukan krn kinerjanya yang jelek, tapi krn thn 2018 dia ada penjualan anak usaha. Jadi semoga labanya di thn 2020 mulai naik lg, bgtu juga dengan harga sahamnya nanti..
Untuk BJBR dan BDMN, ini saya beli krn sudah jatuh dalam dr highestnya, padahal kinerjanya jg relatif baik2 saja, dan deviden yield mrk jg lumayan besar..
BDMN kmrn dibeli MUFG bank di harga 9590, dan sekarang harganya sudah 2760, PBV sudah 0,6x.
Oya, deviden ini bs jadi pedang bermata dua. Biasanya ex date harga akan turun sebesar deviden yang diberikan. Jadi ya hrs kuat mental jg nanti kalo sahamnya dibanting stelah ex date, ya. Makanya saya ttp sisakan cash skitar 20%, utk nanti saya belanjakan kalo ada guyuran dalem lg, terutama stelah ex date..
Selain itu, dari pengalaman selama ini, juga di thn 2008, 2011, 2013, 2015, bottom ihsg selalu di bulan antara Agustus-Oktober, ngga pernah di Maret. Jadi kita ttp harus menyediakan cash utk jaga2..
Tapi yang jelas, saham bagus apapun yang kita beli di masa IHSG bearish sperti skrg, insyaa Allah akan memberikan hasil yang bagus 2-3 thn ke depan... Aamiin..
Warm regards,
V3
Note : ketika crash 2008, saya saya baru terjun di saham. Saya cm bs hold saham2 yg saya beli, dan tiap bulan average down sehabis gajian. Dpt ThR, utk average down. Dpt bonus akhir thn, average down lg..
Sempet beli asii di harga 19000 (dulu sebelum stock split 1:10), dan abis dibeli turun ke 6000-an.. dan ngga di-average down krn asii mahal bgt waktu itu. Jd cm bs beli bbri untr smgr.. tp alhamdulillah, stelah ihsg rebound, saham2 itu jg cepet lg baliknya ke harga beli kita. Intinya, di masa bear market sperti ini, selama yg kita hold itu saham bagus, tenang aja. Nanti jg balik lg harganya, malah ttp akan bikin all time high lg selama labanya jg trs naik...
Ternyata, begitu Januari 2020, ihsg closed lg di candle yang sangat bearish, 5937, di bawah lowest candle Desember 2019. Diperparah lg, di bulan Februari 2020, ihsg jebol ke bawah support kuatnya 2 thn ini, di 5500.. dan skrg ihsg sedang berada di posisi 5216.
Begitu ihsg jebol lowestnya di 5500, saya CL smua saham non bluechip yang saya pegang, dan saya jg jual smua saham saya yang sudah kasih cuan. jadi kmrn posisi cash saya sempat sekitar 45%.
Tapi begitu MACD monthly ihsg sudah masuk ke area di bawah Nol, saya mulai minat belanja saham lagi. Sekarang cash saya msh ada sekitar 20%.
IHSG sekarang ini (dari data HOTS), sudah berada di bwh MA 60 monthly (5634) dan MACD monthly-nya sudah di bawah Nol.
Dari data HOTS, posisi ihsg seperti sekarang ini, sejak thn 2004 hanya terjadi 3x yaitu thn 2008, 2015 dan 2020.
Artinya apa?
Artinya, kalo kita memang mau berinvestasi jangka panjang di saham bagus, apalagi utk mengharapkan pasif income dr deviden utk pensiun nanti, sekarang lah saat yang bagus utk mulai membeli saham bagus..
Saya sampai hrs men-screening saham yang saya akan hold dengan mencari tau, sudah berapa thn usia berdirinya. Minimal sudah bs survive menghadapi krismon 1998. Lebih bagus lagi apabila sudah bisa survive jg menghadapi krisis ekonomi di tahun 1965..
Dan yang wajib : harus rajin bagi deviden.
Orang banyak membandingkan harga saham sekarang dengan thn 2008, di mana ASII PER-nya bisa mencapai 4 di bottom. Menurut saya, kurang tepat membandingkan lowest ASII thn ini dengan thn 2008 hanya dr PER-nya saja. Kita juga hrs liat PBV-nya. Sekarang sudah banyak saham yang PBV-nya di bawah 1, termasuk saham2 konstruksi.
Selain itu juga, di thn 2008, seingat saya, BI rate bisa sampai 9%.
Sekarang BI 7 day rate hanya 5%..
Jadi utk menunggu bluechip seperti ASII atau BBRI di PER 4, menurut saya, sepertinya agak sulit.
Tapi sekarang kita banyak menemukan saham dengan deviden yield yang jauh di atas BI rate.
Dan ini kesempatan emas utk kita, bisa invest di saham-saham seperti ini..
Bahkan JPFA, di harga 1400, sepertinya deviden yieldnya bisa mencapai 5% di thn ini.
Jadi buat yang pegang saham sekarang ini dan floating lossnya besar, bisa melakukan switching saham seperti yang saya lakukan.
Cari yang industrinya relatif naik terus labanya di masa depan (misal : bank dan consumer. saham komoditas agak sulit utk hold long term krn harga komoditas yang fluktuatif).
Cari perusahaan yang rajin bagi deviden.
Cari perusahaan yang sudah survive dalam krisis2 ekonomi di Indonesia.
Kmrn di awal thn, saya niat utk memperbanyak trading mulai thn ini.
Tapi dengan longsornya ihsg skrg, saya jd berubah.
Saya melihat, menjadi long term investor jauh lbh menarik, krn sudah terbayang pasif income yang saya dpt dr deviden di tahun2 mendatang..
Ibaratnya, skrg saya tinggal menyusun pondasi portfolio di mana thn2 ke depan saya cukup tidur saja dan tggal terima deviden tiap thn..
Saya lebih tenang utk hold long term krn : perusahaan yang saya pegang sahamnya sudah bs survived dalam krisis2 ekonomi di Indonesia, perusahaan ini relatif stabil pertumbuhan labanya tiap tahun, dan dia selalu rajin bagi deviden.
Dr thn 2016 saya selalu khawatir kalo bursa akan crash, shingga saya agak takut utk investasi jangka panjang di saham. Tp bgtu skrg ihsg sudah di area MACD monthly di bawah Nol dan di bawah MA 60 monthly, ya saya harus ngumpulin sebanyak-banyaknya saham bagus yang saya bisa.. krn masa seperti ini ngga akan dtg kedua kali..
Sekarang saya pegang ASII, BJBR, BJTM, BBTN, BNGA, BDMN, JPFA, UNVR, PTBA, UNTR (PTBA dan UNTR porsinya hanya sedikit, krn saham komoditas, saya ngga berani hold banyak2) dan WIKA (baru sedikit banget).
Untuk bank, saya prefer ambil yang PBV di bawah 1 dan PER di bwh 6, sehingga devidennya terasa besar, margin of safety-nya juga relatif besar.
Untuk UNVR, saya melihat di data HOTS, sejak thn 2008, UNVR baru sekali ini berada di area MACD monthly di bawah Nol. Saya beli di harga 7250. UNVR highest di 11600, shgga harga beli saya sudah 37% di bawah highest UNVR. UNVR labanya turun di 2019 bukan krn kinerjanya yang jelek, tapi krn thn 2018 dia ada penjualan anak usaha. Jadi semoga labanya di thn 2020 mulai naik lg, bgtu juga dengan harga sahamnya nanti..
Untuk BJBR dan BDMN, ini saya beli krn sudah jatuh dalam dr highestnya, padahal kinerjanya jg relatif baik2 saja, dan deviden yield mrk jg lumayan besar..
BDMN kmrn dibeli MUFG bank di harga 9590, dan sekarang harganya sudah 2760, PBV sudah 0,6x.
Oya, deviden ini bs jadi pedang bermata dua. Biasanya ex date harga akan turun sebesar deviden yang diberikan. Jadi ya hrs kuat mental jg nanti kalo sahamnya dibanting stelah ex date, ya. Makanya saya ttp sisakan cash skitar 20%, utk nanti saya belanjakan kalo ada guyuran dalem lg, terutama stelah ex date..
Selain itu, dari pengalaman selama ini, juga di thn 2008, 2011, 2013, 2015, bottom ihsg selalu di bulan antara Agustus-Oktober, ngga pernah di Maret. Jadi kita ttp harus menyediakan cash utk jaga2..
Tapi yang jelas, saham bagus apapun yang kita beli di masa IHSG bearish sperti skrg, insyaa Allah akan memberikan hasil yang bagus 2-3 thn ke depan... Aamiin..
Warm regards,
V3
Note : ketika crash 2008, saya saya baru terjun di saham. Saya cm bs hold saham2 yg saya beli, dan tiap bulan average down sehabis gajian. Dpt ThR, utk average down. Dpt bonus akhir thn, average down lg..
Sempet beli asii di harga 19000 (dulu sebelum stock split 1:10), dan abis dibeli turun ke 6000-an.. dan ngga di-average down krn asii mahal bgt waktu itu. Jd cm bs beli bbri untr smgr.. tp alhamdulillah, stelah ihsg rebound, saham2 itu jg cepet lg baliknya ke harga beli kita. Intinya, di masa bear market sperti ini, selama yg kita hold itu saham bagus, tenang aja. Nanti jg balik lg harganya, malah ttp akan bikin all time high lg selama labanya jg trs naik...
mantap BU....kalau saya sih lihat asing beli baru berani sikat...trading jangka pendek dulu,mumpung keluar doji hijau dengan BIG volume.
BalasHapusHitung2 ngecover dulu loss dari CL sebelumnya.
Peluang IHSG ke ma200 bulan tetap terbuka...
Kalau di kasih ya berarti ada bigcaps yang yield dividennya sudah tembus 10%
Dan mungkin saja mungkin Itmg bisa ke 3xxx����♂️����♂️����♂️
Jangan terlalu pesimis dgn ekonomi indonesia lah.. 😊
HapusTeh, apa kabar.. seneng deh ada tulisan baru, terima kasih pencerahan nya.
BalasHapusAlhamdulillah baik, semoga kita smua bs survive dr covid dan jg krisis ekonominya ya.. aamiin... 🙏😊🙏
Hapussaat ada potensi krisis, paling cocok baca buku profit from the panic karangan buku adam khoo. ringkasan topiknya bisa baca disini : https://bukusaham.com/rangkuman-ringkasan-review-buku-profit-from-the-panic-adam-khoo/
BalasHapus