Ini judul postingnya mungkin agak lebay. tapi mmg topik ini terus tersimpan di kepala saya, bahwa saya harus mempersiapkan diri untuk the next crash di bursa saham, yang banyak orang bilang akan terjadi sekitar 2018..
Terus deket lebaran, ada THR, ada sedikit bonus dr kantor suami saya, sehingga saya ada cash lg buat belanja. Tapi waktu saya mau belanja, saya liat kok saham2 yang saya incar utk beli, rata-rata MACD weekly, daily, monthly pada menukik turun semua. Serem banget, kok kaya bakal bearish panjang gt yah saya ngeliatnya...
Akhirnya saya ngga beli, malah lgsg jualan bbrp saham yang sdh cuan, apalagi yg labanya sedang turun.
Ini nanti kalo LK Q2-2015 ngga ada perbaikan kinerja emiten, mungkin saya akan jadi swing trader aja dulu. Ngga semangat rasanya invest kalo kinerja emiten lg pd jelek. Lbh baik saya trading dulu sampai kinerja membaik..
Saya jg bilang sama teman2 saya, bisa jadi sampai 2018, saya akan lbh banyak swing trading.
Kenapa?
Karena kan ada siklus 10 tahunan yang sdh terkenal di bursa saham. Kemarin bursa crash thn 98, trs 2008, next 2018..??
Ngga tau jg apa bakal crash atau ngga..
Tapi saya sih lebih memilih hati2 dan jaga2.. jangan sampai uang yg sdh dikumpulkan skian tahun, hilang semua kena badai bursa.. :(
saya sdh pernah jd korban 2008, jadi saya ngga mau ngalamin lagi...
Siap2 menjelang 2018, sdh saya mulai dr sekarang, dan jg dr kemarin2 sepertinya (cuma skrg akan lbh disiplin dgn TA dibanding kmrn2).. :)
Apa yang saya persiapkan untuk mempersiapkan diri menghadapi the next crash in stock market?
1. Hanya beli saham yang labanya naik, lbh bagus lagi kalo salesnya jg naik
2. Langsung jual saham yang labanya turun, ngga peduli harus CL berapa persen.
3. Harus disiplin juga dgn chart (saya lbh suka pakai chart weekly sbg patokan) utk melihat time to buy. Jangan sampai beli saham yang sdh naik berminggu-minggu. Jangan beli saham yang chart weeklynya msh menukik turun (kecuali bila untuk trading cepat).
4. Begitu ada saham yang naik cepat (naik di atas 100%) dalam waktu hanya beberapa bulan atau beberapa minggu, saya akan jual stengah. Anggap aja kita tarik modalnya, dan biarkan profitnya aja yang bekerja...
Mudah-mudahan dengan cara seperti itu, saya bisa selamat dari the next crash di bursa saham...
Analisa FA tetap harus saya lakukan. Karena dengan analisa FA kita bisa tau, mana saham yang bagus kinerjanya, mana saham yang ngga bagus. Mana saham yang masih murah, mana saham yang sdh mahal.
Kalo dengan analisa TA, kita dapat menentukan waktu yang baik untuk beli (kalo untuk jual, saya lebih condong ke FA soalnya daripada TA, kecuali bila saya niatnya memang untuk trading).
Mungkin bagi pemula, tulisan saya ini msh agak berat ya.. krn investor pemula biasanya kan masih lebih concern pada analisa FA-nya aja. Tapi saya jg analisa TA-nya hanya dengan metode simpel kok : MA, MACD dan candlestick. Udah, itu aja.. :) Tapi bisa sedikit TA untuk dikombinasikan dengan FA, saya pikir akan memberikan hasil investasi yang lebih baik.. :)
Sekarang saya lagi nunggu LK Q2-2015 saham2 yg saya punya. Juga nunggu rilis pertumbuhan ekonomi Q2-2015 Indonesia dr BPS. Kalo Q2 lebih jelek drpd Q1, bisa jadi ihsg akan turun lg. Tapi kalo membaik, mdh2an koreksinya sdh slesei di bulan juli ini, shingga ihsg sampai akhir thn akan bergerak naik.. Kalo di chart saya, MACD daily-weekly-monthly ihsg masih menukik turun semua saat ini. Ihsg monthly malah sudah dead cross. Support terdekat ada di MA 200 weekly (4577) dan MA 60 monthly (4375). Kita liat aja sama2 nanti ihsg-nya akan bagaimana.. :)
Oya, sebagai penutup, saya ingin berbagi ilmu lg. Dari pengalaman saya, biasanya kalo ada saham atau ihsg sdh naik ngga karuan (naik terus-terusan berminggu-minggu atau berbulan-bulan), itu tandanya kita harus berhati-hati banget akan ada penurunan yang dalam stelah kenaikan itu. Inget ya, "sesuatu yang naiknya fantastis, turunnya juga akan dramatis". Jadi sebagai early warning mau dtg crash besar di bursa, biasanya IHSG akan naik fantastis dulu sebelumnya (bisa 1 thn sebelumnya)..
Kalo ihsg naiknya cuma maju mundur kaya mobil mogok, brarti crashnya masih jauh.. hehe.. Dan make sure pd saat ihsg nanti digoreng habis-habisan kita ngga terlena utk terus belanja sehingga lupa jualan.. Nanti akhirnya kita bakal tertinggal di tiang gantungan bgtu bursa buka lgsg gap down dalem dan cuma bs nangis doang ngeliat saham kita turun terus...
Ok, selamat berinvestasi.. mudah-mudahan investasi saham kita bisa berkembang dengan baik di masa depan.. :) aamiin..
Regards,
V3
Ngak ada hubungannya Mbak.. wong dicocok-cocok kan aja. Ilmu cok kali cocok, yang penting cocok
BalasHapusMasak seorang value investing pake ilmu gini, ngak rasional
Ngga papa kalo anda bilang ini ngga aa hubungannya. Tapi saya termasuk yg percaya bahwa ada siklus 10 tahunan koreksi yang berulang di bursa saham. Dan krn saya pernah jd korban 2008, saya berusaha biar ngga jd korban lg di the next crash. Kalo nanti tnyt ga ada crash ya gpp. Lbh baik saya menyelamatkan uang saya lbh dulu.. ☺
HapusOya, kalo anda bilang saya sbg value investor menjadi ngga rasional klo percaya hal kaya gini, sepertinya anda yang salah ya. Krn value investor itu pasti menunggu crash bursa utk bs beli saham semurah-murahnya. Skrg saham bagus dgn PER <5 dan PBV <1 hampir ngga ada. Tp kalo ada crash seperti thn 1998 dan 2008, saham2 kaya bgini akan bertebaran di mana2. Dan saya cm berharap saya punya cash yang cukup banyak ketika saat itu tiba.. ☺
HapusAdalah suatu keanehan kalau saya dan kita semua mengharapkan crash terjadi, lalu saya dan kita semua memborong saham bagus dengan harga murah.
BalasHapusPadahal nunggu tuh saham naik bakalan lama. Bisa ampe 2-5 tahun ngasih cuan 100% lebih.
Itu kalau kondisi bagus dan regional mendukung. Kalau tidak???
Kayak Yunani, ampe puluhan tahun baru balik sebelum crash.
Padahal dengan kondisi sekarang, yang baru GDB turun ke 4,7% aja, stock udah merespon turun hampir 50%. Seperti BBNI, BBRI, PTBA dan Blue Chip lainnya.
Padahal itu Blue Chip masih menghasilkan laba, bukan rugi.
Dan kalau labanya udah gede lagi, maka otomatis PER dan PBV nya akan rendah dengan sendirinya, makin untung makin rendah lagi PER dan PBV nya
Dan saya sudah sangat sering jumpa dan kenalan dengan para "investor". Yang semuanya mengharapkan CRASH. Lalu memborong saham dengan harga murah.
Tahukan kalian apa itu crash?? Dan apa akibatnya?
Crash dimana-mana akan diikuti dengan kerusuhan dan kekacauan. Baik dari ekonomi, sosial dan keamanan.
Moga-moga aja kalau terjadi crash, tidak seperti crash 98' yang menelan korban ribuan jiwa atau crash Ukraina yang menelan puluhan ribu jiwa bahkan belum lagi selesai.
Sekali lagi saya minta ke para " investor" janganlah berdoa dan mengharap terjadi crash. Sayangilah harta, saudara dan diri kalian.
Sorry kalau tulisan saya ini sangat tajam dan menyakitkan
Karena CRASH itu adalah darah dan air mata
Sistem ekonomi yang kita anut sekarang ini yang memang akan selalu memakan korban pak. Dan setiap saya kursus FA, kita selalu diingatkan akan siklus koreksi 10 tahunan ini. Jadi kalo bapak terjun ke saham, saya pikir bapak jg seharusnya mempersiapkan diri utk terjadinya koreksi ini. Saya sendiri sdh mulai berjaga-jaga dengan portofolio yang saya miliki skrg. Saya batasi diri saya utk ngga terlena dgn kenaikan saham yg terlalu tinggi, beli saham dgn utang, beli saham yang terlalu mahal, dan cara lainnya. Apa yang saya tulis di sini adalah dlm kapasitas sbg investor saham. Saya hanya menuliskan bahwa siklus 10 tahunan ini ada, dan sebaiknya kita mempersiapkan diri dr skrg. Tp pembahasan bapak sudah melebar ke mana2. Saya hargai pendapat bapak, tapi saya tdk akan bicara lbh jauh keluar dr topik ini. Terima kasih sdh membaca tulisan saya, pak. Semoga bapak semakin sukses dgn investasi sahamnya. Aamiin..
HapusSipp mbak V3.. Dan thanks atas doanya
BalasHapusSekarang mbak V3 udah mulai dewasa dan profesional
Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu menjaga mbak V3 dan keluarga.. Aminn
Terima kasih pak.. doa yang sama buat bapak dan keluarga ya... ☺ aamiin...
HapusMendoakan pasar crash dan meraih profit bukan tujuan investor sejati. Seperti mengharapkan hujan yg dtg tp ga siap sama banjirnya.
BalasHapusApakah saya mendoakan pasar saham crash? Anda sepertinya salah, pak. saya hanya memberikan warning bahwa "hati-hati lho, ada siklus koreksi 10 tahun di bursa, jangan sampai jadi korban". Ini ibarat saya tinggal di daerah yang sering banjir, dan ketika siklus musim hujan kira-kira akan tiba, saya mengingatkan tetangga2 saya, untuk berhati-hati agar jangan jadi korban banjir. Minimal kan bs selamatin barang2 yang penting lebih dulu sblm banjir datang. Saya ngga mungkin akan bisa 100% menghindari crash bursa, pak. Krn saya ngga mungkin berani keluar 100% dari saham, kecuali bila GDP growth menurun, inflasi di atas 10% atau BI rate di atas 10% (crash 98). Yang bisa saya lakukan hanya berjaga-jaga agar saya tetap pegang cash ketika bursa dalam keadaan bahaya. Dan sinyal TA weekly/monthly bagi saya cukup bisa diandalkan untuk menyelamatkan sebagian portofolio saya..
HapusMendoakan pasar crash dan meraih profit bukan tujuan investor sejati. Seperti mengharapkan hujan yg dtg tp ga siap sama banjirnya.
BalasHapusTopik menarik neh tentang crash bursa saham. Hemat sy begini : peluang crash itu (deep depression) bisa saja terjadi suatu saat kedepan, tapi peluang terjadinya adl lebih kecil dibanding kondisi recession (koreksi , perlambatan growth) yg lebih sering dihadapi sebagai fakta konjungtor (siklus) ekonomi. So bagi sy adalah lebih bijak dan urgent untuk bersiap menghadapi kondisi recession-ekspansion (buy-sell) sebagai value investor. Oh iyya dalam prakteknya dalam satu siklus tidak semua resesi itu akan menjadi depresi (titik nadir , crash.
BalasHapusDedy Muller
Topik menarik neh tentang crash bursa saham. Hemat sy begini : peluang crash itu (deep depression) bisa saja terjadi suatu saat kedepan, tapi peluang terjadinya adl lebih kecil dibanding kondisi recession (koreksi , perlambatan growth) yg lebih sering dihadapi sebagai fakta konjungtor (siklus) ekonomi. So bagi sy adalah lebih bijak dan urgent untuk bersiap menghadapi kondisi recession-ekspansion (buy-sell) sebagai value investor. Oh iyya dalam prakteknya dalam satu siklus tidak semua resesi itu akan menjadi depresi (titik nadir , crash.
BalasHapusDedy Muller
2008 kmrn bursa saham kita crash krn turun lbh dari 50% dalam setahun. tapi kondisi ekonomi indonesia tdk resesi, hanya sekedar kontraksi. bursa saham hancur krn asing pada butuh likuiditas dengan cepat, jadi mrk jual apapun yang bs dijual cepat. kondisi 98 beda dgn 2008. semoga kondisi 98 tidak akan pernah terulang lagi di indonesia. tp kondisi 2008, masih mungkin bs berulang. krn kalo asing sdh butuh likuiditas dengan cepat, harga saham akan turun dengan tajam.. dan semoga ketika terjadi kondisi seperti itu, kita tetap punya cash untuk dibelikan saham-saham yang bagus. aamiin..
Hapus"sesuatu yang naiknya fantastis, turunnya juga akan dramatis" Ini kalimat yang akan selalu saya ingat. Terima kasih.
BalasHapusMantaap mbak..!!
BalasHapusPersiapkan aja mbak, bursa saham kemungkinan akan crash..
Tapi klo menurut feeling saya sekitar pertengahan tahun 2019..
Jadi memasuki tahun 2019, siap² angkat koper cabut dari bursa saham.. ��