Senin, 30 April 2012

SELL utk LSIP based on LK Q1/2012

LK Q1/2012 LSIP sdh keluar, dan EPS turun 24%. Saya rekomen SELL utk LSIP dulu, dan ngga akan hitung valuasinya sampai LK LSIP ada growth lg.. :)


Disclaimer is ON.. :)


Oya, dr info yang saya dpt, LK SGRO jg turun. Jd tampaknya saham CPO mesti disingkirkan dulu sementara waktu.. :)

Kamis, 26 April 2012

Perbandingan kinerja astra grup based on LK Q1-2012

Q1-2012 astra grup yang sudah keluar, menurut saya hasilnya agak mengecewakan, ya.. :(  yang bagus cm kinerja ASGR saja..

Perbandingan EPS growth (setahun terakhir) : 

ASII : EPS gowth 8%
UNTR : EPS growth 4,9%
AUTO : EPS growth 1,5%
AALI : EPS growth -42%
ASGR : EPS growth 56%

silakan dipelajari summary kinerja astra grup di bawah ini..




Q1-2012
ASII
UNTR
AUTO
Equity growth
6,5%
5,45%
5,3%
Current assets > current liabilities?
Ya
Ya
Ya
Sales growth
19,8%
18,9%
17%
Operating profit growth
6,12%
10,65%
-0,02%
EPS
1148
409
68
EPS growth
8%
4,9%
1,5%
PER
15,4
18,6
13
OPM
14,3%
13,1%
14,9%
NPM
11,8%
9,7%
13,4%
DER
1,01
0,64
0,56
ROE
27%
20,2%
23%
Arus kas operasi > laba bersih?
Tidak
Ya
Tidak
Fair value
70,900
                 30,800
Harga skrg
71,000
                 30,500
MOS
-0.14%
0.97%
AALI
ASGR
Equity growth
3,7%
5,9%
Current assets > current liabilities?
Ya
Ya
Sales growth
-6,6%
34,6%
Operating profit growth
-40,4%
66,33%
EPS
240
24,94
EPS growth
-42,2%
56%
PER
22,3
15,9
OPM
21,4%
10,6%
NPM
15%
7,8%
DER
0,24
0,83
ROE
17,9%
22,34%
Arus kas operasi > laba bersih?
Tidak
Tidak
Fair value
                    1,523
Harga skrg
                    1,590
MOS
-4%

Kamis, 19 April 2012

Artikel ini yang membuat saya meninggalkan trading saham dan mulai fokus ke investasi saham dengan menggunakan analisa fundamental..

Saya mulai trading saham sekitar bulan April 2008. Sebelumnya sempet belajar candlestick dulu dr buku Santo Vibby (dikasih temen kuliah) dan juga ikutan KDT (kursus dasar trading) di bwh Jclub (Eyang Ratman).

Sebelumnya, bulan Maret 2008, saya sempat beli buku "Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation)" karangan Andy Porman Tambunan.
Tapi namanya baru belajar, jadi apa yang dibaca kadang juga ngga langsung masuk ke dalam otak, cuma nempel sebentar, trs hilang lagi.. :)

Tahun 2010 awal, karena abis cut loss banyak di saham bakrie, saya mulai mencari tahu, trading style sperti apa yang sebenarnya cocok utk saya.
Akhirnya saya mulai baca-baca lagi semua buku ttg saham yang saya punya, termasuk juga bahan-bahan waktu saya ikut kursus dulu (sejak nyebur ke saham, saya banyak sekali ikut kursus2 saham, baik trading atau investasi, hampir tiap bulan nyaris selalu ada saja kursus yang saya ikuti).

Sampai akhirnya saya menemukan artikel ini lagi, dan artikel ini lah yang membuat saya jd terpacu untuk mendalami analisa fundamental, dan mulai meninggalkan trading.. 

Saya mau tulis ulang artikelnya di sini karena saya sangat terkesan dengan artikel ini, dan semoga bisa dibaca juga oleh yang lain. 

Saya sarankan sih untuk beli buku aslinya, karena banyak real story di buku ini, yang tidak kita dapatkan di buku2 saham yang lain.. :)

Tulisan ini dikutip dari buku "Menilai Harga Wajar Saham" kar. Andy Porman tambunan, hal 59 - 61, dengan judul "Smart Money".



"SMART MONEY"


Dalam sebuah resepsi, seorang teman bertanya tentang perkembangan saham UNVR (PT Unilever, Tbk.). Kebetulan dia bukan profesional di pasar modal dan baru kembali dari Jerman setelah menyelesaikan pendidikan. Jadi, wajar saja kalau tidak terlalu mengikuti perkembangan harga-harga saham di Indonesia.

Saya menjelaskan sebisanya dengan diakhiri sebuah pertanyaan, "Anda memiliki saham Unilever?"

Dia menjawab, "Oh.. ibu saya punya 100lot. Almarhum ayah saya membelinya sewaktu IPO dan masih disimpan di safe deposit box di bank. kalau tidak salah, ibu saya menerima deviden setiap tahun."

Saya tercengang mendengar jawaban itu. Lalu saya menyarankan agar dia segera mengkonversikan saham tersebut karena saat ini perdagangan saham tidak menggunakan warkat lagi. Sudah scriptless.

"Lagi pula UNVR akan melakukan stock split satu berbanding sepuluh. Nanti jumlahnya jadi lima ratus ribu saham," lanjut saya.

Alangkah bijaksana almarhum ayahnya. Beliau mewariskan sesuatu yang sangat berarti bagi kelanjutan hidup keluarganya. Salah satunya saham UNVR tadi. Bukan junk stock yang diwariskan beliau, tapi income stock. Seperti kita ketahui, UNVR cukup rajin membayarkan deviden tahunan. tetapi... tunggu dulu! Berapa jumlah saham si Ibu sekarang ini? 

Jika waktu IPO sang Ayah membeli 100lot, mari kita lihat history stock saham UNVR berikut.


  • 1 November 1982 : IPO @ Rp 3175,- per saham dengan nominal Rp 1000,- per saham. Berarti harga modal saham si Ibu adalah 100lot x 500 saham x Rp 3175,- = Rp 158.750.000,-
  • 11 Juli 1989 : saham bonus 1 : 6 (artinya, tiap 6 saham lama mendapat bonus 1 saham baru), berarti si Ibu mendapat tambahan 8333 saham, sehingga total saham yang dimilikinya menjadi 58.333 saham
  • 7 maret 1993 : saham bonus 6,688 : 100 (artinya, tiap 100 saham lama mendapat bonus 6,688 saham baru), berarti si Ibu mendapat tambahan 3901 saham, sehingga total yang dimilikinya menjadi 62.234 saham
  • 6 November 2000 :  Stock split 10:1 (artinya, 1 saham lama dipecah menjadi 10 saham, dan nilai nominal menjadi Rp 100,- per saham), berarti total saham yang dimiliki sang Ibu menjadi 622.340 saham
  • 15 September 2003 : Stock Split 10 :1 (artinya, 1 saham lama dipecah menjadi 10 saham dan nilai nominal menjadi Rp 10,- per saham), berarti total saham yang dimiliki sang Ibu menjadi 6.223.400 saham
Nahh... tentu Anda ingin tahu berapa nilai saham si Ibu sekarang? Per tanggal 13 November 2006, harga penutupan saham UNVR adalah Rp 5000,- per saham. Berarti nilai saham si Ibu sudah menjadi Rp 31.117.000.000 (dibandingkan Rp 158.750.000,- pada tahun 1982). Bayangkan! Rp 158juta (1982) vs Rp 31 Milyar (2006).

Sebenarnya, jika dihitung-hitung, harga UNVR sekarang ini harus dikalikan 100 (karena mengalami dua kali stock split), sehingga harganya adalah Rp 5000,- x 100 = Rp 500.000,- per saham jika dibandingkan dengan Rp 3175,- sewaktu IPO pada tahun 1982.

Bagaimana dengan deviden-deviden yang diterima si Ibu? 

Untuk tahun 2005, deviden final yang dibayarkan UNVR adalah Rp 200,- per saham. Berarti, si Ibu menerima 6.223.400 saham x Rp 200,- = Rp 1.244.680.000,-

Untuk tahun 2006, UNVR sudah membayar deviden interim sebesar Rp 120,- pada tanggal 11 Juli 2006, dan membayarkan lagi deviden Rp 80,- pada tanggal 18 Desember 2006, sehingga total deviden per saham UNVR tahun 2006 adalah Rp 200,-. Dengan demikian, deviden yang diterima si Ibu tadi untuk tahun 2006 adalah Rp 1.244.680.000,- (sama dengan tahun 2005).

Smart Money. Julukan yang pantas bagi almarhum Ayah.




Saya hitung dengan kalkulator CAGR, investasi senilai Rp 158.750.000 di thn 1982, menjadi Rp 31,1 Milyar di tahun 2006, artinya investasi itu bertumbuh rata-rata 24,58%/thn , selama 24 tahun.

Return 24,58%/thn ini mungkin tidak terlihat besar bagi trader2 yang suka mencari gain puluhan persen hanya dalam hitungan hari, tapi bila kita diamkan selama 24 tahun, hasilnya benar2 amazing..

Bahkan untuk deviden yang diterima pun (Rp 1,2 Milyar di tahun 2005 & 2006), sudah nyaris 10x lipat nilai awal investasinya. 

Akhirnya saya jadi mengerti mengapa long term investor seperti warren buffet bisa super kaya dengan metode buy and hold.. Karena selain nilai dari pokok investasinya terus berkembang, deviden yang ia terima pun akhirnya bisa di atas pokok investasinya. Dan deviden ini akan terus bertambah setiap tahun, selama perusahaannya terus mencetak laba...

Betul2 kekuatan bunga berbunga itu hebat sekali, ya.. :)


Regards,
- V3 -