Tadi pagi saya baca-baca LK lagi, dan surprised banget begitu baca LK Q1/2018 SRIL..
Saya pikir, ini betul-betul saham bagus dan SANGAT MURAH yang saya temukan di thn 2018 ini..
Untuk penjelasan lebih jauh tentang apa itu SRIL, silakan langsung baca ke websitenya : www.sritex.co.id, atau baca dari Laporan Tahunan 2017-nya ya..
Saya di sini langsung menulis analisa LK-nya aja, krn saya ngga punya banyak waktu untuk menulis dgn detail di sini...
Dari laporan tahunan 2017, terlihat nilai penjualan, laba operasi, laba tahun berjalan, ekuitas dan asset SRIL selalu tumbuh, dari thn 2015 - 2017.
Jadi SRIL ini adalah perusahaan yang sedang tumbuh..
Dan dr LK Q1/2018-nya, saya melihat ternyata pertumbuhan kinerja SRIL di kuartal ini adalah yang tertinggi, sejak dia IPO di thn 2013... Dan ini merupakan sinyal yang baik untuk saya mulai berinvestasi di saham ini, apalagi pada saat harga sahamnya sedang murah seperti sekarang ini..
Sekarang kita lihat Neraca (Balanced Sheet SRIL)
Seperti biasa, pada saat saya menganalisa LK, saya hitung dulu modal kerjanya.
LK SRIL dalam satuan mata uang USD, ya.
Modal kerja = jumlah aset lancar - jumlah liabilitas jangka pendek = 437.714.359
bila dikonversikan ke kurs Rupiah dengan 1 USD = Rp 13,800 maka didapat modal kerja setara dengan Rp 6.040.458.154.000
utang jangka panjang = 601.392.579 ---> utang jangka panjang lebih besar daripada modal kerjanya, sehingga ini tidak begitu bagus. Tapi saya kesampingkan dulu tentang hal ini, krn saya mau melihat kinerja keuangan SRIL yang lainnya..
jumlah utang total = 806.108.667
jumlah saham beredar = 20.452.176.844 lembar
kita hitung modal kerja per lembar saham = modal kerja : jumlah saham beredar = 437.714.359 : 20.452.176.844 = $ 0,02140184 x Rp 13,800 = Rp 295,34 per lembar saham
Harga SRIL sekarang (Rp 338), sudah di atas Rp 295, jadi kalo kita lihat sekilas, ini sudah bukan area very big discount lg.. :) Tapi ok, kita go ahead aja ya.. :)
jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 484.196.806
Book Value = 484.196.806 : 20.452.176.844 = $ 0,023674 x Rp 13,800 = Rp 326,71
jumlah ekuitas total = 500.884.106
DER = jumlah utang total : jumlah ekuitas total = 1,61x ---> ini angka DER yang agak tinggi buat saya, tapi ok, saya terima aja, krn growthnya juga bagus sekali.. :)
jumlah asset = jumlah ekuitas total + jumlah utang total = 1.306.992.773
Sekarang kita masuk ke bagian Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Penjualan = 267.837.342 ---> growth = 49,57%
laba operasi = 57.731.402 ---> growth = 74%
laba periode berjalan = 38.102.907 ---> growth = 70,15%
laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 41.348.633 ---> growth = 84,64%
EPS = 41.348.633 : 20.452.176.844 = $ 0,002021722 x Rp 13,800 = Rp 27,89 ---> growth = 66,7%
ROE annualized = (4 x 41.348.633) : 484.196.806 = 34,16% ---> ROEnya sangat bagus
Terus sekarang kita menuju Laporan Arus Kas-nya
Saya hanya perhatikan 2 hal saja di sini, yaitu Arus Kas operasi dan Kas akhir periode.
kas netto yang diperoleh dari operasi = 25.310.457 ---> arus kas operasi positif, artinya ini sudah bagus, walaupun lebih kecil dibandingkan laba periode berjalannya.
Kas dan setara kas akhir periode = 81.475.077 ---> perusahaan memegang kas yang lebih besar daripada laba periode berjalannya, sehingga mampu untuk membayar deviden..
Sekarang kita menuju ke valuasi sahamnya..
@ 338, PER SRIL = 338 : (4 x 27,89) = 3,03x ---> ini PER yang sangat murah, apalagi dengan growth SRIL yang mencapai 66%...
@ 338, PBV SRIL = 338 : 326,71 = 1,04x
PER x PBV = 3,03 x 1,04 = 3,13 ---> PER x PBV pun masih di bawah 5.. Jadi memang SRIL dgn harga 338 dan kinerja secantik ini, SANGAT SANGAT MURAH!!!
Sekarang kita lihat TA-nya.
SRIL sudah berada di atas MA 60 monthly dan MA 20 monthly-nya. Jadi secara TA, bukan area yang sangat murah lg. Tapi karena saya lebih berat ke PERxPBV SRIL yang di bawah 5, maka hal ini tidak menjadi masalah buat saya.
MACD monthly SRIL sudah golden cross tapi masih di atas 0. Jadi SRIL masih bullish, tapi ada kecenderungan harga sahamnya masih bisa turun, dlm jangka waktu panjang.
kalo secara weekly, SRIL berada di bawah MA 60 weekly dan juga MA 20 weekly. Jadi melihat dr chart weekly, SRIL sudah berada di area yang murah.
MACD weekly SRIL berada di bawah 0, tapi sudah golden cross, yang menunjukkan SRIL akan berubah dari cenderung turun menjadi cenderung naik.. Kita tunggu aja kapan MACD weekly SRIL bisa naik ke atas 0, krn itu menunjukkan dia sdh masuk area bullish dalam jangka waktu menengah.
Kalo liat dr TA, antara monthly dan weekly SRIL memberikan hasil yang berbeda.
Tapi krn fokus saya, sekali lagi, lebih kepada PERxPBV-nya, jadi saya tetap memilih untuk membeli SRIL di harga sekarang sbg saham investasi saya di 2018 ini.
Selain SRIL, saya masih punya INDY dan juga INDS yang sdh saya beli dari april 2017 lalu.. :)
ok, ini cuma sekedar sharing dr saya tentang saham yang bagus dibeli untuk investasi di thn ini.
Dan saya ngga bs sering2 beli saham, krn saya punya kriteria2 yang harus saya penuhi dalam stock picking.
Dan SRIL ini menurut saya termasuk saham yang bagus banget untuk dibeli sbg investasi di thn 2018 ini... :)
Kalo rugi, tanggung sendiri ya.. :)
Tapi yang jelas, saya akan jual SRIL ini segera begitu labanya turun di LK terbaru... :)
ok, selamat berinvestasi.. semoga investasi kita semua akan memberikan hasil yang bagus di masa depan nanti.. :) Aamiin..
Regards,
V3
update 8 juni 2018 :
saya nemu saham bagus lagi : BYAN , MBAP dan MYOH. Tapi mereka sudah pada bagi deviden, dan itu dlm jumlah yang lumayan besar. Jadi untuk hitungan detilnya, kita tunggu LK Q2-nya aja.
Untuk BYAN, krn kmrn saya beli sebelum bagi deviden, jadi buat saya BYAN di harga Rp 11400 sudah menarik, berdasarkan patokan Lk Q1/2018, walaupun PER x PBV-nya di atas 22,5.
Mengapa? Krn ROE BYAN = 87% dan EPS growth = 80%. ROE dan EPS growthnya sdh di atas 22,5 , jadi menurut saya, BYAN di harga Rp 11400 sblm bagi deviden, sudah menarik.
Harga sekarang : BYAN 10750 (sdh bagi deviden) ; MBAP 3680 (sdh bagi deviden) dan MYOH 835 (sdh bagi deviden).
oya, SRIL di 338 kmrn waktu saya beli juga sdh bagi deviden, tapi jumlahnya tidak begitu besar, sehingga tidak signifikan berpengaruh ke nilai ekuitasnya, dan saya tetap yakin beli tanpa nunggu LK Q2/2018 SRIL keluar...
Sekarang sepertinya saya mau off lagi. Gara2 kemarin tertarik beli SRIL, BYAN dan MBAP, akhirnya saya mengorek tabungan usd saya, saya belikan saham. Sesuatu yang ngga saya rencanakan sebelumnya, krn td niatnya hanya utk baca-baca LK dan ngga beli saham dulu, sampai agustus. Tapi karena semua saham yang saya beli menggunakan USD dlm laporan keuangannya, jd saya merasa lbh aman aja.. Ya, itung2 berubah wujud, dr tabungan usd jadi ke saham dgn Laporan keuangan dlm usd.. :)
update per tanggal 2 Agustus 2018 : LK Q2/2018 SRIL sudah keluar, dan hasilnya agak mengecewakan untuk saya, krn kinerjanya jadi melambat..
Tapi secara valuasi, SRIL ini msh murah..
Cuma krn pertimbangan kinerjanya yang melambat, saya putuskan out dulu dr SRIL. uangnya saya belikan saham lain yang menurut saya lebih menarik.. :)
Oya, dr LK Q1/2018 yang kemarin saya analisa, saya putuskan beli SRIL, BYAN, MBAP, MAIN, dan BNGA .
MBAP saya jual, dengan posisi loss 7% (karena kinerjanya di Q2 juga menjadi sangat melambat).
BYAN masih hold, dan memberikan floating profit 81% dalam waktu 2 bulan
MAIN msh hold, dan memberikan floating profit 45% dalam waktu 3 minggu (LK Q2-nya jauh lebih cantik drpd Q1-nya)
BNGA msh hold (LK Q2 belum keluar, tapi mudah2an bagus, krn ini saham bank besar dengan PBV yang msh di bwh 1)
SRIL saya jual dengan cuan tipis, dan saya pakai utk menambah BNGA lg (krn PBV-nya msh di bwh 1).
Dari LK Q2, belum ada lagi saham bagus dan murah yang baru yang saya temukan.. Karena LK Q2 juga masih banyak yang belum keluar, ya.. :((
Bu nanya
BalasHapusPER x PBV = 3,03 x 1,04 = 3,13 ---> PER x PBV pun masih di bawah 5.. Jadi memang SRIL dgn harga 338 dan kinerja secantik ini, SANGAT SANGAT MURAH!!
kenapa PER x PBV dibawah 5 bukan 22,5
Ya kalo sahamnya selalu growth, dgn 22,5 itu udah bagus menurut graham, apalagi kalo di bwh 5 kan...?
HapusSaya seneng beli saham dgn per x pbv di bwh 5, krn itu lbh meyakinkan saya kalo saham ini bener sudah murah... :)
Ia ya bu yang jelas ngak boleh diatas 22,5 ya
HapusSebetulnya bukan ngga boleh mba, tapi kalo saya males aja beli barang mahal, sedangkan masih ada yg lain dengan harga lbh murah.. :)
HapusMaaf bu..mnrt sy sril ada kekurangan di pendapatannya..klo ga salah jk dikurangi dg pendapatan lain2nya..hasilnya laba sril lbh kecil sdkt dr q1 2017...perush bgs kan jk laba dihasilkan dr operationalnya..
BalasHapusPendapatan lain2 maksudnya goodwillnya, pak?
HapusKalo saya lihat, dengan mengurangi goodwill, maka laba operasi SRIL = 57,731 - 21,106= 36,625. Tetap laba operasinya lebih besar drpd laba thn lalu yang cuma 33,177.
Untuk lebih tenangnya, memang sebaiknya dipantau terus LKnya tiap kuartal.. Jadi begitu labanya turun, ya out dulu aja..
Tapi yg jelas, di harga 338, SRIL ini menarik banget utk dibeli, menurut pendapat saya. Kalo kita beda pendapat, it's ok pak, ini hal biasa kok dlm investasi saham.. :)
Thanks BU Fitri atas analisa nya
BalasHapusmenarik buat saya mengenai rule of thumb nya PER * PBV <= 5 memudahkan kita untuk filter saham2 yang murah.
btw saya perhatikan ROE SRIL selalu tinggi di Q1 ttp melandai di Q berikutnya..
saya juga close monitor saham ini n menunggu Buy and akumulasi di harga 320-250
Thanks
Mnto
Oo bapak malah sdh perhatikan sril dgn lbh detil drpd saya sepertinya ya, pak..? Thanks utk masukannya ttg history roe sril.. Ini masukan berharga buat saya ke depannya nanti.. 😊
HapusPer x pbv di bwh 5, tp hrs digabung dgn kondisi labanya sedang tumbuh ya, pak, bukan lg turun... Kalo labanya lg turun, syarat ini jd ga berlaku lg, krn kita ngga tau sampai berapa lama labanya akan turun trs...... Dan selama labanya msh turun, saham tsb agak berat utk bs konsisten naik harganya...
Salam kenal bu Fitry. Saya banyak belajar dari analisa ibu selama ini. Makasih bu.
BalasHapusSaya ada pertanyaan tng SRIL, kas nya turun cukup besar dari 127.232 (31 des 2017) menjadi 81.475 (31 mar 2018). BAgaimana mnrt ibu? Terima kasih
untuk posisi kas, biasanya saya ngga terlalu perhatikan dalam membeli saham ya, pak, kecuali kalo sudah LK Q4 dan saya mengejar devidennya..
Hapuskarena kalo cuma ada sedikit kas yang dipegang emiten di LK Q4, bisa jadi emiten tsb nanti tidak akan membagi deviden dulu..
jadi kas itu ngga begitu saya perhatikan.
untuk buy or sell, saya lebih suka melihat ke pertumbuhan laba perusahaan, pak. bila labanya turun atau melambat sekali, baru saya putuskan utk jual. kalo labanya tinggi (tp dr hasil operasinya), maka bisa saya putuskan utk beli, bila harganya belum mahal...