Bulan April 2017 ini, saya genap 9 thn terjun ke pasar modal sebagai investor saham ritel..
Dari awalnya sbg daily trader (alias kalo tiap hari ngga trading rasanya ngga enak bgt), terus jadi trader mingguan (swing trading), kemudian pake FA dengan berbagai macam metode, akhirnya saya mulai menemukan sendiri metode analisa saham yang saat ini saya pikir lumayan cukup baik untuk diterapkan dalam berinvestasi di bursa saham.
Yang jelas, setiap metode pasti selalu ada kelebihan dan kelemahannya, ya.. Dan saya sendiri percaya, tdk ada metode investasi saham yang TERBAIK, yang selalu mendatangkan cuan bagi pemakainya.
Setiap metode yang kita aplikasikan, tetap saja ada peluang untuk salah, alias abis kita beli, sahamnya bukannya naik, malah bs turun sampai bertahun-tahun harganya...
Dan itu salah satu resiko yang harus kita hadapi bila kita memutuskan untuk berinvestasi saham...
Saya mau share cara yang sekarang saya gunakan dalam menganalisa saham untuk investasi. Syukur-syukur ilmu ini nantinya bs bermanfaat bagi banyak orang, sehingga bs menjadi amal soleh buat saya di akhirat nanti.. :) aamiin...
Ini saya langsung terapkan ke LK Q4/2016 JPFA aja ya...
Kemarin saya beli saham MAIN, krn harganya menurut saya sdh murah (PBV < 2), tapi begitu saya liat LK Q4/2016 JPFA, kok saya jadi lebih yakin pegang JPFA aja.. Terutama krn dia selalu mencetak laba positif dlm 5 thn trakhir (MAIN merugi di thn 2014 dan 2015) . Selain itu, ROE JPFA juga jauh di atas MAIN, dengan DER yang sama-sama > 1.
Sebelumnya, bagi para pemula, mungkin belum tau ya, Laporan keuangan perusahaan terbagi dalam 3 bagian utama : NERACA (BALANCE SHEET), RUGI LABA (INCOME STATEMENT), dan ARUS KAS (CASH FLOW.
Biasanya, saya selalu memulai dari membaca laporan neraca dulu, kemudian masuk ke laporan rugi laba, dan terakhir baru ke laporan arus kas.
LK Q4/2016 JPFA (data dalam Juta Rupiah)
Data-data yang kita lihat dr NERACA :
a. Jumlah aset lancar ( Current asset = CA) = 11.061.008
b. Jumlah liabilitas jangka pendek (current liabilities = CL) = 5.193.549
c. Modal kerja = CA - CL = 5.867.459
Hati2 dengan perusahaan yang modal kerjanya negatif, krn bisa jadi dia akan minjam utang atau jual aset untuk menutupi liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo.
Graham menuliskan di bukunya Intelligent investor, perusahaan yang kuat keuangannya, CA = di atas 2 x CL
CA : CL JPFA = 11.061.008 : 5.193.549 = 2,13 ---> posisi keuangan JPFA termasuk kuat
d. utang jangka panjang (jumlah liabilitas jangka panjang) = 4.684.513
Utang jangka panjang JPFA < modal kerjanya. Ini juga menunjukkan kondisi keuangan JPFA skrg cukup kuat.
e. nah, sekarang kita mau hitung berapa modal kerja bersih per lembar saham JPFA...
modal kerja bersih/lembar saham = (CA - total utang) : jumlah saham beredar
CA = 11.061.008
total utang = jumlah liabilitas = 9.878.062
total utang JPFA lebih kecil drpd CA-nya, dan ini menunjukkan sekali lagi, kalo posisi keuangan JPFA ini kuat, alias jauh dr resiko bangkrut...
total utang mengalami penurunan 10,6% dalam setahun.
cara menghitungnya, (total utang desember 2016 - total hutang desember 2015) : total hutang desember 2015.
jumlah saham beredar = 8.498.932.910 + 2.911.590.000 = 11.410.522.910 lembar saham (ini dilihat di bagian ekuitas ---> modal ditempatkan dan disetor)
sehingga modal kerja bersih/lembar saham JPFA = [(11.061.008 - 9.878.062) x 1.000.000] : 11.410.522.910 = Rp 103,67, dengan kata lain ----> JPFA dianggap sangat murah apabila harganya sdh di bawah modal kerja bersih per lembar sahamnya, alias di bwh Rp 103,67....
atau, bila kita mau cara yang lebih mudah, kita tinggal bandingkan modal kerja JPFA dengan market cap-nya sekarang ini (market cap = harga saham sekarang x jumlah lembar saham yang ditempatkan dan disetor).
bila modal kerja masih lebih besar daripada market cap, maka saham termasuk sudah undervalued, alias sudah murah.
f. sekarang kita akan menghitung nilai buku alias BOOK VALUE JPFA..
kita liat lagi data ekuitas di neraca.
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 8.843.494.
Pertumbuhan ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk JPFA dlm setahun = ( 8.843.494 - 5.611.905 ) : 5.611.905 = 57,58%.
Pertumbuhan ekuitasnya cukup tinggi, karena ada revaluasi aset dan penambahan modal disetor, selain dr pertumbuhan di saldo labanya.
Book Value JPFA = jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk : jumlah saham beredar = (8.843.494 x 1.000.000) : 11.410.522.910 = Rp 775,03
g. Jumlah liabilitas dan ekuitas ( total asset ) JPFA = 19.251.026.
Aset JPFA tumbuh 12,18% dalam setahun ini.
Cara menghitungnya = ( 19.251.026 - 17.159.466 ) : 17.159.466 = 0,1218 = 12,18%
h. jumlah ekuitas = 9.372.964
jumlah liabilitas = 9.878.062
Debt to Equity Ratio (DER) JPFA = jumlah liabilitas : jumlah ekuitas = 1,05
Nah, dengan selesai menghitung DER, maka selanjutnya kita akan menganalisa LAPORAN RUGI LABA JPFA (INCOME STATEMENT).
Data-data yang kita lihat di laporan rugi laba :
a. Penjualan = 27.063.310
Pertumbuhan penjualan = (27.063.310 - 25.022.913) : 25.022.913 = 8,15%
b. Laba usaha = 2.920.911
Pertumbuhan laba usaha = (2.920.911 - 1.727.913) : 1.727.913 = 68,79%
c. Laba tahun berjalan = 2.171.068
Pertumbuhan laba tahun berjalan = (2.171.068 - 524.084) : 524.084 = 314,05%
kenapa pertumbuhan laba tahun berjalan jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan laba usaha?
bila kita memperhatikan lagi laporan laba ruginya, ternyata thn lalu JPFA mengalami kerugian kurs mata uang asing sebesar 479.028...
akibatnya, laba thn berjalan di 2016 ini mengalami kenaikan yang sangat tinggi...
d. laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk = 2.064.650
Pertumbuhannya = (2.064.650 - 468.230) : 468.230 = 340,95%
e. laba tahun berjalan per saham (EPS = earning per share) = Rp 189
Pertumbuhan EPS = (189 - 44) : 44 = 329,55%
f. ROE = laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk : Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
= 2.064.650 : 8.843.494 = 23,35%
Untuk menghitung ROE, yang saya pakai adalah ROE annualized atau ROE yang disetahunkan.
Maksudnya, bila yang kita hitung adalah ROE pada LK Q1, maka laba thn berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus dikalikan 4, baru dibagi dengan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Bila yang dihitung adalah ROE pd LK Q2, maka laba thn berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus dikalikan 2, baru dibagi dengan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Terakhir, bila yang dihitung adalah ROE pd LK Q3, maka laba thn berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk harus dikalikan 4/3, baru dibagi dengan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Untuk LK Q4, labanya tidak perlu dikalikan lagi, karena sdh laba full year di tahun itu.
Kemudian, sekarang kita melihat pada data yang ada di LAPORAN ARUS KAS.
Data yang saya lihat pada laporan arus kas, hanya 2, yaitu :
a. Arus kas operasi = 2.753.605
Arus kas operasinya lebih besar daripada laba tahun berjalan. Ini menunjukkan pengelolaan keuangan JPFA pada aktivitas operasinya berjalan dengan baik, sehingga kegiatan operasi menghasilkan arus kas yang positif, bahkan lebih besar daripada laba tahun berjalannya.
Dan arus kas JPFA terlihat semakin sehat, karena arus kas operasi ini nilainya adalah yang terbesar dibandingkan dengan arus kas investasi dan arus kas pendanaan.
b. Kas pd akhir tahun = 2.701.265
Kalo untuk LK Q4, saya suka melihat nilai kas pada akhir thn untuk melihat apakah kira2 perusahaan akan sanggup membagi deviden atau tidak.
Bila kas akhir tahun nilainya sangat kecil, apalagi bila dibandingkan dengan laba thn berjalannya, biasanya itu sinyal bahwa perusahaan tdk akan membagi deviden.
Untuk LK periode lainnya, saya suka melihat kas ini untuk melihat, apakah sahamnya sdh murah banget atau ngga..
Karena pada saham yang sedang dibanting banget, kadang-kadang nilai kasnya bisa jauh lebih tinggi drpd market capnya.
Misalnya pada Q3 -2016 SMDR, kasnya = 73.591.979 yang bila kita ubah ke rupiah pd kurs Rp 13.200 = sekitar Rp 971 milyar.
Tapi market cap SMDR pada harga Rp 5350 = Rp 5350 x jumlah saham beredarnya = Rp 5350 x 163.756.000 lembar = Rp 876,09 milyar..
sehingga waktu SMDR harganya Rp 5350, saya berpendapat bahwa SMDR ini termasuk murah.. selain itu juga karena dengan memperhitungkan nilai PBV dan PER-nya juga...
Nah, dengan selesainya melihat laporan arus kas, maka selesailah saya menganalisa suatu saham.
Dengan data-data yang saya dapat di atas, saya bisa melihat bagaimana posisi keuangan emiten tsb, apakah kuat atau tidak, bagaimana pertumbuhannya, tumbuh atau tidak, dan juga melihat tingkat ROE-nya dan arus kasnya...
Sekarang, langkah terakhir adalah menilai valuasinya.
Saya hanya menggunakan valuasi yang sangat simpel.
1. Hitung dulu berapa nilai PBV-nya, alias price to book value, alias harga sekarang dibandingkan dengan nilai bukunya.
PBV JPFA = Rp 1660 : Rp 775,03 = 2,14x
2. Hitung berapa nilai PER-nya, alias price to earning ratio, alias harga sekarang dibandingkan dengan laba per sahamnya
PER JPFA = Rp 1660 : Rp 189 = 8,78x
3. Kalo dulu saya menggunakan yield untuk membandingkan, sekarang saya lebih suka dengan mengalikan antara PER dengan PBV-nya. Graham menulis di bukunya, Intelligent Investor, bahwa saham yang fundamentalnya bagus, rajin bagi deviden, berharga cukup murah apabila perkalian PER dan PBV masih di bawah 22,5x.
PER x PBV JPFA = 2,14 x 8,78 = 18,79x ---> masih di bawah 22,5x, jadi masih termasuk murah
Nah, terakhir, saya liat berapa MA 200 daily dan MA 60 monthly JPFA, sebagai risiko harga akan turun, bila saya membeli JPFA di harga Rp 1660.
MA 200 daily = Rp 1616,47
MA 60 monthly = Rp 1153
dengan melihat data MA, saya lebih baik menunggu JPFA berada di bwh Rp 1616, bila saya akan membelinya, krn posisi sekarang sdh ngga jauh dr MA 200 daily.
tapi.. bila saya masih menunggu diskon yang lebih besar untuk beli, ya saya akan beli bila JPFA berada di harga sekitar Rp 1200.. tapi dengan melihat data FA JPFA skarang, harga 1200 ini mungkin akan sulit dicapai kecuali bila ada penurunan dalam tiba-tiba pd ihsg atau ada sentimen negatif tiba-tiba, baik pada sektornya, atau pada emiten JPFA itu sendiri.. dan ketika itu terjadi, itulah saat terbaik untuk membeli saham ini dan simpan untuk jangka panjang...
Ok, saya sdh tuliskan tentang cara saya menganalisa saham sekarang ini.
Metode yang saya pakai skrg adalah gabungan dr berbagai cara yang saya gunakan di masa lalu, dan juga dari buku2 investasi terakhir yang saya pelajari..
Mungkin saja, metode ini akan berubah lagi di masa depan, krn saya juga orangnya dinamis, dan ngga takut untuk mencoba sesuatu yang baru.
Yang jelas, dr setiap perubahan metode yang saya lakukan, saya selalu ingin mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara yang relatif lebih mudah, atau lebih menenangkan saya dalam berinvestasi saham.
Mudah-mudahan, sedikit ilmu yang saya sharing bs memperkaya investor saham dalam menganalisa suatu saham.
Ngga butuh kejeniusan tingkat tinggi untuk bs menjadi investor saham. Hanya butuh sedikit ilmu matematika, dan kesabaran untuk ngga buru-buru beli atau jual saham... :)
Kita sama2 belajar ya, supaya bs menjadi investor saham yang lebih baik lagi di masa depan.. :) Aamiin..
oya, satu lagi, saya akan langsung jual saham yang saya punya, apabila perusahaannya tiba-tiba merugi. saya ngga akan mau megang saham yang sedang merugi, krn itu mempertinggi resiko saya dalam berinvestasi saham. kalo labanya turun aja, saya kadang suka ngga mau tetap hold, tapi sebaiknya jual dulu, buyback lagi nanti di harga yang lebih murah...
jadi waktu ada yang kirim email ke saya, nanya bgmn ttg sahamnya yang turun sdh di atas 30%, dan bgtu saya cek FA-nya ternyata labanya minus, ya saya bilang aja, kalo saya pribadi akan lgsg jual saham yang sedang merugi, ngga peduli kerugian saya sdh brp besar saat itu. lebih baik uang yang tersisa, saya belikan saham lain yang FA-nya lebih bagus...
oya, satu lagi, saya akan langsung jual saham yang saya punya, apabila perusahaannya tiba-tiba merugi. saya ngga akan mau megang saham yang sedang merugi, krn itu mempertinggi resiko saya dalam berinvestasi saham. kalo labanya turun aja, saya kadang suka ngga mau tetap hold, tapi sebaiknya jual dulu, buyback lagi nanti di harga yang lebih murah...
jadi waktu ada yang kirim email ke saya, nanya bgmn ttg sahamnya yang turun sdh di atas 30%, dan bgtu saya cek FA-nya ternyata labanya minus, ya saya bilang aja, kalo saya pribadi akan lgsg jual saham yang sedang merugi, ngga peduli kerugian saya sdh brp besar saat itu. lebih baik uang yang tersisa, saya belikan saham lain yang FA-nya lebih bagus...
Regards,
V3
update 28 april 2017 : Q1/2017 JPFA sudah keluar, dan labanya turun lumayan ya.. Buat yang sdh punya, mungkin lebih baik jual dulu utk nanti buyback lg di harga bawah (siapa tau nanti dikasih di sekitar 1200), buat yang belum punya, sabarrr kalo mau beli.. mending nanti aja kalo mau beli2, sekitar bulan agustus-oktober :))) Disclaimer yahh..
komprehensif sekali, terima kasih ulasannya. membuka wacana analisis baru bagi saya.
BalasHapusterima kasih pak, utk apresiasinya.. :) semoga bermanfaat :)
Hapusmantap bu Fitry, setelah sekian lama tidak posting, sekali posting langsung komprehensif. saya banyak belajar dari blog ini, terima kasih atas ilmu dan sharing nya selama ini
BalasHapussama2 mang amsi.. :) semoga semakin sukses dalam investasi sahamnya ya, mang.. :) aamiin..
HapusThx bu Fitry, superb article! Back with enhancements ya, makin sukses bu.
BalasHapusWahh rupanya pak asep juga pembaca setia bu fitry ya haha
hihi, pak ali, kita smua sama2 belajar di sini ya.. :) semoga semakin sukses terus ke depannya.. aamiin..:)
HapusBu V3 selamat malam,
BalasHapusMaaf kl tidak keberatan apa bu V3 bisa share annual return dr semenjak jd investor saham selama 9 tahun ini. Mungkin kl tidak ada datanya boleh perkiraan aja.. maaf bukan apa2 hanya sebagai pembanding dengan performa saya.. maklum sy nubi baru 2 tahun belajar invest saham
Mohon bisa dibantu kl tidak keberatan
Terimakasih banyak sebelumnya
:-)
saya ada arsip sejak thn 2011, krn sejak 2008-2010, dana saya di saham bercampur dengan dana ibu saya, adik saya dan juga mertua saya.. :)) sejak 2011, asli mengelola dana sendiri.
Hapusdata yang ada di catatan saya :
2012 --> porto saya tumbuh 147,2%
2013 --> porto saya tumbuh 35,99%
2014 --> porto saya tumbuh 41,73%
2015 --> porto saya minus 8,47%
2016 --> nyaris tidak ada saham sepanjang tahun (off)
2017 --> porto saham saya tumbuh 56,22% dr awal Januari hingga 19 September ini
ini mgkin ngga ada apa2nya dibanding investor/trader saham hebat lainnya, tapi saya happy melakukan investasi saham, krn bs mengelola sendiri dana yang saya punya, ngga harus memasukkan ke reksadana atau unit link :)
sama2 pak, semoga sukses yahh dengan investasi sahamnya :)
Saya terkesan dg tulisan bu v3,, jd pengin belajar tentang investasi.. Tetap semangat bu,, moga mmberi pencerahan selalu pd yg awam kyk saya
BalasHapusayo semangat mas, bisa kok, belajar investasi saham ngga susah.. seperti menyetir mobil, awalnya susah, lama2 jadi terbiasa, dan menemukan sendiri, cara menyetir yang paling cocok dengan kita itu, yang seperti apa.. :) saya pakai cuma itungan PER, PBV dan skrg saya tambah dengan modal kerja per saham saja, dan saya pikir itu sudah cukup untuk berinvestasi di saham BEI. Fokus pd saham-saham yang lagi dibanting aja, biar bs dpt harga beli yang bagus :)
HapusBu Fitry terimakasih atas pembelajarannya yang diberikan, sungguh menambah wawasan bagi saya, karena sejauh ini saya hanya berinvestasi pada platform peer-to-peer lending saja, yang returnnya sekitar di angka 15% saja.
BalasHapusDan pada 2018 nanti saya ada komitmen untuk mencoba berinvestasi di saham (entah itu langsung ataupun melalui platform reksadana bareksa).
saya ada 2 pertanyaan yang boleh tolong diinfokan bu, kira2 kalau mengenai data2 di atas, biasanya kalau mau download lewat Neraca, Laba Rugi, Cashflow, website apa ya?
dan juga kalau mau beli/jual saham online itu pakai website atau platform apa?
Terima kasih ibu Fitry
Sedikit membantu jawab:
Hapus1. Laporan Keuangan masing2 emiten bisa di download di website IDX, yaitu idx.co.id, pilih menu Perusahaan Tercatat, dan klik Laporan Keuangan & Tahunan. Masukkan kode emiten yang diinginkan, pilih periodenya. File laporan keuangannya biasa berbentuk PDF dengan ukuran file yang paling besar.
2. Sekarang sudah banyak sekuritas ternama yang menawarkan platform online trading, kok. Masing2 punya plus minus, jadi sesuaikan dengan pribadi masing2 saja :)
Semoga membantu
Thanks a lot bu sharingnya, ijin copy ya buat ngitung2 sendiri :)
BalasHapus