Jumat, 01 Juli 2016

bursa saham, QE, suku bunga ngatif...

Bismillah...

Saya kemarin2 itu mau nulis di blog, tentang LK Q1/2016 emiten2.
Tapi krn saya ngga punya waktu luang untuk nulis, saya pikir nanti aja stelah tax amnesty disah-kan oleh DPR.
Saya mau liat bgmn efek sentimen tax amnesty ke ihsg, soalnya kok seperti heboh bgt pd yakin bakal banyak dana asing yg mau masuk ke Indonesia gara-gara tax amnesty ini..

Dari yang saya baca, pelaksanaan tax amnesty di bbrp negara, hasilnya ngga sebagus perkiraan pemerintahnya. 
Dgn kata lain, jangan terlalu berharap banyak pd tax amnesty. 
Tapi karena ihsg memang lagi bullish, setiap sentimen positif bakal bikin ihsg terbang.. dan memang pd akhirnya, ihsg kembali ke 5000 lagi saat ini.. :)

Posisi saya tetap cash 100% (dlm USD). 
Saya ngga punya saham sama skali. 
Tiap bulan budget investasi saya belikan usd.. 

Jadi saat temen2 saya pd hepi krn ihsg naik tinggi, saya ya nyengir aja.. :) 
Karena fokus utama saya skrg adalah membeli saham di harga murah, sehingga saya bisa financial free dari deviden2 saham di masa mendatang.. 

Apalagi begitu melihat LK Q1/2016 emiten2, banyak yg jelek (sehingga harga sahamnya menjadi mahal, apalagi di ihsg 5000), sehingga saya sendiri memang ngga pengen beli saham utk investasi long term. 
Untuk trading jg males, krn saya pikir bursa saham sekarang udah ngga sehat, jd mendingan menjauh aja dulu dr saham...

Kenapa saya bilang bursa udah ngga sehat?

Ekonomi global lg susah. Beberapa negara sdh resesi.

Ekonomi amerika yang hancur gara-gara krisis 2008, sampai skrg juga belum pulih. Padahal sudah 3x melakukan QE. 
Suku bunga sudah mendekati nol. 
Tapi indeks saham dow jones dan S&P malah mendekati area all time high..
Bursa saham sekarang udah kaya arena judi, bukan investasi, karena setiap data ekonomi jelek, bursa bukan turun tapi malah naik (karena berarti The Fed tidak akan menaikkan suku bunga, malah bisa jadi akan membuat QE 4 atau membuat suku bunga negatif).

Di jepang, BOJ melakukan QE dan suku bunga negatif untuk menggenjot ekonomi, dengan tujuan melemahkan mata uangnya agar ekspornya terdorong, dan rakyatnya tertarik untuk membelanjakan uang lebih banyak (rakyat jepang karena mayoritas sdh berusia tua, lebih suka menabung daripada belanja). 
Tapi ternyata hasilnya malah mata uang jepang semakin menguat, bursa sahamnya semakin jatuh.. 
Deflasi di Jepang sdh berjalan sekitar 27 tahun, dan selama itu bursa sahamnya sdh turun 60% dari highest di 38.957 (thn 1989) menjadi 15,575 (closing juni 2016). 
Japan 10 year bond yield malah sudah jatuh di bawah 0% (sekarang minus 0,245%). 
Alias, bila anda beli obligasi dgn jatuh tempo 10 thn, maka di akhir thn ke-10 duit anda akan berkurang, bukannya nambah... 
Sesuatu yang sangat aneh untuk dilakukan krn kita hidup di Indonesia yang selalu inflasi tiap thn...

Di eropa, bank sentral eropa juga melakukan QE dan suku bunga negatif untuk melemahkan mata uangnya. 
Tapi ini belum juga bs menyembuhkan ekonomi eropa dari sakitnya..

Jadi, teori ekonomi yang saya pelajari sekarang ini sdh banyak yang tdk sesuai dengan keadaan ekonomi dunia saat ini.

Suku bunga negatif itu tidak mungkin dilakukan dlm sistem ekonomi yang berlaku sekarang ini. Karena perbankan butuh uang nasabah, untuk nanti diputar kembali menjadi kredit. Bila nasabah menabung di bank dan bukannya dapat bunga tapi malah uangnya dipotong, tentu nasabah akan males menyimpan uangnya di bank, lebih baik simpan sendiri di rumah. Kalo ngga ada nasabah yang menyimpan uang di bank, bagaimana bank bisa memberikan kredit...?
Memang suku bunga negatif saat ini belum dibebankan kepada nasabah, tapi kepada bank komersial yang menyimpan uangnya di bank sentral. 
Tapi lama-lama ini akan menjadi beban bagi bank komersial tsb. 
Yang saya sering baca, Deutsche Bank sekarang sudah berdarah-darah keuangannya, sehingga banyak yang menyebut Deustche Bank saat ini sbg The Next Lehman (bank yang ditutup di amerika ketika terjadi krisis 2008).
Apakah akan seperti itu..? 
Saya ngga tau.. liat aja nanti...

Jadi intinya, QE-QE yang sudah dilakukan untuk menyembuhkan ekonomi global, ternyata belum bisa menyembuhkan ekonomi. 
Tapi yang jelas, QE-QE ini sudah membuat banyak bubble di mana-mana, termasuk di bursa saham.
Suku bunga rendah juga mendorong orang untuk terus berutang, tanpa menghitung kapasitasnya dalam membayar utang.
Akhirnya pecahlah bubble properti di amerika.
Di cina, banyak kota-kota hantu. Properti di cina jg sdh bubble. Tapi belum pecah.
Indeks saham cina, sdh bubble dan sdh pecah. 
Bursa shanghai sdh turun dr 5000-an ke 2800-an. Ini pun masih bisa turun lagi ke-1000an (kata teman saya yang jago banget TA).
Jangan lupa, cina jg menjadi negara dengan tingkat utang yang termasuk tertinggi di dunia.
Utang cina sekitar 300% GDP-nya..

Seluruh dunia sdh terlibat utang dalam pembangunan ekonominya.
Termasuk Indonesia.
Dan utang itu dalam USD.
Ketika utang sdh jatuh tempo, maka utang harus dibayar. 
Dan bayarnya pakai USD, bukan pakai rupiah.
Itu lah kenapa saya menyimpan cash saya dlm USD, bukan dlm rupiah.
Minimal kalo ada gejolak dlm perekonomian, tabungan saya akan lbh terlindungi nilainya.

Untuk IHSG, saya liat secara chart daily, weekly, monthly masih bisa naik dulu, mungkin ke 5200-5300.
Tapi kalo sdh di situ dan ihsg mulai arah turun, harus hati-hati, karena saya liat ihsg berpeluang membentuk pola head and shoulder.
Pola head and shoulder ini sangat menyeramkan buat investor, karena begitu pola ini valid, maka harga saham bisa turun lumayan...

Saya sendiri masih yakin, bursa saham sdh di ujung masa keemasannya.
Upside jauh lebih sedikit daripada downside. 
Di ihsg 5000, maksimal naik hanya 500 poin. 
Tapi potensi turun yang saya liat, minimal 1000 poin. 

Amerika thn ini mengadakan pemilu presiden. 
Biasanya krisis di amerika terjadi di thn-thn pilpres ( minimal thn 2000 ketika dotcom bubble, dan 2008 subprime mortgage).
Kalo krisis, biasanya orang akan cenderung lari ke cash (USD), sehingga menurut saya, saat ini daripada saya beli saham, lebih baik saya simpan dlm USD dulu uangnya.
Nanti bila ada krisis, asing keluar, kurs USD naik, saham turun, di situlah nanti saya bisa memulai investasi saham untuk long term yang saya tunggu-tunggu selama ini...
Mudah-mudahan...

Untuk investor pemula yang baru terjun di saham, saya cm pesan, lebih baik skrg jangan beli saham untuk investasi jangka panjang. 
Lebih baik trading dulu. 
Minimal, begitu saham tembus ke bawah MA 60 atau MA 200 daily, lebih baik lgsg cuci gudang aja. Pegang cash.
Karena, takutnya nanti kena seret crash bursa.. dan itu sangat menyakitkan.
Kesempatan akan selalu ada di bursa saham.
Tapi untuk mendapat kesempatan yang baik, dibutuhkan kesabaran juga untuk menanti momentum yang tepat.

Saya skrg ngga mau sama sekali baca analisa2 yang nyuruh beli saham ini atau itu, dengan target sekian-sekian.
Karena saya ngga mau menyesal belakangan.
Susah payah saya ngumpulin uang dari investasi saham sejak 2008, jangan sampai dlm 2 thn uang itu tergerus habis.

Ok, mdh2an apa yang saya tulis ini bs bermanfaat buat yang lain.
Hati-hati menjaga portofolio sahamnya, ya..

Regards,
V3